Fariz: Erina, nanti bisa ketemu?
Erina memandang ponselnya saat melihat dari lockscreen nya terdapat notif dari orang yang hampir ia lupakan keberadaannya. Setelah Erina membicarakannnya dengan Jenny dan Winda waktu itu, lelaki ini tidak pernah menghuunginya. Tidak pernah basa basi untuk sekedar bertanya soal atau apapun. Lalu sekarang tiba tiba saja namanya kembali muncul.
Disebelahnya ada Hasan yang sedang asik menyeruput es teh manis. Sekarang mereka ber enam sedang berada dikantin karna sudah selesai ulangan. Berawal dari Winda yang merengek minta ditemani makan mie ayam dikantin. Akhirnya mereka jadi ikut ikutan pesan.
"Rin? kaya abis diteror gitu. Kenapa?" Jenny memecahkan lamunanya. Buru buru Erina menaruh ponselnya kedalam saku rok. "Ha? Nggak kok."
"Enggak gimana? Muka lo pucet gitu," ucap Hasan yang langsung memandangnya dengan intens. Erina langsung memalingkan wajahnya dan pamit ingin ke perpus dengan alasan mau meminjam buku.
Karna yang lain belum selesai makan, ia memilih untuk pergi sendiri. Sebenarnya Erina bingung ingin membalas apa. Dan tidak mungkin ia membicarakan Fariz di depan Hasan. Karna ia yakin kalau diantara kedua lelaki itu pasti ada satu masalah yang memang tidak ingin Hasan ceritakan. Erina langsung berbelok ke arah perpustakaan.
Sesampainya diperpus, tentu saja ruangan itu kosong tak berpenghuni kecuali penjaga perpus yang memang ada disana. Erina tersenyum tipis lalu pamit ingin melihat buku. Karna dari awal ia memnag tidak ada niat untuk membaca buku, akhirnya Erina mengeluarkan ponselnya dan melihat kembali pesan yang belum sempat ia balas tadi.
Setelah memikirkannya dengan matang, akhirnya Erina membalas iya. Menyetujui untuk bertemu dengan lelaki itu sepulang sekolah nanti. Selang beberapa detik, pesannya langsung dibalas. Sepertinya lelaki ini memang tidak da kerjaan.
Fariz: Di kelas gue ya rin, btw ga usah takut gitu sama gue. Atau karna Hasan?
Erina membelalakkan matanya saat membaca ulang pesan tersebut. Ia langsung memandang sekeliling perpus. Takut kalauFariz memang ada disini dan mengikutinya. Tapi karna ini bukan film horor, Fariz tidak muncul secara tiba tiba. Lelaki itu tidak ada dimanapun. Erina langsung menghela nafasnya lega dan terpikir sesuatu. Atau jangan jangan Fariz ada dikantin dan melihat tingkahnya tadi?
Setelah jam pelajaran selesai, semua langsung bergegas untuk segera pulang. Erina tentu tidak lagsung pulang karna ada janji.
"Mau kemana sayang?" Hasan bertanya sekaligus merangkulnya. Erina langsung menagkap tangan lelaki itu dan memutarnya kebelakang.
"Makan tu sayang," ucap Erina sadis. Ia belum melepaskan tangan Hasan yang sudah terplintir. Kalau ia tekan, Erina yakin tangan Hasan akan keseleo.
"Aduh sakit rin sakit. Ampun rin lepasin."
Erina akhirnya melepaskan tangan Hasan dan melanjutkan aktifitasnya. Sore ini ada rapat osis dadakan karna Cup sudah didepan mata. Acara akan dimulai minggu depan. Karna sudah punya janji duluan dengan Fariz, Erina berniat bolos hari ini. Tentu tanpa sepegetahuan Winda. Karna kalau sampai sohibnya itu tau, akan panjang urusannya. Bisa bisa baru selesai besok.
"Rapat kan rin?"
Erina mengangguk dan kabur duluan karna takut ditanyai macam macam. Sesampainya di kelas IPA 1, Fariz sudah duduk manis disana. Erina menghampiri dan duduk didepan lelaki itu.
"Kenapa?"
Fariz menunjukkan kertas yang ada dihadapannya pada Erina. "Mau nanya ini, bisa tolong ajarin?"
Erina langsung melirik lembar soal yang ada dihadapannya. "Bisa, sini."
..........
Hasan berlari menelusuri koridor dengan perasaan cemasnya. Setelah selesai ia mengganti seragamnya dengan bau futsal tadi, tiba tiba saja Randy ke lapangan dan bilang Erina tidak ada dimanapun. Berawal dari Winda yang merasa Erina tidak juga datang ke ruang osis, gadis itu langsung menghubungi Randy. Bertanya keberadaan Erina. Randy yang tidak tau pun jadi ikutan panik dan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal My Wound
Teen FictionHasan Alvaro Wirasena, lelaki dengan sejota pesonanya. Pintar pada bidangnya. Selalu membuat siapapun yang ada didekatnya akan merasakan nyaman karna sifatnya yang menyenangkan. Tapi kalimat "membuat siapa saja nyaman berada didekatnya" tidak berlak...