Jadi kenapa kemarin kamu bolos Hasan?" tanya Bu Fatma mengintrogasi Hasan. Karna sering kali Hasan membolos dipelajaran matematika. Saat ini Bu Fatma ada di jam pelajaran pertama. Ketika masuk ke dalam kelas, hal yang pertama Bu Fatma lihat adalah meja Hasan. Saat melihat Hasan masuk, Bu Fatma langsung menyuruhnya ke depan kelas.
"Saya ambil jatah bolos bu," jawabnya asal.
Seisi kelas tertawa karna mendengar jawaban Hasan. Bu Fatma yang sedang kesal akhirnya menggebrak meja agar suasana kelas menjadi tenang kembali.
"Kamu kira ini kuliah ada jatah bolos nya," ucap Bu Fatma dengan wajah marah. Sudah tidak habis fikir dengan kelakuan Hasan yang semakin hari semakin seenaknya.
"Yaudah bu saya minta maaf deh. Janji mau tobat."
"Janji terus. Tapi selalu mengulangi," ucap Bu Fatma geram. Karna Hasan selalu bilang janji untuk tidak bolos lagi. Tapi lagi lagi di ulangi.
"Kali ini beneran deh bu nggak mengulangi lagi."
"Kalau kamu ulangi lagi apa hukumannya?"
"Saya pacaran sama Erina deh bu," jawabnya sambil memandang Erina yang wajahnya langsung merah karna diledeki satu kelas. Melihat Erina seperti mau murka, membuat Hasan tertawa terbahak bahak.
Saat mendengar Jawaban Hasan, bu Fatma langsung menjewer lelaki itu "Sembarangan kalau ngomong."
"Aduhh sakit bu. Putus ni lama lama kuping saya."
Bu Fatma langsung melepaskan tangannya dari kuping Hasan. Lalu menatap Erina dari depan. "Erina,jangan mau sama Hasan."
"Lah Hasan ganteng bu," sahut Naufal dari belakang.
"Lah Erina juga ogah kali," tambah Jenny tak mau kalah.
"Sudah sudah, kenapa jadi kalian yang bertengkar?"
Karna suasana kelas menjadi tidak kondusif, Bu Fatma langsung menyuruh Hasan kembali ke tempat duduknya dengan ancaman kalau Hasan membolos lagi dipelajarannya akan disuruh mengerjakan seratus soal tanpa bantuan dari siapapun.
Saat melewati meja Erina, Hasan mengedipkan matanya dan langsung dibalas dengan sinisan mata Erina.
"Gokil banget lo dasar," Ucap Naufal saat Hasan sudah duduk.
"Bercanda doang fal. Lagian bu Fatma tegang amat mukanya ngehukum gue doang. Sekali sekali gue bercandain bawa bawa anak kesayangannya. Langsung panik banget kan doi."
"Tapi untungnya Bu Fatma nggak pilih kasih sih."
"Untungnya."
"Naufal, Hasan apa lagi yang sedang kalian bicarakan? Mau mengerjakan soal didepan?" tegur Bu Fatma saat ia masih mendengar Naufal dan Hasan berbicara saat ia sudah menulis soal yang mau ia bahas hari ini.
Naufal dan Hasan menggeleng kompak "Engga bu, ampun."
"Yasudah diam. Kalau kalian berbicara lagi saya suruh berdiri didepan sampai jam pelajaran saya habis."
Setelah Bu Fatma mengancam seperti itu, Hasan dan Naufal menyimak soal di papan tulis yang langsung dikerjakan oleh Erina. Walaupun sebenarnya apa yang mereka lihat di papan tidak ada yang mereka ngerti. Tapi daripada dihukum berdiri di depan lebih baik pura pura mengerti saja.
..........
Setelah pergantian jam, guru selanjutnya tidak masuk karna sakit. Yang lebih membahagiakannya lagi tidak ada tugas yang dititipkan pada guru piket. Jadi semua bisa bebas mau tiduran, main handphone, bergosip ria, mabar game dan hal lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heal My Wound
Teen FictionHasan Alvaro Wirasena, lelaki dengan sejota pesonanya. Pintar pada bidangnya. Selalu membuat siapapun yang ada didekatnya akan merasakan nyaman karna sifatnya yang menyenangkan. Tapi kalimat "membuat siapa saja nyaman berada didekatnya" tidak berlak...