My Page

49 16 0
                                    

Cerita ini tidak banyak sedihnya, agak banyak nyeseknya. Setidaknya cerita ini memberi gambaran mengenai depresi, di mana mereka yang tidak merasakannya tidak akan mengetahuinya.

Ambil sisi positifnya, buang seluruh sisi negatifnya. Nantinya bakal ada adegan salah satu tokoh yang dengan terang-terangan aku gambarkan tengah melukai diri. Jika kalian tak berkenan, aku persilakan pergi:)

(Bakal aku kasih tanda ⚠️⚠️⚠️ di chapter yang ada adegan tersebut ya)

Harap bijak dalam membaca. Jangan mencoba untuk meng-copy cerita ini, karena cerita ini murni dari hasil pemikiranku sendiri~! Usahakan vote dan komen di setiap paragraf, sebagai tanda menghargai karya yang aku tulis~!

Boleh minta vote dan komentarnya? <3
Happy Reading<3

🪐🪐🪐

Semenjak aku kehilangan cintaku, aku kesulitan untuk mencari cara bagaimana aku dapat menyusun hati yang patah agar dapat kembali utuh.

Kisahku dengannya berhenti tepat saat aku memutuskan untuk pindah ke Seoul bersama Bunda, Ayah, dan adik perempuanku. Saat itu aku tidak tahu, haruskah aku menyebut perpisahan itu sebagai malapetaka atau justru takdir yang indah.

Singkat atau lamanya sebuah hubungan, menurutku melupakan tetaplah bukan hal yang mudah. Aku cukup lama terpuruk dalam masa lalu.

Sejauh itu aku tidak pernah meminta dia kembali, aku hanya meminta pada semesta untuk mengirimkan seseorang agar dapat merubah padang gersang penuh ilalang ini menjadi taman dipenuhi bunga warna-warni.

Aku tidak pernah menduga apa yang terjadi selanjutnya.

Semesta mengadirkannya untukku.

Seseorang yang dapat menyembuhkanku dari luka-luka pada masa lalu. Aku tidak pernah menunggu akan kehadirannya, melainkan semesta sendiri yang mendatangkannya untukku dan memintaku untuk menjaga sekaligus melindunginya.

Tbc

[Njm] OUR PAGE || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang