Hug

84 11 11
                                    

Sehwi tidak suka dengan skinship, tapi kali ini ia harus mengaku kalau pelukan Seungkwan adalah satu jenis skinship yang ia suka. Pelukan, tepukan dan perkataan pria itu cukup menenangkan hati sampai Sehwi rela tidur semalaman dalam rengkuhan Seungkwan yang juga tidak lepas memeluknya begitu mereka sampai di apartemen Sehwi. Ya. Mereka tidur bersama sambil berpelukan. Di apartemen Sehwi setelah Seungkwan menariknya masuk ke dalam mobil dan mengantarnya pulang.

Sebut saja Sehwi gila. Dia mengakui itu. Bahkan sejak bangun dan menemukan Seungkwan di kasurnya, ia tetap membiarkan satu tangan pria itu merengkuh pinggangnya meski ia merasa pegal.

Meski gila, Sehwi sadar kalau ia memang butuh dipeluk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski gila, Sehwi sadar kalau ia memang butuh dipeluk. Ia butuh ketenangan dari orang lain sejak tidak bisa menenangkan diri sendiri yang stress menghadapi hidup. Dan ketenangan itu didapatkannya dari Seungkwan. Pria yang sudah ditolaknya berulang-kali.

Karma? Telan ludah sendiri? Sehwi sudah tidak peduli.

"Kak?" Seungkwan tiba-tiba memanggilnya dengan suara serak, membuat Sehwi terkesiap, juga deg-degan karena pria itu menarik pinggulnya mendekat.

Sehwi menarik kepalanya untuk menjaga jarak, memperhatikan Seungkwan yang perlahan membuka mata, mengerjapkannya beberapa kali sebelum menatap Sehwi dengan lembut.

"Matamu bengkak." Kata Seungkwan sambil tersenyum kecil. Senyum yang kali ini terlihat cukup manis hingga Sehwi tidak mampu untuk tidak membalasnya.

"Ya... karenamu."

"Hm?" Seungkwan seperti tersadar sepenuhnya. Pria itu menggerlingkan mata ke arah Sehwi yang langsung tergelak. "Maaf... aku hanya bercanda."

Seungkwan mendengus. Terdiam selama beberapa saat sambil menutup kedua matanya dengan rapat sebelum kembali bersuara. "Sudah merasa lebih baik?"

"Ya... terima kasih." Ucap Sehwi tulus. Memperhatikan Seungkwan yang masih terlihat mengantuk.

Entah mendapat keberanian dari mana, perlahan Sehwi menggerakkan salah satu tangannya untuk mengelus pipi Seungkwan. Tersenyum kecil saat pria itu memegang tangannya dan mengelusnya dengan lembut. Sehwi seperti lupa dengan penolakan yang ia berikan kepada Seungkwan kemarin, seakan perasaannya auto berubah hanya karena sebuah pelukan. Tapi Sehwi memang tidak bisa mengelak, kalau pelukan itu membuat hatinya luluh.

"Aku... tidak tahu..." Sehwi berkata dengan sedikit ragu, menghentikan pergerakan tangannya di atas pipi Seungkwan hingga pria di hadapannya itu membuka mata untuk menatapnya intens.

"Tidak tahu apa?" Tanya Seungkwan sedikit tajam.

"Perasaanku..."

Napas Seungkwan terhela pelan. Kedua matanya masih menelisik dua bola mata Sehwi, menatapnya lama sampai pria itu mendecakkan lidah dan menarik Sehwi ke dalam pelukannya. Sehwi tidak mengelak, malah membenamkan wajahnya di dada Seungkwan, mendengarkan detak jantung pria itu yang sedikit lebih cepat dari detak jantung normal manusia biasa.

Bestfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang