Page 02

30 18 8
                                    

Boleh minta vote dan komentarnya? <3
Happy Reading<3

Semalaman Jaemin tidak dapat tertidur karena Haechan mendengkur dengan sangat keras. Entah mengapa, dia lebih suka menyalahkan Haechan padahal dia tahu jika efek dari es americano itu yang tidak dapat membuatnya mengantuk.

Dia keluar kamar setelah selesai memakai pakaian sekolahnya yang baru. Mengenakan jas almamater berwarna abu-abu gelap sebagai outer yang dikombinasikan dengan celana panjang berwarna hitam.

Jaemin melihat Bunda Yoona dan Ayah Changmin yang sudah menyantap roti panggang di ruang makan, dia menolehkan kepalanya ke kanan-kiri saat tidak menemukan kehadiran Minju.

Jaemin mendekat ke arah mereka sambil menenteng tas ranselnya, lalu ikut duduk di sana dan menyantap roti panggang dengan olesan selai cokelat. Suasanya di ruang makan sangat hening, karena keluarga Na Jaemin menerapkan etika konsep selama makan harus diam.

Jaemin selesai lebih dahulu. Dia meneguk segelas susu putih yang masih hangat. Dirasa perutnya sudah terisi, dia menghampiri Bunda Yoona dan Ayah Changmin untuk berpamitan menuju ke sekolah.

"Jaemin berangkat dulu, Bunda," katanya, sambil mengecup punggung tangan Bunda Yoona setelah dia melakukan hal yang sama pada Ayah Changmin.

"Minju mana?"

"Minju sudah berangkat sebelum kamu keluar dari kamar," jawab Bunda Yoona.

"Tumben banget, biasanya ngaret," ucap Jaemin.

"Tadi Haechan yang ngajak bareng," timpal Ayah Changmin.

Jaemin manggut-manggut, dia awalnya sudah menduga jika Haechan-lah dalang dibalik semua ini. Bagaimana bisa remaja itu melupakannya, padahal Jaemin juga memiliki posisi sebagai murid baru di sekolah itu, Jaemin bahkan belum mengetaui kelasnya.

Awalnya Jaemin sudah memiliki niat untuk pergi bersama Minju, dia akan lebih mudah menemukan ruang kepala sekolah saat bersama Kim Minju, karena saat itu Ayah Changmin hanya mengajak Minju datang ke sana untuk mendaftarkannya dan si bungsu sebagai murid pindahan.

Oke, Na Jaemin, lo bisa gampar Haechan nanti.

"Mau ayah antar, Bang? Biar sekalian ayah berangkat kerja," kata Ayah Changmin. Pria itu baru saja menyeruput secangkir kopi pahitnya.

"Jaemin berangkat sendiri aja," balas Jaemin.

Setelah mendapat anggukkan dari Bunda Yoona dan Ayah Changmin, dia langsung melenggang pergi dari hadapan keduanya sambil membawa tas ranselnya yang sudah tersampir pada pundak sebelah kanannya.

"Hati-hati, ya, Bang, awas nyasar," kata Bunda Yoona saat melihat Jaemin mulai melangkah pergi. Jaemin menolehkan kepalanya, dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

🪐🪐🪐

Jaemin menuju ke sekolah dengan berjalan kaki, lagi pula letak sekolahnya yang baru tidak terlalu jauh dari rumah, dia hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di sana.

Dia memperlambat langkah kakinya saat melihat kedai kopi dan chapssaltteok yang sempat dia datangi semalam, dia juga baru menyadari letak kedai itu tidak terlalu jauh dari rumahnya.

Semalam dia begitu kelelahan, itu yang menjadi efek untuknya, karenanya Jaemin tidak begitu memedulikan sekelilingnya.

Sebuah gedung yang menyembul tinggi sudah terlihat pada kedua netranya, dia menyeberang jalan raya terlebih dahulu sebelum dapat sampai di sana.

Perasaan Jaemin mendadak menjadi tidak enak saat tidak menemukan satu pun murid di sana, dia juga melihat gerbang sekolah barunya sudah terkunci dari dalam.

[Njm] OUR PAGE || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang