Seekor kucing gemuk berbulu belang oranye menyongsong menghampiri seorang pria yang baru masuk ke ruang tamu sebuah rumah besar berlantai dua. Mahluk berbulu itu mengeong ribut dan bergelung di kaki panjang majikan lamanya.
"Kangen aku, ya?" Damian tertawa sembari mengangkat si kucing ke pelukannya. "Aduh, nambah gemuk. Kamu pasti masih suka ngasih Ibu hadiah tikus mati buruanmu, kan? Ngaku kamu."
Kucing belang itu hanya mengeong cuek dan menjilati kakinya di pelukan nyaman Damian, tidak mengacuhkan dakwaan pria itu atas kebiasaan dia dan kedua saudaranya yang gemar membawa hasil buruan ke hadapan Nyonya Raka. Ya 'kan dia ingin membalas budi pada wanita yang selalu merawat dan memberi makan mereka itu. Manusia mana paham.
Si kucing gemuk tetap anteng sementara Damian beranjak menuju ruang keluarga masih dengan mengelus bulunya yang lembut. Pria itu duduk di sofa dan mengambil remote untuk menyalakan televisi dan menonton berita pagi.
Tidak berselang lama, Ibu muncul dari arah dapur dengan penampilannya yang biasa; rambut digulung ke belakang dan gaun terusan sederhana yang membuat wanita itu tampak bersahaja. Dan kini bibir wanita itu mengulas senyum lembut melihat putra sulungnya.
"Eh, udah nyampe, toh, Mas? Mau sarapan dulu?"
"Nanti aja, Bu. Belum laper." Damian menggeleng. "Soonie sama Dori ke mana, Bu? Kok nggak keliatan?"
"Kalau Soonie masih tidur kamar Leon. Setiap pagi dia emang suka naik kasur Leon, nemenin adekmu itu tidur. Kalau Dori paling lagi tebar pesona sama kucing kompleks depan. Dia kan emang ganjen."
Damian menggeleng tertawa. "Kok Leon masih tidur jam segini?"
Ibu mengambil duduk di sofa sebelah putranya. "Dia semalem main game sampai jam satu pagi. Ibu kecolongan. Kalau semalem Ibu ndak mergokin dia terus tak marahin, pasti anak itu masih lanjut main terus," keluh Ibu. "Wes, biarin lanjut tidur dulu adekmu. Mumpung hari minggu."
Damian mengangguk paham. Lalu kembali mengelus kucing yang kini tertidur di pelukannya.
"Jikala gimana kabarnya, Mas? Sehat?"
"Sehat. Dia titip salam buat Ibu."
Ibu tersenyum jenaka. "Masa' masih cuma salam aja. Suruh main sini."
"Semoga secepatnya, ya, Bu," ucap Damian seraya menghempaskan punggungnya di sandaran sofa. Pria itu kini tidak lagi memperhatikan siaran di televisi, melainkan menatap ke luar jendela dengan sorot mata hangat, tatapannya melamun. Raut wajahnya tampak cerah. Persis seperti anak remaja yang kasmaran.
Dan itu tidak lepas dari pengamatan Ibu.
"Ada sesuatu yang beda," putus Ibu pada satu kesimpulan. Diamatinya Damian yang rasanya pagi ini memiliki aura berseri-seri, juga senyuman lebar yang menghiasi wajah tampan sang putra. "Kok senyum?"
Sambil tetap bersandar di sofa, Damian membalas pertanyaan Ibu dengan tawa yang tidak bisa ditahan. Telapak tangannya menyugar rambut gelapnya, dan matanya terpejam seakan menahan ledakan bahagia.
"Lagi bahagia, Mas?" tanya Ibu.
"Lagi jatuh cinta."
Ibu terdiam sebentar dengan kedua mata membeliak. "Jikala?" Meski ia sudah tahu jawabannya.
"Ya."
"Bisa jelaskan sekali lagi, kenapa anak menggemaskan Ibu ini bisa jatuh cinta sama pemuda bernama Jikala? Satu alasan saja." Ibu mewanti-wanti jawaban mudah ditebak pada setiap pasangan yang akan memiliki anak sebelum menikah pada umumnya; yaitu anak mereka.
Namun rupanya Damian memberi jawaban lain.
"Kupikir awalnya karena Lilo. Aku terpesona sama cinta yang Jikala punya untuk anak aku. Tapi ternyata Jikala menyimpan jauh lebih banyak dari pada itu yang terus memaksa aku buat jatuh. Berada di sekitar dia bikin aku nyaman, bikin aku selalu ingin jadi versi terbaik dari diriku sendiri buat dia. Aku selalu berdebar hanya dengan memikirkan bakal lihat dia. Ngeliat senyumnya buat aku," Damian mengerjap lalu menggeleng dengan dengusan tawa kecil. "Aku jadi kedengaran kayak Leon ya, Bu? Kayak anak SMA baru puber."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Art of Becoming Parents
FanficMinho dan Jisung adalah sepasang rekan kerja yang mendadak harus bekerja sama belajar menjadi orang tua demi mempertanggungjawabkan buah dari "kecelakaan" yang mereka perbuat di suatu malam yang panas. Akankah si paling terpaksa-menjadi-pasangan ya...