Post-Holiday-Blues

51 13 0
                                    

Beberapa orang seringkali mengalami Post Holiday Blues, sindrom di mana otak tidak rela dengan kesibukan yang tiba-tiba hadir setelah liburan. Sindrom yang juga pernah dirasakan Sehwi, namun kali ini tidak dirasakannya karena terlalu frustasi mendapati liburan-tidak-menyenangkan akibat sosok manusia bernama Choi Seungcheol yang namanya cukup menyebalkan, sampai Sehwi selalu membayangkan diri mengeroyok pria itu di kepalanya saat namanya terdengar di telinga. Tidak ada liburan indah di Busan. Hanya amarah dan sedikit benih-benih rasa yang timbul saat ia berbicara dengan Jun di teras rumah Taehee.

Benih yang setidaknya membuat Busan terasa sedikit spesial.

Begitu mereka kembali ke Seoul, Yujin tetap tinggal di apartemen Sehwi. Tidak mengungsi di apartemen keluarga Mina atau bertahan di Busan, meski kedua orangtua Taehee menawarkan diri untuk menemaninya sampai keluarganya di Ulsan memperbolehkannya pulang. Awalnya Sehwi ingin protes, merasa Yujin harus dibawa perhatian orang-orang bijak, bukan dirinya yang akan kembali sibuk di kantor. Tapi Yujin keukeuh, berjanji tidak menghubungi Seungcheol begitu mereka sampai di Seoul.

Janji busuk.

Sehwi tahu itu hanya bualan Yujin agar bisa bertemu Seungcheol sesampainya mereka di Seoul. Lagipula, apalagi yang bisa Yujin lakukan saat ia berada di kantor?

"Sehwi? Otakmu tidak tertinggal di Busan, kan?" Tanya Jeonghan retoris, menepuk bahu Sehwi yang sedang melamun dengan pelan.

"Sehwi? Otakmu tidak tertinggal di Busan, kan?" Tanya Jeonghan retoris, menepuk bahu Sehwi yang sedang melamun dengan pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak, Pak." Jawab Sehwi sedikit kikuk, kedapatan melamun di tengah jam kerja oleh managernya. Ia pun langsung kembali fokus ke layar komputer, berusaha menghilangkan bayangan Yujin yang diam-diam keluar rumah untuk bertemu Seungcheol.

"Kerjaanmu agak menumpuk, kan? Saya tidak mau tahu, besok tanggungjawabmu sudah harus ada di meja saya." Kata Jeonghan tegas membuat bulu kuduk Sehwi meremang. Jarang sekali ia mendapati sisi Jeonghan yang satu itu dan ia pun segera membalas . "Baik, Pak."

Lengkap sudah penderitaan Sehwi setelah liburan di Busan. Bukannya beristirahat, ia malah harus lembur sebentar malam untuk mengerjakan tugas-tugas yang sedikit terbengkalai selama ia berlibur. Dan artinya ia akan pulang telat. Memberikan banyak waktu untuk Yujin melakukan hal yang--mungkin--tidak diinginkannya.

~~~

Yujin meremas ponselnya dengan cukup kuat, menantikan pesan dari seseorang yang ia tunggu sejak 30 menit yang lalu di sebuah Cafè dekat kawasan Gwanghwamun. Hatinya cukup gusar, ada rasa ragu yang menguasai dirinya untuk memutuskan untuk bertemu dengan orang itu. Tapi Yujin tidak bisa memungkiri, betapa ia sangat ingin bertemu dengannya, ingin tahu bagaimana kabarnya, ingin tahu apa yang sebenarnya orang itu ingin katakan kepadanya. Sebut saja ia bodoh. Yujin tidak masalah, karena ia pun sudah berulangkali mengatai dirinya sendiri dengan sebutan tersebut.

Terlalu bodoh, termakan cinta yang belum juga hilang setelah berbagai hal buruk yang pernah dialaminya dalam hubungan tersebut.

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang