DH 25 - Bahagia

4 1 0
                                    

Raisa Cantik
Taa jadi jemput kan?

Tirta Alaska
Engga, mls

Raisa Cantik
IHHHHH TIRTA APAAN SIH MULAI DEH!!
GAMAU TAU JEMPUT!!

Tirta Alaska
Gak, lo galak mls

Tirta terus-terusan mengejek Raisa yang memaksanya untuk menjemputnya. Entah mengapa akhir-akhir ini Raisa selalu meminta jemput pada Tirta. Aneh bukan?

Setelah pembelajaran selesai Tirta bergegas pergi menjemput Raisa, karena ia tidak ingin membuat Raisa menunggu lama. Nichole yang sedari tadi memperhatikannya hanya tersenyum, karena baru kali ini ia melihat Tirta se-semangat ini.

Sebelum sampai sekolah Raisa, Tirta berinisiatif membelikan makanan terlebih dahulu untuk Raisa. Karena jika nanti Raisa ngomel-ngomel lagi, ia bisa menyumpal mulutnya dengan makanan.

Raisa yang baru keluar kelas dihampiri oleh Fahri. Ia mengajaknya berbicara sebentar, karena ada beberapa hal yang penting.

"Kenapa, Ri?" Tanya Raisa keheranan

"Lo berantem sama Rey?" Tanya nya balik

"Ga." Jawabnya singkat

"Terus? Kok lo kayak menghindar terus dari dia?"

Sejujurnya Raisa masih kesal sekaligus sakit hati ketika melihat Reyhan dekat dengan sekretaris Osisnya, Alivia. Tapi setelah dipikir-pikir tidak seharusnya ia begitu, karena Raisa sadar ia bukan siapa-siapanya Reyhan.

"Sorry, gue duluan ya. Nanti gue obrolin sama Rey soal itu. Makasih ya, Ri." Ujarnya sembari berlalu meninggalkan Fahri.

Fahri sedikit lega karena Raisa mau membereskan masalahnya dengan Reyhan. Setidaknya ia sudah berusaha berbicara pada Raisa, karena sejujurnya ia kasihan pada Reyhan yang selalu terlihat sedih ketika bercerita soal Raisa.

Tirta memperhatikan Raisa sedang berjalan menuju gerbang, kemudian ia memanggilnya.

"Nengg!!!"

"Neng Raisa!!!!" Teriaknya

Raisa langsung mencari sumber suara tersebut dan membulatkan bola matanya, ia kesal kenapa Tirta harus berteriak memanggilnya 'Neng'.

Raisa berlari kecil menghampiri mobil Tirta yang terparkir disebrang jalan, setelah memasukki mobilnya ia langsung menoyor kepala Tirta.

"Apa-apaan sih lo, nang neng nang neng. Bikin gue malu aja!!" Hardik Raisa

"Bercanda neng, jangan galak-galak. Udah syukur saya jemput." Ucapnya sembari cekikikan. "Nih biar neng ga marah-marah lagi." Lanjutnya sembari memberikan beberapa makanan pada Raisa.

"Ceritanya nyogok gue lo? Btw maacih baik bener lo." Jawabnya senang

Tirta hanya tertawa kecil, lalu mereka pergi melaju dari sekolah Raisa.
Selama diperjalanan mereka asik bercanda satu sama lain, bahkan saking asiknya Tirta tidak menyadari bahwa sedari tadi hpnya berbunyi karena ada telepon dari Bundanya.

"Sa, ikut kerumah gue yuk." Ajak Tirta.

"Ngapain? Ih malu ah gue." Tolaknya dengan nada sedikit canggung.

"Ah bodo amat, gue bawa lo kerumah."

Blush!
Pipi Raisa memerah, ia malu karena Tirta benar-benar membawanya ke Rumahnya. Ia tidak tahu harus bagaimana sekarang, dan disana dia harus bersikap seperti apa?

Sesampainya dirumah Tirta, Raisa enggan turun dikarenakan sangat malu. Dia tidak biasanya diajak kerumah lelaki, makanya ia benar-benar gugup setengah mati.

"Ayo turun, apa perlu gue gendong?" Tawarnya

"Ih iya iya gue turun." Ucapnya dengan terpaksa.
















Wkwkwkwk Tirta ngeselin ga sih?
Tiba-tiba ngajak kerumah, gimana ya perasaan Raisa?

Terima kasih sudah membaca, semoga sukaaa

Enjoy !<3

Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang