DH 23

5 1 0
                                    

Di dalam mobil, Raisa terus mengoceh tidak jelas. Ia meluapkan semua kekesalannya hari ini kepada Tirta. Ia yang mendengarnya hanya tertawa.

"Ih Tirta lo dengerin gue ga sih? Malah ketawa mulu. Kenapa sih hari ini gue sial banget? Nyebelin tau ga?" Keluh Raisa

"Iya gue dengerin kok. Yaudah lo mau kemana? Biar lo ga marah-marah terus." Tanya Tirta dengan nada lembut.

Raisa langsung salting sendiri dibuatnya. Sejak kapan Tirta selembut ini? Setaunya Tirta adalah lelaki yang cuek dan dingin.

"Malah senyam-senyum! Jangan bilang lo gila?"

Perkataan Tirta membuyarkan pikiran Raisa, ia jadi malu sendiri.

"Kalo gue gila, gue gaakan sekolah Ta! Terserah lo deh kemana aja yang penting gue ikut."

"Oh jadi mau kemanapun asalkan sama gue lo mau gitu kan?" Tanya Tirta dengan nada usilnya

"Dih pede bener lo! Y-ya ga gitu!"

Akhirnya Tirta mengajak Raisa ke mall untuk bermain TimeZone. Disana mereka menikmati permainannya dengan perasaan senang. Tirta terus menatap Raisa tanpa berkedip dan ia kembali mengingat masa-masanya dulu ketika masih berpacaran dengannya. Dunia pun serasa milik mereka berdua, hingga mereka lupa bahwa hari sudah larut malam.

Sesampainya dirumah Raisa, ia berterima kasih banyak karena sudah mengajaknya jalan. Dan itu cukup membuatnya sangat senang disaat harinya sedang buruk.

"Yaudah sana masuk, apa perlu gue anterin sampe depan pintu kamar?"

"Dih bentar dulu napa. Ngusir lo?" Ucap Raisa kesal

"Masih kangen ya?"

"Tirta plis deh."

"Iya iyaaa."

"Thanks ya Ta udah mau nemenin gue hari ini, gue senenggggggg banget hehehe. Sorry, kalo gue banyak ngoceh dari pagi." Ucap Raisa dengan sedikit gugup

"Sama-sama, santai. Btw lo kalo lagi kesambet baik juga ya?" Jawab Tirta cekikikan.

"Mulai deh." Ujar Raisa sambil memutar bola matanya. "Gue itu jadi inget seseorang tau ga. Inget ga lo? Gue pernah cerita soal si Cumi ituu." Lanjutnya

Sontak Tirta kaget mendengar ia menyebutkan nama Cumi kembali.

"Emang dia siapa sih kalo gue boleh tau?" Tanya nya keheranan

"Dia itu.. em mantan gue. Cuman gue lupa namanya aslinya siapa."

"Kok bisa lupa?"

"Iya gue dulu pernah kecelakaan dan itu ngebuat setengah memori lama gue hilang. Tapi ga permanen sih, gue masih bisa mencoba mengingat sedikit."

Darisitu Tirta tau mengapa Raisa tidak mengenalinya sama sekali. Ternyata dia pernah mengalami kecelakaan yang membuat kepalanya terbentur keras ke aspal. Sehingga membuat ingatan lamanya hilang.

Tirta hanya ber-oh ria saja ketika mendengar Raisa bercerita. Ia paham sekarang harus seperti apa.

"Yaudah sekarang lo masuk kedalem. Terus istirahat, kalo lo mau cerita lagi masih ada hari esok. Dan kalo lo ada apa-apa, lo bisa hubungi gue. Okay?" Ucap Tirta sembari mengelus puncak kepala Raisa

Deg!

Blush *_*

Raisa tersipu malu saat Tirta seperti itu, ia hanya mengangguk pelan sembari tersenyum.

Setelah itu ia langsung turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam rumahnya. Dari kejauhan Tirta hanya tersenyum melihat tingkah Raisa yang sedang salting dan kemudian ia melaju pergi.












Wkwkwkwk duh gemeshhh bgt sama mereka berdua

Terima kasih sudah membaca cerita ini
Semoga sukaa yaa

Enjoy

Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang