A Lone Wolf

194 18 4
                                    

Sehwi menyeruput Ice Americano-nya dalam diam dengan pikiran yang berkelana membayangkan kegiatan yang ingin dilakukannya begitu sampai di rumah. Jam pulangnya memang masih lama tapi Sehwi suka merencanakan kegiatannya di kepala, sekalian mengalihkan fokusnya yang sempat terpaku pada beberapa teman kerjanya di pantry saat ia membuat kopinya sendiri. Teman kerja yang entah bisa disebutnya sebagai teman atau bukan. Pasalnya Sehwi hampir tidak pernah ikut bersosialisasi, ia lebih suka sendiri dan berbicara secukupnya untuk menghindari drama. Sayangnya, sikapnya itu malah memberikan arti sebaliknya bagi orang-orang kantor.

"Sehwi? Kau tidak makan siang?" Tanya seorang pria berjas hitam yang baru keluar dari ruangan tepat di belakang kubikel Sehwi. Langsung saja gadis itu menoleh, tersenyum tipis kepada managernya tersebut.

 Langsung saja gadis itu menoleh, tersenyum tipis kepada managernya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah, Pak Jeonghan. Bapak sendiri?"

Pria bernama Jeonghan itu mengerutkan dahi. "Kau tidak diundang makan siang oleh Lee Chan? Bukannya dia mau mentraktir divisi kita makan siang hari ini?"

Kedua alis Sehwi terangkat, bersamaan dengan dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Pantas saja teman-teman satu divisinya berkumpul di pantry. Ia bahkan tidak disapa atau diajak, jadi perkataan Jeonghan itu membuat Sehwi tertohok.

"Ah... begitu." Kata Sehwi sambil menggaruk tengkuknya. Sikapnya yang kikuk pun membuat Jeonghan sadar kalau salah satu karyawannya tersebut tidak diajak.

"Ayo! Pergi bersamaku!" Seru Jeonghan penuh semangat, menepuk-nepuk pundak Sehwi pelan agar gadis itu cepat berdiri dari bangku.

"T-tidak, Pak. Ada kerjaan yang harus saya selesaikan." Sehwi beralasan, memperlihatkan kertas-kertas yang tersusun rapi di atas mejanya, yang siap ia teliti satu per satu sebagai acuan laporan yang akan ia kerjakan hari ini. "Tadi saya izin ke Chan kalau saya tidak bisa ikut makan siang."

Tentu Jeonghan tidak percaya dengan alasan itu dan meski tahu Sehwi tidak diajak, ia tetap menepuk bahu gadis berkemeja putih itu untuk berdiri dari bangkunya. Sebagai manager, ia tidak suka dengan sikap bawahannya yang pilih kasih dalam berteman--apalagi menurutnya Sehwi tidak punya sifat yang buruk. Sehwi malah menjadi salah satu karyawan yang sangat rajin dan bertanggungjawab atas tugasnya. Mengajak Sehwi yang tidak diundang atas namanya bukan sesuatu yang salah pikir Jeonghan.

"Kalau kau tidak ikut, bonusmu akan ku potong." Ancam Jeonghan mau tak mau membuat Sehwi berdiri dari bangku dan berjalan bersisian dengan managernya itu dengan rasa yang sangat canggung menuju pantry.

Ia tidak bisa membayangkan pemikiran teman-temannya setelah ini dan berharap bisa menghilang di dunia selama beberapa saat.

~~~

Sorotan mata teman-temannya tidak bisa berbohong. Sehwi bisa merasakannya dengan jelas kalau mereka tidak suka atas kehadirannya yang tidak diundang. Kalau saja ia bisa berkelit dengan Jeonghan, tentu akan dilakukannya untuk menghalau rumor yang bisa saja tumbuh setelah kejadian hari ini. Sayangnya, managernya itu cukup keras kepala, jahil, dan punya ribuan ancaman yang tidak bisa dihindari Sehwi. Ia pun tidak bisa makan banyak, padahal Jeonghan sudah menyuruhnya untuk meraih banyak side dish. Selain sudah makan, Sehwi tidak enak dengan Chan yang daritadi meliriknya kikuk.

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang