Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️Bumi, 1 September 2022. 19.50
♡•♡•♡
Pyarr!
Suara pecahan kaca menggema di seluruh ruangan, Rain yang baru masuk ke rumahnya terkejut tatkala mendapati banyak sekali berkas yang bertebaran di mana-mana.
Rain tersenyum garing, "drama apa lagi ini."
Rain ingin mengacuhkan keributan ini, namun sebelum dirinya benar-benar masuk ke kamarnya, dia mendengar Mora yang memohon dengan menyebut nama Aiden.
"Jangan Ren, Iris tidak ada sangkut pautnya dengan masalah antara kamu dan Aiden!" Bentak Amora.
Rain perlahan mendekati kamar orang tuanya. Tak ingin berpikiran buruk tentang sosok yang mereka bicarakan.
"KENAPA KAMU BELA MEREKA? MASIH CINTA KAMU SAMA MANTAN KETUA ALASKAR ITU?" Suara Narendra meninggi diiringi suara pecahan barang yang semakin menjadi. Ingin sekali Rain masuk dan memberikan bogeman mentah ke wajah Ayahnya, namun sekali lagi ia harus menahan dirinya supaya tak kelepasan.
"Jangan melakukan apapun lagi pada mereka Ren! Sudah cukup kamu membuat Aiden menderita di masa lalu dan sekarang putrinya? Hati kamu dimana Rendra?" Tanya Amora memelas.
"Rendra? Om Aiden? Masa lalu mereka?" Rain mencoba mencerna dan merangkai setiap kalimat yang dilontarkan Mamanya.
"Dengan membunuh Zefa itu nggak cukup Mor! Sekarang antara Aksara dan Airis, salah satu dari mereka juga harus menyusul Mamanya!" Narendra menyeringai seram.
Brakk!
Di ujung pintu sana, Rain sudah mematung dengan kepalan tangan hingga uratnya menonjol sempurna. Nafasnya menggebu, dadanya naik turun menahan amarah yang sedari tadi ia tahan. Persetan dengan Narendra yang mungkin saja akan memukulinya sehabis ini, dia tidak peduli.
"Narendra Agnibrata, bisakah kalian menjelaskan siapa kalian sebenarnya?" Ujar Rain berusaha tenang.
Prokk..prokk..prok..
Narendra bertepuk tangan sambil tersenyum. Sementara di sana Amora sudah bergetar ketakutan, tak bisa memprediksi apa yang akan suaminya lakukan pada anaknya.
"Hebat kamu, sejak kapan berani bersikap tidak sopan seperti ini?"
Plak!
Rain memegangi pipinya yang berdenyut nyeri akibat tamparan Ayahnya. Amora semakin histeris, segera ia memeluk tubuh anaknya, namun Rain tepis.
"JELASKAN PAPA! SIAPA KALIAN!"
Plak!
Tamparan kedua Rain dapatkan, menyebabkan darah segar mengalir dari sudut bibirnya.
"Jangan berbicara dengan nada tinggi padaku Rain!"
"Ren, udah," Amora berusaha Menjauhkan Narendra dari anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNIDADE [END]
Novela Juvenil"Ketemu kamu adalah salah satu momen sial dalam hidup aku, El." [SEQUEL AIDEN || BISA DI BACA TERPISAH] FOLLOW SEBELUM MEMBACA! - TERBIT- -SERIES ALASKAR 2- "Ketika lo mengenal Raino Elgarra lebih dalam, gue nggak tahu seberapa besar rasa benci yan...