Sebagai orang yang terbiasa tinggal sendiri dengan jadwal yang padat, Sehwi selalu bangun pagi untuk menyiapkan sarapan sebelum bersiap-siap ke kantor. Hal itu dilakukannya hampir setiap hari, kecuali pada hari libur di mana terkadang ia tidak membuat sarapan karena menyatukan makan pagi dan siangnya setelah berolahraga di taman yang terletak tidak jauh dari apartemen. Hidup Sehwi kadang terasa monoton, tapi gadis itu tidak mempermasalahkannya karena ia memang menyukai hal-hal yang sudah tersusun sesuai dengan jadwal. Mungkin hal itu pula yang membuatnya tidak memiliki waktu untuk menghabiskan waktu keluar bermain dengan teman kantor, menjadi orang yang terkucilkan karena tidak pernah bersosialisasi.
Saat sedang asyik memotong sayur dan buah untuk diblender, bel pintu apartemen Sehwi berbunyi. Gadis itu buru-buru mencapai intercom untuk melihat siapa tamunya pagi ini, meski kepalanya memikirkan Jun yang sempat berjanji untuk membawakannya makanan buatannya semalam. Namun ekspetasinya itu harus ditelan bulat-bulat karena bukannya Jun yang ia dapati berdiri di depan pintunya, melainkan seorang perempuan dengan sebuah koper besar di sisinya.
Sehwi mengerutkan dahi. Kedua matanya menyipit memandang layar intercom hingga perempuan di depan pintunya itu memajukan tubuh untuk menatap kamera lebih dekat.
"Yaa! Shin Sehwi! Ini aku Ahn Yujin! Kau ingat aku, kan?"
Tubuh Sehwi menegang. Kedua kakinya bahkan tidak bisa bergerak menuju pintu selama beberapa saat. Pikirannya runyam seketika, keheranan mendengar dan melihat perempuan bernama Ahn Yujin itu lewat intercom.
"Yaa! Sehwi! Kau bilang pintumu selalu terbuka untukku, kan!?" Sahut Yujin lagi menyadarkan Sehwi untuk segera membuka pintu meski perasaannya sangat ragu.
"Wah gilaaa!! Ini masih musim semi tapi rasanya panas sekali!" Yujin mengeluh, menyeret kopernya masuk ke dalam apartemen begitu Sehwi membuka pintu.
Perempuan itu tampak tidak peduli dengan raut wajah Sehwi yang keheranan menatapnya, malah sibuk memperhatikan apartemen Sehwi yang cukup bagus untuk ditinggali. Semua barang-barangnya pun bersih dari debu, rapi seperti apa yang sudah diekspetasikan Yujin hingga perempuan itu mengangguk-anggukkan kepala seperti juri kontes kebersihan apartemen.
"K-kenapa kau ke sini?" Tanya Sehwi kaku setelah menutup pintu apartemen, masih memperhatikan Yujin dari pintu masuk, membiarkan perempuan berambut sebahu itu menyandarkan tubuh di atas sofa ruang tamunya dengan dua mata yang masih menjelajahi isi apartemen.
"Aku sudah cerai dengan Kak Seungcheol." Jawab Yujin terlampaui santai, tidak mengindahkan Sehwi yang langsung berlari menghampirinya dengan dua mata terbelalak.
"Yaa! Kau serius!?"
"Seperti yang kau duga, kan?" Tanya Yujin retoris, nyengir kepada Sehwi yang merasa tertohok di hadapannya.
"Kedua orangtuaku masih ngambek, jadi aku tidak bisa pulang ke Ulsan. Tidak apa-apa, kan, kalau aku mengungsi di sini dulu?" Yujin kembali berkata, sedikit menuntut di akhir pernyataannya hingga membuat Sehwi tergagu.
Ahn Yujin. Perempuan yang tengah duduk di sofanya, bersebelahan dengan koper besar yang dibawanya itu adalah sahabatnya--mantan sahabat--karena terakhir kali mereka berkomunikasi adalah dua tahun yang lalu setelah Yujin menikahi seorang pria bernama Choi Seungcheol. Pernikahan yang tidak pernah direstui Sehwi hingga hubungan keduanya memburuk sampai sekarang.
"S-sejak kapan kau cerai?"
"Kemarin." Jawab Yujin santai, tersenyum kecil melihat wajah Sehwi yang pucat pasi. "Kau benar soal Kak Seungcheol, Sehwi. Seharusnya kau bisa jadi peramal! Harusnya kau jadi peramal sejak dulu jadi aku bisa mempertimbangkan omonganmu!"
"Dia melukaimu?"
"Melukai hatiku." Kata Yujin sambil menyentuh dadanya, lalu tertawa kecil karena geli dengan tingkahnya sendiri. Tawa yang segera lenyap karena Sehwi masih memasang tampang serius di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend [Complete]
FanfictionPersahabatan Shin Sehwi dan Ahn Yujin berakhir sejak kehadiran Choi Seungcheol. Namun, dua tahun kemudian Yujin hadir kembali di kehidupan Sehwi saat ia mencoba mendekati tetangganya yang bernama Moon Junhwi.