10. Satu langkah lebih dekat

1.7K 173 1
                                    

Bantu promosikan cerita saya juga di sosmed kalian ya ☺️
SELAMAT MEMBACA ❤️

Bumi, sehabis hujan. 15 Agustus, 18.26

♡•♡•♡

"Aksa!"

"Hmm," Aksa berdehem cuek sambil menyeruput es jeruk yang ada di tangannya.

"Asli ya, lo itu waktu pembagian akhlak pasti baris paling belakang kan," ujar Deo sewot.

"Tapi waktu pembagian kekayaan gue ada di paling depan kan?" Sahut Aksa santai.

"Nah, terus kenapa pulpen gue lo colong lagi, lak, galak? Bisnis ngepet lo lagi bangkrut ya? Pulpen tiga ribuan aja lo colong," keluh Deo.

"Lo aja kali yang miskin, pulpen ceban aja bikin ribut."

"Mohon maaf ndoro Aksa galak, masalahnya lo itu udah sering ambil pulpen gue, akhlak lo dimana kuyang..." Deo mendikte setiap kalimatnya dengan penuh emosi.

"Ya seperti yang lo bilang, gue kekurangan akhlak," Aksa merebahkan dirinya di pojok warung sambil mengisap rokok, hanya disini dia bisa bebas, tak berani macam macam jika ada Aiden.

"Dasar setan!" Umpat Deo kesal.

"Maklum aja, si Iris kan belum keliling lagi," Biru ikut bersuara.

Ctak!

"NGOMONGIN APA LO PAKEK NAMA GUE HA?!" tiba tiba si Iris sudah berdiri di belakang Biru dengan wajah tak bersahabat.

"Eh, eheee, anu si Deo mau keliling lapangan sama lo," ujar Biru cengegesan.

"Sini lo Ru! Gue jadiin babi guling sekalian!" Ancam Iris.

"Ampun kanjeng ratu, gue cuma nglanjutin si Deo ngomong," ucap Biru memohon.

"HEH SEMBARANGAN LO PAKEK NAMA GUE! GUE CUMA NISTAIN AKSA BUKAN IRIS!"

"Diem lo!" Sewot Reynand

"Siluman es batu ngapain ngomong? Lo itu nggak diajak," cibir Biru.

Rey berdecak malas, entah, mungkin suasana hatinya sedang tidak baik hari ini. Biasanya, dia tidak akan ikut campur sekalipun mereka akan baku hantam.

"Sa," Panggil Iris sopan. Pasti ada maunya.

"Apa?" Sahut Aksa.

"Emm, gue pulang bareng El, ya?" Bibir Iris mengerucut sambil memasang muka memelas.

Nah kan...

Melody meraup wajah Iris kasar, "gausah sok manis lo king kong!"

"Diem lo Mel! Gue aduin juga ke papa," ujar Iris tak terima.

"Ck, dasar bocah ngaduan," decak Melody.

"Mau ngapain lo sama dia?" Kali ini Reynand yang angkat bicara.

"Gini bapak Rey, gue cuma mau ke rumahnya bentar, kata El, gue boleh kenalan sama Mamanya," Iris berusaha menjelaskan.

"Modus sih modus," cibir Elang.

ETERNIDADE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang