Liar

69 13 0
                                    

Sehwi merasa bodoh. Kejadian malam itu benar-benar dilandasi oleh emosi yang tertahan, hingga ia dapat membalas ciuman Seungkwan sampai keduanya hampir kehabisan napas. Mereka memang tidak melakukan sesuatu yang lebih dari ciuman itu, tapi rasa malunya sangat menggerogoti sampai Sehwi tidak berani untuk bertatapan dengan Seungkwan di kantor. Apabila mereka bertemu pandang, ingatan Sehwi langsung terbayangkan bagaimana bibir Seungkwan melumat bibirnya, juga bagaimana tangan pria itu menarik pinggangnya dengan cukup kuat. Bayangan yang membuat bulu kuduk Sehwi meremang, bahkan pipinya mungkin memerah mengingatnya.

"Sehwi, tugas ini kau bagi dengan Seungkwan, ya." Ucapan Jeonghan mengejutkan Sehwi yang tengah memandang layar komputernya dengan kosong. Langsung saja Sehwi mendongak, kedua matanya membulat mendengar nama Seungkwan disebut oleh managernya itu.

 Langsung saja Sehwi mendongak, kedua matanya membulat mendengar nama Seungkwan disebut oleh managernya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seungkwan? Chan bagaimana, Pak?"

"Tugas Chan, kan, beda. Kau dan Seungkwan selesaikan ini, ya. Deadline-nya sudah saya tulis di sini." Kata Jeonghan tak acuh, menunjuk tanggal deadline pada map berisi materi kerjaan yang sudah berada di atas meja Sehwi.

Tanpa menunggu persetujuan Sehwi, Jeonghan pun berlalu masuk ke dalam ruangannya, meninggalkan Sehwi yang menghela napas gusar sambil menggigit bibir bawah dengan cukup kencang. Ia meringis saat bibirnya terasa kebas. Berusaha tegar, Sehwi pun mengumpulkan keberanian untuk menghampiri meja Seungkwan untuk berdiskusi tentang tugas baru mereka. Persiapan yang cukup lama sampai Sehwi kesal dengan dirinya sendiri.

"Kita boleh berbincang sebentar tidak, Kak?"

"Kita boleh berbincang sebentar tidak, Kak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehwi tersentak. Ia segera mendongak, mendapati Seungkwan berdiri di sisi kubikelnya dengan raut khawatir. "Ah... ya! Aku ingin memberitahumu soal tugas dari Pak Jeonghan!"

"Eh? Tugas?"

Senyum kikuk Sehwi menguar, ia mengangkat map berwarna kuning di tangannya. Dan Seungkwan menggulum bibir. "Ya... aku ingin berbincang banyak denganmu."

~~~

"Kau kelihatan seperti manusia tak bernyawa, Sehwi." Yujin berseru dari sofa saat melihat Sehwi masuk ke apartemen dengan langkah berat. Sahabatnya itu hanya mendengus, tidak berbicara apa pun dan masuk ke kamar dan menguncinya dengan rapat.

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang