Page 15

13 9 0
                                    

Im Diera tercekat ketika merasa seseorang memeluknya dari belakang. Menghirup wangi rambut lurusnya, lalu meletakkan dagu pada salah satu pundaknya. Na Jaemin, lagi-lagi dia datang. Memang paling benar Jaemin merupakan rumah untuknya.

Padahal setelah Diera sadar, laki-laki Na berkata padanya tidak akan mengikutinya selama dia ingin menghabiskan waktu bersama Hannah sepulang sekolah. Tidak tahu ke mana sahabatnya itu, katanya ingin memesan dua ramen namun tidak kunjung kembali.

"Na—"

"Aku enggak mau jauh dari kamu."

Diera berbalik, menatap netra hitam itu lekat hingga membuat Jaemin harus melepas pelukannya. "Aku minta maaf, aku sedang tidak baik-baik saja untuk saat ini."

"Justru itu, aku datang cari kamu." Mata Im Diera mulai memanas.

"Aku ingin lihat kamu bahagia, terutama saat bersamaku."

"Aku ingin, Na ..." jawab Diera cukup pelan.

"Kalau gitu, detik ini kamu harus bahagia. Kamu sudah menyelamatkan banyak orang, tapi apa ada yang menyelamatkan kamu?"

"Kamu orangnya, Na ... kamu." Suara Diera terdengar lirih, dia tidak dapat menahan air matanya lagi, dia menangis. Setiap tetes itu sudah cukup memberi jawaban atas seluruh pertanyaan dari Na Jaemin.

"Im Diera, kamu enggak perlu banyak berharap pada orang-orang untuk peduli, di sini ada aku. Cukup aku yang peduli sama kamu."

"Na ..." Gadis itu sesenggukan, semakin deras pula tangisnya. Tidak tahu sebanyak apa dia merasa sudah menyusahkan Jaemin, sosok yang baru saja hadir dalam hidupnya namun malah ikut terkurung dalam seluruh kesedihannya

"Maaf," ucapnya di sela isakannya. "Ma-maaf, jika aku sering buat kamu susah." Na Jaemin memberi pelukan, membiarkan Diera menangis dalam dekapannya.

"Kamu ngomong apa? Aku enggak ngerasa kamu begitu."

Mendengar itu, tangis Diera semakin deras.

🪐🪐🪐

Im Diera tidak tahu lagi apa yang akan terjadi padanya setelah ini, tidak masalah jika dia mendapat perlakuan tak baik dari Jennie. Hanya saja, dia cukup takut apabila Bibi Lee memintanya untuk berhenti bekerja di kedai setelah kejadian Jennie Kim dikeluarkan dari sekolah, hanya Jennie sedangkan Irene mendapat skors selama tiga hari.

Mengetahui itu, Diera tak berhenti berpikir. Kepalanya terus dihantui dengan kegelisahan yang berkecamuk sedari tadi. Entahlah—arghh! Diera pusing!

Diera memutuskan untuk pulang dari rumah Jaemin setelah belasan menit berada di sana, sempat mendapat tawaran dari Jaemin agar diantar pulang, namun Diera tetep kekeh ingin pulang sendiri. Lagi pula, dia tidak akan pulang ke rumah. Kedua kakinya bahkan masih melangkah dengan lebar, tujuannya kali ini adalah rumah Yeh Shuhua.

Ini hanya kebetulan, sungguh.

Diera melihat Shuhua baru saja keluar dari pusat perbelanjaan terkenal di Seoul sembari membawa beberapa bingkisan di tangan kanan-kirinya. Gadis Im berlari, menghampiri Shuhua. Kemudian, tangannya terulur—menahan satu lengan gadis itu.

"Apa yang baru saja kamu lakukan?"

Shuhua tampak bingung, awalnya wajahnya memang berseri ketika melihat kehadiran Diera, tak berselang lama Shuhua justru memampang wajah dengan raut penuh tanda tanya.

Shuhua tahu. Pikirnya Diera pasti sedang bertanya mengenai hal apa saja yang baru dia lakukan ketika di dalam pusat perbelanjaan. "Gue baru saja beli pakaian—"

[Njm] OUR PAGE || Sudah Terbit✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang