Page 25

10 10 0
                                    

Na Jaemin masih setia menemani Hannah yang belum juga reda tangisnya. Im Nayoung baru saja diminta pulang oleh Siwan dan Jinah dari rumah sakit.

Si Bungsu Im sama sekali tidak mengatakan apa-apa semenjak tiba di rumah. Sorot matanya begitu kosong meski raut wajah Nayoung sama sekali tak berekpresi, dia hanya duduk di samping Jaemin sesekali menundukkan kepala.

Jika ditanya apa Im Nayoung memiliki perasaan, tentu saja iya. Na Jaemin sudah beberapa kali menemukan air mata yang terbendung, namun Nayoung sama hebatnya seperti Diera. Nayoung menyimpan perasaan sedihnya sendiri, tak membiarkan semesta tahu jika dia juga merasakan kehancuran.

Genangan darah yang berada di kamar Diera sudah dibersihkan beberapa menit lalu oleh Dokter Moon dan beberapa staff medis.

Dokter Moon merupakan dokter yang menangani Diera akhir-akhir ini, dia seorang psikiater yang telah banyak membantu Diera dalam penyembuhan depresi dan panic attack yang diidap gadis Im.

Dokter Moon nyaris tidak percaya apabila Diera kembali melakukan percobaan bunuh diri, andai tidak mendapat telepon dari Hannah, Dokter Moon tidak akan bergegas menuju rumah sakit untuk memastikan kondisi Diera.

Im Diera, gadis itu kritis.

Hanya Jaemin dan Hannah yang mengetahui kabar ini, sedangkan Shuhua, Yuqi, dan teman-teman baik Diera sengaja tak diberi tahu. Jang Hannah menahan diri untuk tidak menceritakan hal ini, terutama pada Lee Jeno.

Moonbyul tidak lain adalah Dokter Moon, membiarkan seluruh atensinya terarah pada ketiga remaja yang tengah duduk di ruang tengah setelah dia melangkahkan kaki keluar dari kamar mandi, pandangannya menyorot iba.

Ruang tengah hanya diisi oleh isak tangis Hannah yang terdengar memilukan. Kemudian Na Jaemin berhasil membuat Dokter Moon mengalihkan seluruh pusatnya.

Laki-laki itu rupanya. Dokter Moon mengulum bibir.

"Na Jaemin."

Mendengar namanya disebut, Jaemin mendongak.

"Ikut saya sebentar."

Jaemin dibuat bertanya-tanya ketika Dokter Moon spontan melangkah keluar, namun kala benaknya dapat menangkap maksud isi kepala Dokter Moon, laki-laki Na segera beranjak dari sana.

Tampak dokter perempuan pemilik gigi kelinci itu berdiri membelakangi Jaemin sembari melepas kedua sarung tangan latex-nya dengan berhati-hati.

"Dokter," panggil Jaemin pelan.

Dokter Moon menolehkan kepala, dia tak kunjung berbalik karena masih disibukkan dengan sarung tangan itu.

Jaemin menunggu, setelah Dokter Moon membuang sarung tangan itu, tampak dia mencuci tangannya menggunakan hand sanitizer, Dokter tersebut segera berjalan mendekat ke arah laki-laki Na.

Perempuan itu lantas membuka maskernya—dia menjaga jarak, wajahnya terlihat kecil, parasnya cantik sekaligus tampan, memiliki hidung yang tidak terlalu mancung bak paruh burung, namun sedikit runcing pada bagian ujung, matanya monolid tetapi sekilas terlihat galak.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Njm] OUR PAGE || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang