Gwangalli

49 14 0
                                    

Setelah kemarin fokus mengurusi kondisi Yujin yang terkejut atas kehadiran Seungcheol, akhirnya di malam terakhir sebelum kepulangan mereka ke Seoul, Sehwi dan kawan-kawan memutuskan untuk mengunjungi Pantai Gwangalli untuk melihat pertunjukan Lighting Show Jembatan Gwangandaegyo. Mereka duduk di atas tikar yang sengaja Taehee bawa dari rumah, di bawah payung bambu yang memang sudah terpasang di sepanjang pantai Gwangalli. Dari posisi mereka sekarang, dengan langit yang cerah, pemandangan jembatan panjang di Busan itu terlihat sangat indah. Ditambah lampu-lampu kendaraan yang juga berada di jembatan membuatnya lebih berwarna-warni. Berkelap-kelip seperti bintang.

Yujin tetap ikut, dengan kondisi yang masih mengawang-awang, tampak trauma sampai Sehwi tidak berani menyapanya sejak kemarin. Sahabatnya itu pun lebih banyak menghabiskan waktu dengan Mina yang tidak pernah lepas memegang tangan atau memeluknya.

"Aku pasti akan merasa kesepian begitu kalian pulang ke Seoul." Kata Taehee sambil mengerucutkan bibir, lalu menyesap bir dingin yang juga dibawanya dari rumah.

"Aku juga." Sahut Mina lirih, kemudian menatap Sehwi dan Yujin bergantian. "Apa aku harus tinggal bersama kalian?"

Sehwi langsung menggelengkan kepala, ia mengerutkan hidung, mendelik tajam pada Mina yang memasang wajah penuh harap. Sedangkan Yujin mengangguk-anggukkan kepala, menyetujui ide spontan Mina tersebut. Taehee dan Jun yang juga berada di sana hanya bisa menahan tawa, mendengar adu mulut yang mulai terjadi antara Sehwi, Mina dan Yujin.

"Apartemenku kecil! Aku tidak menerima tamu lagi. Tolong, ya!" Sehwi berseru kesal, terus menggelengkan kepala.

"Mina bisa tidur di kasur tambahan, kan? Kamarmu masih agak luas." Balas Yujin.

"Ya! Tidur di sofa juga aku mau!"

"Tidak!!"

"Aku akan ikut bayar listrik, air..."

"Tidak!!"

"Ah kau juga sibuk kerja, kala--"

"Tidak!!" Pekik Sehwi tegas sambil menutup kedua telinga menggunakan telapak tangan, tanda ia tidak ingin mendengar alasan apa pun dari Yujin atau Mina yang menyerangnya tadi.

"Tidak!!" Pekik Sehwi tegas sambil menutup kedua telinga menggunakan telapak tangan, tanda ia tidak ingin mendengar alasan apa pun dari Yujin atau Mina yang menyerangnya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sontak Jun dan Taehee tertawa mendengar perdebatan itu. Keduanya menggelengkan kepala, heran melihat tiga perempuan berumur 25-tahun-lebih bertengkar seperti anak kecil. Taehee bahkan tidak melihat perubahan yang signifikan dari sifat sahabat-sahabatnya itu, masih merasa seperti saat mereka berkuliah.

"Kenapa kau tidak sewa apartemen saja di tempat yang sama, Mina?" Tiba-tiba Jun bertanya di sela tawanya, menatap Mina penasaran.

Yang ditanya langsung menggelengkan kepala dengan tegas. "Aku masih punya rumah. Jadi, untuk apa mengeluarkan uang untuk sewa apartemen?"

"Ya! Untuk apa tinggal di apartemenku kalau kau sudah punya rumah sendiri?" Sahut Sehwi dongkol, membalas Mina dengan kata-katanya sendiri sampai sahabatnya itu mendecakkan lidah, memilih diam lalu menyesap bir dingin sambil memperhatikan lampu jembatan yang berubah warna.

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang