Page 11

12 9 2
                                    

"Abang habis dari mana? Kata Ningning, abang main sama cewek lain?"

Jaemin lupa belum mengatakan pada Bunda Yoona dan Ayah Changmin jika dia sudah tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Ningning. Pertanyaan Ayah Changmin seolah menuntutnya untuk menghargai perasaan gadis itu, padahal hari-hari sebelumnya justru Ningning yang tak pernah dapat menghargai perasaannya.

Na Jaemin sudah membayangkan bagaimana dramatisnya gadis ini mengadu pada Bunda Yoona, mungkinkah Ningning tak sengaja bertemu dengannya kala bersama Diera di Sungai Han tadi? Tentu gadis ini pasti mengarang cerita yang tidak-tidak pada kedua orang tuanya dengan menjadikan Jaemin sebagai tumbal.

"Iya, Jaemin main sama Diera tadi sore setelah lihat turnamen basket sama Haechan," jawaban Jaemin membuat Ayah Changmin menautkan kedua alis.

"Jaemin sudah putus sama Ningning satu minggu lalu."

Kemudian, ucapan Jaemin yang selanjutnya spontan membuat Bunda Yoona dan Ayah Changmin saling menukar pandang. Atmosfer berubah, Jaemin bisa merasakan itu.

"Benar, Ningning?"

"Kenapa putus?" Bunda Yoona ikut bertanya. Ningning tidak menjawab, kepalanya menunduk sembari memainkan jari yang saling bertautan.

"Karena abang memang sudah enggak cocok sama Kak Ningie," sahut Minju, dia berjalan keluar dari kamar, menuju ke dapur untuk mengambil minum. "Bunda tahu enggak, abang sama Kak Diera lebih cocok."

Menghela napas malas, Jaemin tidak lagi mengindahkan orang-orang yang ada di sana. Dia memilih untuk masuk ke dalam kamar. Ningning tampak seolah ingin berteriak memanggilnya, tapi entah kenapa mulut gadis itu terasa sulit untuk terbuka.

Sekecewa itukah Jaemin kepadanya?

Tidak ada yang perlu untuk ditanyakan, kedatangan Ningning menemui Jaemin hanya sekadar ingin untuk memperbaiki hubungan mereka, setidaknya Ningning ingin Jaemin kembali bersamanya seperti dulu lagi.

Iya, Ningning ingin kembali menjadi kekasih Na Jaemin. Ning Yizhuo merasakan kekosongan yang sangat setelah Jaemin tak lagi menjadi bagian dari dunianya, dekat dengan Zhong Chenle yang merupakan anak dari pasangan suami istri kaya raya tidak membuat Ningning bahagia.

Awalnya Ningning memang mendapat apa yang dia mau, tapi semakin hari dia sendiri yang merasa jika Jaemin memang tidak dapat dia gantikan dengan siapa pun, termasuk Chenle.

Namun jika Jaemin memang menginginkan Ningning enyah dari dunianya, akan Ningning lakukan itu untuk kebahagiaan Jaemin. Meski sulit.

Sementara itu setelah Na Jaemin masuk ke dalam kamar, dia tak melakukan apa-apa selain merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menyalakan ponselnya. Netranya terus memandangi sebuah foto selfie yang dia ambil bersama Diera beberapa jam lalu.

Jaemin tersenyum, tampak Diera menatap ke arahnya dengan tersenyum lebar, padahal foto itu akan terlihat dua kali lebih indah jika Diera menatap ke kamera. Tidak apa, bagaimana pun Jaemin tetap suka.

Jaemin menekan simbol titik tiga di ujung atas kanan layar ponsel.

Setel sebagai wallpaper.

🪐🪐🪐

Sinar dari lampu mobil itu menyorot gadis yang sedang menunduk dengan memeluk raganya sendiri di bawah jutaan tetes air hujan yang cukup deras, di depannya ada seorang laki-laki yang cukup Jaemin kenal terlihat tengah menatap gadis itu tanpa ekspresi.

Wajah dan pakaian kedua remaja itu sudah tentu basah. Namun mengapa mereka harus berdiri di bawah hujan? Ada baiknya mereka berteduh untuk sementara waktu, menunggu hujan hingga reda.

[Njm] OUR PAGE || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang