41. Sebuah janji untuk kembali

1.1K 113 0
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️

Bumi,4 September 2022.16.41

♡•♡•♡

Iris memandang jalanan basah dari balik kaca mobilnya. Iris meminta Pak Supirnya untuk mampir ke rumah Rain dulu, untuk membawakan sedikit makanan.

Iris juga merindukan Amora, wanita yang sudah ia anggap sebagai bundanya sendiri. Dengan melangkah ragu, ia menghampiri gerbang rumah Rain yang sedikit terbuka. Namun langkahnya terhenti kala melihat Malika dan Rain yang berdiri tak jauh dari mobil Rain. Iris sudah menduga, pasti mak lampir itu pulang bersama Rain.

Melihat siluet Iris yang ada di gerbang. Malika refleks memeluk Rain erat.

Bruk!

Makanan yang dibawa Iris jatuh berhamburan. Dilihatnya Rain yang juga membalas pelukan Malika dengan lembut, ia memalingkan wajahnya, tak ingin melihat lebih jauh sebuah rasa yang sedang mereka ukir.

"Sejauh itu kita sekarang ya El?"

Akhirnya Iris memilih pergi, membiarkan Malika terus menguasai Rain. Padahal dibenak Iris, ada banyak hal yang ingin segera ia ketahui, namun tamparan akan realita selalu membuatnya kalut. Dan berakhir diam.

Hujan kembali membasahi bumi, Iris adalah pelangi yang menyukai hujannya. Tapi kini, ia membenci rintikan hujan itu karena sesosok manusia bernama Rain.

Rain melepas pelukan dari Malika selepas ayahnya pergi, ya dia membalas pelukan itu agar tak jadi perdebatan antara dirinya dan Narendra, Rain sudah lelah.

Samar ia mendengar suara deru mobil yang menjauhi Rumahnya. "Iris?" Gumam Rain lirih. Sementara Malika hanya tersenyum penuh kemenangan.

●▪︎●▪︎●

Rain nekat menemui Iris di kelasnya. Tidak peduli jika Narendra akan kembali memukul dirinya, yang penting dia harus menjelaskan semua yang Iris lihat kemarin.

"Iris!" Panggilan Rain menghentikan kegiatan makan Iris bersama Paula.

Terlihat wajah sumringah dari Iris, namun ketika mengingat kejadian kemarin, senyum Iris memudar.

"Kenapa Rain?" Tanya Iris berusaha agar tidak bersikap hangat pada Rain.

"Rain?" Tanyanya heran, ini bukan Iris yang biasanya. Iris manis yang ia kenal adalah perempuan yang selalu memanggilnya El.

"Iya, nama kamu Rain kan?" Paula juga menatap keduanya heran, mereka itu kan super bucin, tapi malah seperti musuhan.

"Aku pengen bicara sama kamu Ris," pinta Rain.

"Malika nggak akan marah kan nanti?" Pertanyaan menohok Iris membuat Rain diam.

"Aku bisa jelasin Ris, kemarin cuma salah paham," ujar Rain berusaha menjelaskan.

"Apa? Jadi itu alasan kamu menghindar dari aku selama ini?" Tanya Iris yang masih terlihat sinis.

Rain memghela nafasnya, memang benar itu semua salahnya. "Dengerin aku dulu Ris, tolong sekali ini aja."

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang