13. Kita yang sedekat jantung pada rusuk

1.6K 149 1
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️

Bumi, 17 Agustus 2022. 19.15

♡•♡•♡

Sesuai janjinya tadi, Rain mengajak Iris berkeliling kota Jakarta. Demi Iris, Rain rela meminjam helm milik Rangga. Ya maklum, namanya juga acara dadakan.

Iris memeluk Rain dengan posesif, seolah mengatakan kepada dunia bahwa Rain hanya miliknya, indahnya friendzone.

"Mau kemana Tuan putri?" Tanya Rain sambil melirik Iris melalui kaca spion.

"Kemana aja yang penting sama Elgarra," entah mengapa Iris lebih suka memanggilnya Elgarra daripada Rain.

"Toko boneka mau?" Iris mengangguk dengan semangat, ingin sekali ia membeli boneka unicorn yang dari kemarin Aiden tak kunjung membelikannya.

"Boleh El, nanti beli yang banyak ya?"

"Iya, sama penjualnya sekalian," sahut Rain.

"Gapapa deh, kali aja masnya ganteng hehe."

Rain mendengus kesal, jelas jelas dirinya itu lebih tampan.

Tak lama kemudian, sepasang remaja itu sudah berdiri di depan toko boneka.

"Yuk," Rain menggandeng tangan Iris.

Mata Iris berbinar, toko boneka itu sudah seperti surga baginya. Ia berjalan di antara rak rak yang berjajar, sedangkan Rain dengan setianya membuntuti Iris berjalan kemanapun.

"Mau itu, El," rengek Iris kepada Rain.

"Yang ini?" Rain mengambil salah satu boneka unicorn yang ada di rak atas.

"Iya, mau itu," ucap Iris manja.

"Jelek Ris," Rain memandang boneka itu kecut.

Iris menggerutu sebal, "Kok dibilang jelek sih, El jahat."

"Karna yang cantik itu cuma perempuan berkalung liontin mawar," ujar Rain tersenyum.

Iris langsung memalingkan wajahnya, tak ingin Rain melihat pipinya yang sudah memerah.

"Diem lo!" Sentak Iris. Rain hanya tertawa senang.

"Ambil aja Ris, mau beli setoko juga boleh."

"Kalau ambil mas mas kasir itu boleh nggak?" Tunjuk Iris kepada si kasir.

Rain melirik sinis, "NGGAK!" Tolaknya.

"Ini namanya Uni, boneka unicorn milik Iris," kata Rain.

"Kok namanya Uni?" Tanya Iris heran.

"U n I, kamu dan aku. Nggak pernah belajar bahasa inggris ya?" Ejek Rain.

"EL, BISA DIEM NGGAK!" Sumpah, pengen menghilang saja si Iris dari hadapan Rain.

"Haha, habisnya muka Iris lucu kalau jadi merah."

"Yaudah Uni, baik baik sama Momma baru kamu ya?" Ucap Iris kepada boneka barunya.

"Sini aku yang bayarin, kamu tunggu di luar aja," Perintah Rain.

"Kenapa? Nggak suka ya liat aku sama mas kasir itu?" Goda Iris.

Melihat muka Rain yang sudah kusam, Iris pun hanya menurut, dia menunggu Rain membayar bonekanya sambil duduk sendiri di kursi depan toko.

"Udah, yuk! Mau kemana lagi inces?"

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang