Annual Leave

46 15 0
                                    

Chan tidak berhenti memandang Sehwi dengan dua mata berbinar setelah tahu teman kerjanya itu akan mengambil cuti tahunan kali ini. Bukan hanya Chan, tapi juga Seungkwan yang duduk di hadapan Sehwi sambil menyesap Es Americano-nya di pantry. Sehwi tentu merasa gerah diberi perhatian seperti itu. Ia mendecakkan lidah, misuh-misuh di dalam hati tentang Jeonghan yang memujinya di depan banyak orang karena mengambil jatah cuti yang jarang ia gunakan untuk berlibur. Padahal Sehwi ingin berlibur dengan tenang, tapi sekarang, sebelum libur saja sudah ada yang ribut.

"Kau ke Busan selama berapa hari, Kak? Menginap di mana? Sudah punya itinerary ke mana saja selama di Busan?" Chan mencecarnya penuh semangat, seperti pria itu yang akan berlibur, bukan Sehwi yang bahkan tidak tahu akan melakukan apa di Busan selain bermain air di pantai.

"Kau ke Busan selama berapa hari, Kak? Menginap di mana? Sudah punya itinerary ke mana saja selama di Busan?" Chan mencecarnya penuh semangat, seperti pria itu yang akan berlibur, bukan Sehwi yang bahkan tidak tahu akan melakukan apa di Busan sela...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa aku harus mengubah jadwal cutiku? Sepertinya seru ikut berlibur ke Busan bersamamu, Kak." Kata Seungkwan lirih, penuh pertimbangan yang langsung dibalas Sehwi dengan gelengan kepala.

"Aku tidak akan mengajakmu. Ini perjalananku dengan sahabat-sahabatku, Seungkwan." Sehwi memperingatkan dan Seungkwan hanya bisa menghela napas kecewa di hadapannya.

"Emmm... semakin jelas saja ya, Kak Seungkwan." Goda Chan sambil menyenggol pundak Seungkwan di sampingnya sehingga Seungkwan mendesis kesal ke arahnya.

"Pokoknya aku tidak akan mengajak siapa-siapa." Kata Sehwi tegas membuat Chan tertawa, mencemooh Seungkwan yang sudah memberinya delikan tajam.

"Kau juga tidak bisa mengubah jadwal cutimu, Seungkwan. Aku tidak mau mendengar kabar kau membatalkan liburan kita ke Jeju bulan depan." Eunsul tiba-tiba bersuara, masuk ke Pantry sambil menatap Seungkwan dengan tajam seperti burung Elang yang siap menyergap mangsa.

"Iya, aku tahu." Keluh Seungkwan kemudian.

" Keluh Seungkwan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehwi hanya diam. Ia dan Eunsul masih belum bisa berbicara dengan baik, meski Eunsul sudah meminta maaf via Seungkwan tentang sikapnya dulu. Bukan hanya kikuk, Sehwi juga merasa sifatnya dan Eunsul tidak bisa bersatu. Selain itu, ia masih sedikit kesal dengan Eunsul yang memfitnahnya untuk menutupi rasa sukanya kepada Pak Jeonghan.

"Kau pasti akan bertemu pria-pria tampan di Busan." Eunsul bersuara, ia bersandar di pantry, memandang Sehwi dengan cengiran jahil yang sebenarnya ia tujukan kepada Seungkwan.

"Yaa!"

"Kau tahu? Busan di musim panas penuh dengan pria-pria... emm.. Hot." Lagi, Eunsul menggoda Sehwi tanpa memperdulikan Seungkwan yang sempat berseru kepadanya. Sedangkan yang digoda hanya bisa nyengir karena tahu korban Eunsul bukanlah dirinya. Sehwi bahkan menahan tawa karena mendengar tawa Chan yang cukup mengocok perut.

"Jangan buang kesempatanmu, Sehwi. Aku kalau jadi kau, sudah pasti hunting."

"Cho Eunsul! Berhenti!"

~~~

Sehwi mematung di dekat meja makan saat melihat Jun memasak di dapurnya. Rasa lelah yang menyergapnya dari kantor tiba-tiba hilang, tergantikan rasa takjub melihat siluet punggung Jun yang membuat jantungnya berdegup tidak keruan. Ia bahkan tidak menyadari sosok Yujin yang menatapnya heran setelah keluar dari kamar.

 Ia bahkan tidak menyadari sosok Yujin yang menatapnya heran setelah keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sehwi? Kau baik-baik saja?"

Sontak Sehwi tersadar. Ia menggaruk kepalanya dengan kikuk, memandang Yujin yang berjalan menghampirinya. Mengindahkan Jun yang sudah berbalik untuk melihatnya.

"Y-ya. Aku baru... hmm... baru pulang kerja. Kaget. Ada... Jun." Kata Sehwi terbata-bata, merasa heran kepada dirinya sendiri yang jadi kikuk seperti orang bodoh. Padahal biasanya ia bisa santai, tapi kali ini tidak.

"Oh iya! Aku pinjam dapurmu, ya, Sehwi. Kata Yujin kalian bingung mau makan malam apa dan ku pikir, tidak salah untuk makan malam bersama hari ini." Jelas Jun sambil menumis sesuatu di pan. Pria itu kembali fokus memasak, berbicara tanpa memandang Sehwi yang mendelik pada Yujin.

Sehwi bahkan tidak berbincang soal makan malam dengan Yujin hari ini. Ia juga jarang makan malam karena melakukan diet untuk menjaga proporsi tubuhnya. Jadi, ia menatap Yujin penuh tanya, mendesis saat sahabatnya itu menjulurkan lidah kepadanya.

"Aah... terima kasih Jun. Kau menggunakan bahan yang ada di kulkas, kan?" Tanya Sehwi lalu berjalan ke dapur, mengecek kulkas dan mengindahkan Yujin yang masih ingin mengejeknya.

"Ya. Aku juga membawa beberapa bahan dari kulkasku. Aman, kok."

"Maaf jadi merepotkan." Kata Sehwi tidak enak, sedikit menundukkan kepala sebagai tanda terimakasih yang dibalas Jun dengan senyum lebar. "Santai. Aku juga turut berterimakasih."

"Oh iya, Jun! Bagaimana? Kau mau liburan ke Busan bersama kami?" Yujin tiba-tiba berseru, memotong pembicaraan Jun dan Sehwi yang ingin dilanjutkan sahabatnya itu.

"Liburan bersama?" Sehwi mengerutkan dahi, menatap Yujin yang sudah duduk di dekat meja makan penuh tanya.

"Ya. Aku mengajak Jun ke Busan. Biar lebih aman kalau ada pria bersama kita, Sehwi." Kata Yujin mengindahkan raut wajah Sehwi yang berubah frustasi.

Satu hal yang tidak disukai Sehwi dari Yujin adalah sifatnya yang kadang sembrono. Meski menyukai Jun, menurutnya pria itu tidak cukup dekat untuk diajak berlibur ke Busan. Apalagi ini liburan spesial bersama Mina dan Taehee. Akan aneh kalau Jun ikut, atau siapa pun di luar pertemanan mereka. Dan Sehwi yakin kalau Mina dan Taehee juga akan kesal apabila Jun mengiyakan ajakan Yujin tersebut.

"Akan ku pikirkan, Yujin. Aku harus lihat jadwal kerja dulu." Jawab Jun teramat santai. Untung saja pria itu fokus memasak, tidak melihat Sehwi dan Yujin yang saling beradu pandang dengan tajam di belakangnya.

"Ya, betul Jun. Santai saja. Kami pernah berlibur ke Busan tanpa pria, kok. Jangan khawatir." Kata Sehwi berharap ucapannya bisa membuat Jun tidak mempertimbangkan permintaan Yujin yang sangat tidak masuk akal.

Tapi Yujin tidak mau kalah. Perempuan itu ikut bersuara. "Tapi kehadiranmu sangat diharapkan, Jun. Kau harus ke Busan bersama kami! Banyak seafood yang enak-enak di sana!"

Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang