Worst

47 11 0
                                    

Kondisi Yujin bukannya membaik, perempuan itu makin sering menangis akhir-akhir ini dan Sehwi makin stress pula untuk mencari cara menenangkan sahabatnya itu. Meski tidak ingin menyusahkan Jun, terkadang Sehwi meminta bantuan pria itu untuk menjaga Yujin saat ia sedang bekerja. Sehwi juga menghubungi Mina, yang beberapa kali menginap agar bisa fokus menemani Yujin.

Sehwi sebenarnya tidak bisa memahami mengapa Yujin bisa segila itu. Padahal Seungcheol sudah melakukan berbagai hal buruk. Ia juga pernah mendengar penjelasan Yujin yang bercerita tentang hasil konsultasinya dengan seorang Psikolog, tentang kepala Yujin yang belum terbuka lebar untuk menerima kenyataan yang ada. Rasa cintanya terlalu besar untuk Seungcheol, sehingga masih memikirkan kesempatan untuk kembali. Agak sulit untuk diterima nalar Sehwi, tapi bagaimana pun juga ia bukanlah Yujin. Ia tidak tahu apa yang dirasakan Yujin.

Taehee

Minggu depan aku akan
ke Seoul untuk
menjemput Yujin

Sehwi

Dia sudah oke?

Taehee

Sudah.
Aku paksa biar
dia bisa liburan sesaat

Sehwi

Mina masih di apartemen
Katanya Yujin selalu ngecek ponsel
Berharap Seungcheol menghubunginya

Taehee

Susah, Sehwi...

Sehwi

Aku tahu...

"Keningmu, Kak."

Sehwi terperanjat saat sebuah suara menyapanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehwi terperanjat saat sebuah suara menyapanya. Ia tengah berada di pantry, duduk sambil menatap ruang chatnya dengan Taehee saat Seungkwan duduk di hadapannya sambil tersenyum manis. Meski tahu Seungkwan masih menyukainya, Sehwi tetap tidak bisa membalas senyum pria itu. Malah makin mengerutkan kening, memberikan Seungkwan tatapan penuh tanda tanya.

Senyum Seungkwan pun langsung luruh, ia jadi kikuk sekaligus takut mendapati raut wajah Sehwi yang tidak ada manis-manisnya.

"M-maaf, Kak. Maaf sudah mengganggumu." Ucap Seungkwan sambil menggulum bibir.

"Tidak. Memangnya keningku tertekuk sekali, ya?" Tanya Sehwi kemudian, mengelus keningnya yang tidak lagi berkerut.

Seungkwan mengangguk, merasa lega karena Sehwi tidak marah seperti yang dipikirkannya. Ia pun merilekskan tubuh, sedikit memajukan tubuh agar bisa menatap Sehwi lebih dekat. "Ya. Tadi tertekuk sekali. Kau lagi banyak pikiran, Kak?"

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang