Kebiasaan Bunda dari dulu setiap sedang sedih atau banyak pikiran, adalah merajut. Rajutan Bunda selalu rapi dan telaten dalam bentuk sweater atau vest yang sering menjadi kado natal untuk anak-anaknya. Brian suka meledek Bunda sebagai Molly Weasley dari serial Harry Potter yang selalu mengado anak-anaknya dengan hasil rajutan juga.
Kali ini, saat Kala membuka pintu kamar orang tuanya pelan, wanita kesayangan Kala itu juga sedang merajut. Sesekali jarinya menyeka ujung matanya yang basah, Bunda sedang menangis tanpa suara. Kala tahu itu, meski Bunda duduk merajut di tempat tidur dengan membelakangi pintu dan menghadap ke jendela untuk mendapat penerangan yang layak.
Kala duduk hati-hati di sebelah ibunya lalu memeluk punggung sempit Bunda dari belakang. Punggung yang dulu selalu menggendongnya, kini nampak begitu tua dan rapuh. Kedua tangannya melingkar memeluk perut Bunda dengan erat. Isakannya mulai terdengar lantang di kamar sunyi itu.
Gerakan merajut Bunda terhenti di udara. Bunda terdiam linglung tak tahu harus bereaksi, seakan seluruh redaksional kalimat di kepalanya hilang. Raut datarnya tampak terluka dan dikhianati, seperti Kala sudah menusuknya punggungnya dengan belati.
"Bunda, maaf," lirihnya pilu di antara isak tangis. "B-bunda jangan––hiks––benci Kala. Aku nggak bisa kalau Bunda diemin aku begini. M-marahin Kala aja, Bunda. J-jangan––hhhh––diem."
Ibunya tak menjawab, selama beberapa saat hanya suara tangisan si bungsu yang terdengar.
"... Bunda cuma mikir," Bunda akhirnya berujar dengan suara sehampa udara. Matanya yang kosong menatap pada rumpun bunga tanamannya di balik jendela kamar. "Kok Kala tega, ya, khianatin kepercayaan yang dikasih sama Ayah Bunda. Bunda pikir Bunda udah ngasih semua nasihat pas dulu kamu akhirnya diizinin Ayah buat lanjut kuliah di luar kota. Bayi kecil Bunda bilang, dia bisa jaga diri, dan Ayah Bunda memutuskan untuk percaya sepenuhnya." Tangan Bunda yang dipenuhi keriput mengusap air matanya yang kembali jatuh. "Mungkin, ini juga salah Bunda yang kurang baik mendidik kamu––"
"Bukaaan!" raung Kala di bahu ibunya. "B-bukan salah Bunda. Ini semua––hiks––salah Kala. Aku yang nakal. Bundaaa, maafin aku."
"Bunda ada salah apa sama kamu, Kal?" tanya sang ibu dingin dengan raut datar, matanya memerah berlinang likuid bening. "Kok Kala tega sekali menyakiti hati Bunda seperti ini?"
Tak hanya Bunda, hati Kala kini juga sakit sekali. "Bun––Bunda, maaf. M-maafin Kala sejuta kali. Aku emang malu-maluin dan––hiks––hina b-banget. Aku nggak pantes jadi anaknya Bunda. Kalau Bunda jijik dan benci b-banget sama aku, a-aku bakal pergi. Aku nggak akan pulang ke rumah lagi dan––hiks––ngusahin Ayah Bunda lagi."
Kala melepas pelukannya dari tubuh sang ibu dengan tak rela. Namun Bunda cepat-cepat meletakan rajutan dan jarumnya di nakas, lalu menarik tangan Kala hingga ia kembali terduduk. Merengkuh tubuh mungil anaknya ke dalam pelukan paling erat, paling tulus, paling hangat yang bisa ia berikan.
"Bagaimana mungkin ...," Bunda terisak pilu. "Bagaimana mungkin Bunda bisa hidup kalau Kala ninggalin Bunda? Bagaimana mungkin Bunda akan bisa jijik atau benci sama kamu?! Seberapa pun kesalahan kamu, kamu tetap anak Bunda, Kala. Kamu bayinya Bunda."
Kala terisak di dengan wajah tenggelam di dada Bunda, tubuhnya gemetar dengan lengan balas memeluk tubuh ibunya seerat mungkin.
"Jangan sombong bilang nggak mau ngusahin Ayah Bunda. Kamu nggak akan bisa kalau sendiri. Kamu nggak bisa. Kala harus butuh Bunda. Bunda belum mengajari kamu bagaimana menjadi ibu yang baik. Kalau suatu saat anak kamu berbuat salah dan bikin kamu kecewa, marahi dia. Tapi kamu akan tau, semarah apapun orang tua, mereka akan selalu bisa memaafkan anaknya, Kal. Mereka tetap nggak sekali pun ingin kehilangan anaknya. Bunda juga begitu, Kala. Bunda juga begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Art of Becoming Parents
FanfictionMinho dan Jisung adalah sepasang rekan kerja yang mendadak harus bekerja sama belajar menjadi orang tua demi mempertanggungjawabkan buah dari "kecelakaan" yang mereka perbuat di suatu malam yang panas. Akankah si paling terpaksa-menjadi-pasangan ya...