42. Anak pembunuh!

1.6K 130 0
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️

Bumi, 4 September 2022. 19.50

♡•♡•♡

Hari yang baik mungkin bagi Iris, dia memaklumi sikap Rain yang kemarin. Ia tahu, lelaki itu sedang banyak masalah. Sebenarnya Iris sudah ingin membantu, tapi Rain menolaknya.

"Ris, nanti pulang sekolah ke rumah El ya?" Pinta Rain.

Iris mengangguk semangat, sembari menunjuk-nunjuk lengan Rain. "Beneran?" Tanya Iris memastikan sekali lagi.

"Iya sayang, ih gemess," Rain menarik kedua pipi Iris.

"El ih, nanti pipi Iris jadi molor!"

●▪︎●▪︎●
.
Sesuai janjinya, Rain benar-benar membawa Iris pergi ke rumahnya. Ia yakin jam segini pasti Narendra tak ada di rumah. Itu semua juga bujukan dari Amora, wanita itu sangat merindukan Iris.

Mereka perlahan melangkah memasuki rumah Rain, sepi. Sampai suara Narendra menghentikan keduanya.

Deg!

Rain meneguk salivanya susah, takut Narendra akan melakukan sesuatu yang buruk kepada Iris.

"Lihat siapa yang anak sialan ini bawa," Narendra bertepuk tangan sambil mendekati kedua remaja itu.

Suasana mendadak menjadi tegang, Rain langsung mengenggam erat tangan Iris. Perempuan itu memandang Rain tanpa suara, Rain sudah berkeringat dingin.

"Jangan sentuh dia," Rain membawa Iris ke belakang tubuhnya. Melindungi perempuan itu. Iris masih terdiam, tak mengerti arah pembicaraan mereka yang terkesan menyeramkan.

"Santai Rain, lihatlah putri Aiden ini," Narendra memandang Iris dari atas sampai bawah membuat Iris risih. Baru kali ini juga, Iris bertemu langsung dengan Ayahnya Rain.

"Perkenalkan saya Narendra Agnibrata," Narendra tersenyum smirk. Iris menganga tak percaya, sering ia mendengar nama itu di markas Alaskar. Rain sudah menatap Ayahnya bengis.

"Airis Oceana Winata, putri dari Aiden Cesario Winata," Narendra berjalan membelakangi mereka.

"S-siapa Om s-sebenarnya?" Tanya Iris dengan segala keberanian yang dia punya.

"Siapa saya? Belum kenal ya? Rain bisa kenalkan saya dengan putrinya Zefa ini?" Narendra tertawa kencang membuat nyali Iris menciut.

"Papa, cukup!" Peringat Rain.

"Diam atau saya akan membuat perempuan ini sama seperti Zefa!"

Dahi Iris mengernyit, sejak kapan Ayahnya Rain mengenal Mamanya, atau jangan-jangan?

"Narendra Agnibrata, ketua Scorpion?" Tanyanya terbata-bata.

"Ya saya, dan saya juga malaikat maut bagi Mama kamu," Narendra melempar sebuah foto yang pernah ia tunjukkan pada Rain sebelumnya.

Iris membekap mulutnya tak percaya, tubuhnya tiba-tiba saja melemas. Dia melepas tautan tangannya dengan Rain.

Bugh!

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang