Drunk

67 13 0
                                    

"Aku tahu kau akan marah, Kak. Tapi, aku tetap ingin memberitahukanmu soal komunitas yang aku dapatkan di Facebook." Seungkwan tiba-tiba berkata dengan cepat di depan ponsel, kedua tangannya bergerak mengetik sesuatu di sana, terhenti setelah ponsel Sehwi bergetar tanda pesan masuk.

"Itu nama komunitasnya. Mungkin, suatu saat, temanmu membutuhkannya." Kata Seungkwan lagi sambil menaruh ponsel di atas meja, menatap Sehwi yang bersikap tak acuh sembari menyantap makan siangnya di sebuah restoran yang berada tidak jauh dari kantor mereka.

"Ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya... aku kelewatan batas, sih." Ucap Seungkwan awkward, melipat bibir lalu meraih alat makan untuk meredakan rasa tidak enak yang muncul di dada akibat aksi diam Sehwi yang tidak diharapkannya.

Sedangkan, Sehwi yang tak acuh menahan diri untuk tidak melongos dan berupaya fokus menghabiskan makan siang agar bisa kembali ke kantor untuk menyibukkan diri. Sekalian lepas dari Seungkwan yang selalu mengikutinya saat istirahat. Seperti sekarang. Sehwi jelas paham alasan sikap Seungkwan, tapi yang tidak dipahaminya adalah mengapa Seungkwan keukeuh mengejarnya padahal sudah berkali-kali Sehwi menolak cintanya. Sehwi bahkan tidak segan bersumpah serapah di depan Seungkwan, tapi pria itu malah tersenyum seperti orang bodoh saat mendengarnya dan berkata, "kau lebih baik sering-sering mengungkapkan emosimu, Kak. Jangan dipendam."

"Akhir-akhir ini kau lesu sekali, Kak. Aku khawatir kehadiran sahabatmu itu menyerap seluruh energi positif yang kau punya." Kata Seungkwan yang diamini Sehwi di dalam hati. Tapi bukan hanya Yujin yang membuat energinya terkuras, pria yang barusan bersuara pun salah satu pelakunya.

"Katanya kalau kita bersama orang yang sedang sedih atau stress, energi negatif dari mereka juga akan terserap oleh kita." Lanjut Seungkwan tanpa memperdulikan raut wajah Sehwi yang tidak berubah sejak keduanya duduk bersama di meja itu. Raut kosong, tak berekspresi.

"Kalau Kak Sehwi butuh teman jalan... em... aku bis--"

Sehwi menghentakkan sumpitnya di atas meja tiba-tiba. Bukannya kenyang, ia malah merasa telinganya memanas mendengar omongan Seungkwan yang makin mendidihkan darah. Rasa lapar yang dari pagi menyerangnya hilang sudah sampai ia menyandarkan tubuh di atas kursi, bersidekap memandang makanannya dengan tajam.

"M-m--"

"Sebentar malam kau kosong?" Tanya Sehwi memotong ucapan Seungkwan, ditatapnya pria berkemeja itu dengan nyalang. Tatapan yang mampu membuat Seungkwan menelan ludah dengan susah payah.

"K-kenapa, Kak?"

"Kosong atau tidak?" Sehwi terdengar agak menuntut dan langsung saja Seungkwan menganggukkan kepala. "Iya, Kak. K-kosong."

"Oke. Sepulang kerja ikut aku."

Kedua mata Seungkwan terbelalak. "K-ke mana!?"

"Menemui sahabatku."

~~~

Sehwi sempat ragu membawa Seungkwan ke acara minum-minumnya dengan Mina dan Yujin di sebuah rumah makan dekat kampus mereka dulu. Beberapa kali ia kepikiran untuk memutar setir, kembali ke kantor dan membiarkan Seungkwan pulang sendiri. Pikiran yang tidak terlaksana, karena sekarang ia dan Seungkwan malah duduk bersisian, di depan dua sahabatnya yang tidak berhenti menyunggingkan senyum menggoda kepadanya. Sehwi paham arti senyuman dan tatapan itu, tapi ia berusaha tidak peduli dan terus menuangkan Soju ke gelas teman-temannya.

"Kak... kau tidak takut mabuk?" Ringis Seungkwan melihat isi gelasnya kembali penuh.

"Mabuk? Itu tidak ada di dalam kamusnya!" Mina berseru, tertawa sambil menegak Soju di gelasnya hingga habis. Di samping Mina, Yujin terkekeh, menyetujui seruan gadis berambut sedagu itu sambil menyesap Sojunya sedikit-sedikit.

"Ketahanan alkoholmu tinggi, Kak?"

Mina dan Yujin refleks tertawa mendengar pertanyaan Seungkwan. Sedangkan Sehwi hanya bisa nyengir, menegak Sojunya hingga habis lalu mengangkat tangan untuk memanggil pelayan yang baru saja melewati meja mereka untuk mengantarkan makanan ke meja lain.

"Birnya 5 kaleng ya, Bi."

Seungkwan menganga, hampir tersedak karena tiba-tiba perutnya bergerumul aneh. Ditatapnya Sehwi yang kembali menegak Soju tanpa ragu, aksi yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Bahkan di malam saat mereka berciuman, Sehwi kelihatan seperti orang yang jarang minum sehingga ia mengira gadis itu tidak memiliki pengalaman minum yang tinggi.

"Jangan kaget, Seungkwan! Dia memang gila." Kata Yujin membuat Seungkwan nyengir keheranan lalu menyesap Sojunya dengan kikuk.

Begitu bir mereka tiba, Sehwi langsung menggeser gelas Soju teman-temannya (juga milik Seungkwan) ke hadapannya. Ia membuka satu kaleng bir dan mengisi bir ke dalam gelas untuk dicampurkan dengan Soju. Somaek. Sehwi melakukannya tanpa ragu, tanpa trik ala-ala yang sering dilakukan orang di TV. Bukannya tidak bisa, Sehwi terlalu malas untuk menunjukkan bakatnya. Selain itu, Sehwi juga merasa hal-hal seperti itu tidak ada gunanya untuk dibanggakan.

"Jangan ragu, Seungkwan! Minum saja! Kau aman!" Seru Mina sambil tertawa, membuat Seungkwan meneguk Somaek buatan Sehwi dengan ragu. Ia ingin menolak, tapi penasaran pula dengan racikan Sehwi.

"Aku berhenti di sini." Kata Sehwi menghabiskan Somaek-nya dalam satu kali tegukan. "Kalian pasti akan mabuk. Aku tidak ingin kita bertiga mati di jalan."

Seungkwan segera mengangkat tangan. "A-aku bagaimana!?"

"Aku panggilkan taksi. Besok aku jemput untuk mengambil mobil di parkiran." Jelas Sehwi singkat, tidak begitu peduli dengan wajah kaget Seungkwan.

"Atau menginap di apartemen kami!" Yujin berseru, wajahnya memerah, tanda-tanda mabuk sudah muncul sampai Sehwi mendengus, menggelengkan kepala untuk menolak ide gila Yujin tersebut.

"Menginap di rumahku saja, bagaimana!?" Mina ikut berseru, tertawa geli saat Sehwi mendelik kepadanya.

"Ibumu akan membunuh kita, gila!"

"Tidak apa-apa... paling ngoceh doang." Kata Mina ingin ditimpuk Sehwi menggunakan botol Soju yang sudah habis isinya. Ya. Tidak apa-apa bagi Mina yang akan mabuk. Yang kena hanyalah Sehwi yang paling sadar di antara mereka kelak.

"Atau, mau ku antar sampai rumahmu?" Sehwi pun bertanya kepada Seungkwan yang langsung menggelengkan kepala. Pria itu menggerakkan kedua tangannya di depan dada. "Tidak... tidak... aku naik taksi saja."

"Kenapa!? Kau malu Sehwi mengantarmu sampai rumah!?" Cecar Yujin sambil menunjuk Seungkwan menggunakan gelasnya yang sudah kosong.

"T-tidak..."

"Malu, ya?" Mina ikut-ikutan menggoda hingga Seungkwan menghela napas panjang.

"T-tidak. Aku sebenarnya tinggal di apartemen dengan temanku--"

"Ya, kau malu kepada temanmu!" Yujin berseru lalu tertawa seperti orang bodoh di hadapan Seungkwan. Perempuan itu mulai mabuk, tertawa lagi sebelum menyandarkan tubuh di atas kursi dan meracau, "hahahaha... Kak Seungcheol juga pernah pulang mabuk, diantar temannya... hiks... hahahaha... dia lucuuu."

Mendengar nama Seungcheol di forum itu segera membuat mood Sehwi rusak. Ia mematung selama beberapa saat, memandang Yujin dengan pandangan menusuk hingga Mina menepuk lengannya pelan.

"Dia mabuk, Sehwi."

Sehwi memutar kedua bola matanya kesal, membuang muka ke arah gelas Soju di hadapannya yang sudah kosong. Kesal, kecewa, sedih... semuanya bercampur jadi satu di dada Sehwi. Ingin sekali ia memarahi Yujin secara langsung. Tapi Mina benar. Sekarang Yujin sedang mabuk. Tidak ada hal yang bisa didengar perempuan itu dengan baik sampai ia tersadar keesokan paginya.

Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang