15. Sticky note kuning

1.5K 132 0
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️


Bumi, 19 Agustus 2022. 15.17

♡▪︎♡▪︎♡

Hari Rabu, hari dimana para gadis kelas 12 MIPA 2 banyak mengeluh karna pelajaran Olahraga yang mengharuskan mereka berjemur dibawah teriknya matahari.

Juga Iris dan Paula, keduanya sedang berjalan santai di koridor sekolah menuju loker mereka. Sepanjang jalan, Paula juga tak henti hentinya menggoda Iris karena mengetahui sahabatnya itu sudah mempunyai pacar.

"Ngaku lo, pasti Biru yang cepu kan?" Sewot Iris.

"Mana ada, gue itu punya indra ketujuh makanya serba tau," ucap Paula sombong.

Karna kesal, Iris langsung memiting Paula sampai di depan loker mereka.

"Eh ada sticky note apaan tuh Ris," Paula menunjuk sebuah kertas yang menempel rapi di loker Iris.

Iris langsung mencabut note itu, dibacanya sambil ia tersenyum sendiri.

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Paula berusaha mengintip tulisan pada sticky note kuning itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Paula berusaha mengintip tulisan pada sticky note kuning itu.

"Oh pantesan," Paula mengangguk paham.

"Udah yuk, udah di tunggu Pak Rama di lapangan, gue udah dapet nyawa 10 habis dapet ini dari El, hehe," Iris cengengesan tak jelas.

Paula mendumel sendiri dengan perasaan dongkol, pagi pagi sekali si Iris sudah membuatnya iri dengki. Dengan malas, ia mengambil seragam olahraganya dari lokernya sendiri lalu menyusul Iris yang sudah berjalan lebih dahulu dengan semangat yang membara.

●▪︎●▪︎●

"Huft, panas banget," keluh Iris. Dia sekarang tengah meregangkan kakinya yang terasa pegal di bawah pohon bersama teman-temannya yang lain.

"Lagi sakit lo Ris?" Tanya Nawa, salah satu teman Iris.

"Iya Ris, lo pucet banget, mau ke UKS?" Tawar Paula.

Dahi Iris mengernyit, lantas dia mengambil cermin milik Nawa, benar juga, bibirnya sedikit lebih pucat hari ini. Sebenarnya tubuhnya juga gampang lelah belakangan ini, entah mengapa dia juga tidak tau. Tadi saja, dia minta banyak istirahat kepada Pak Rama karena tubuhnya lemas, padahal ia sudah sarapan sebanyak porsi kuli pagi ini.

"Nggak usah, gue nggak papa, mungkin karna nggak pake liptint," Iris berusaha meengelak walau tak bisa dipungkiri tubuhnya juga lemas sekali.

Masih di bawah pohon rindang di pinggir lapangan, gerombolan ceciwi itu berghibah ria, masih ada satu jam pelajaran, tapi Pak Rama sudah pergi karna suatu pekerjaan yang mendadak.

"Nih," tangan seorang laki laki terulur memberikan sebotol air mineral kepada Iris.

Hafal dengan suara bariton itu, Iris menoleh. Tampak Rain dengan seragam yang tak terlalu rapi dan rambutnya yang menjuntai beberapa helai membuat dirinya semakin tampan.

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang