Aku tak tau ini benar-benar cinta atau hanya sekedar suka.
Apa mungkin ini hanya sekedar ujian? Ujian dari tuhan agar aku tak harus terus menutupi semua perasaan ini.
Apa mungkin she's love me,like i love her?
Aku takut ini hanya sekedar perasaan ya...
"Nic tunggu, gue bisa jelasin!" Teriak Fahri yang sedari tadi mengejar Nichole.
"Apalagi Ri? Lo tau, selama ini gue selalu menghargai pertemanan kita. Gue gapernah sedikitpun merasa marah sama lo, ketika tau lo pernah berhubungan sama Milea."
"Sorry Nic, itu emang kecelakaan. Gue-"
"Iya gue tau kok, makanya gue selama ini gapernah kan marah sama lo? Cuman.." Ujar Nichole sembari mulai meneteskan air matanya.
"Sorry banget Nic, gue gamau pertemanan kita hancur cuman gara-gara cewe. Harusnya gue bilang ke lo dari awal, bukannya malah diem kayak gini."
Tak lama Tirta kembali ke apartemennya sendirian dan langsung memasuki kamarnya dengan kesal. Raisa yang melihatnya merasa keheranan, apa masalah yang sedang Tirta hadapi? Bertemu siapa dia barusan? Sampai-sampai pulang dengan raut wajah yang begitu kesal.
Raisa berinisiatif menghampiri Tirta ke kamarnya, dilarang oleh Naufal. Ia menjelaskan bahwa mungkin Tirta perlu waktu untuk sendiri dan tidak mau diganggu oleh siapapun. Tetapi, berbeda dengan Raisa yang berpikir bahwa mungkin saja Tirta membutuhkan seseorang untuk menenangkannya. Alhasil Raisa memilih untuk menghampiri Tirta ke kamarnya.
Dengan hati-hati ia membuka pintu kamar dan tidak melihat Tirta berada di sana, setelah dicari-cari ternyata Tirta sedang termenung di balkon kamarnya. Ia pun menghampirinya dengan perlahan, karena tidak ingin membuatnya kaget.
Tirta yang menyadari kehadiran Raisa hanya berdiam diri menatap langit yang dipenuhi bintang-bintang dan juga bulan sabit yang bersinar terang malam itu.
Raisa memeluk tubuh lelaki dihadapannya itu dari belakang tanpa ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Karena ia tahu, dan merasakan bahwa memang lelaki dipelukannya ini sedang tidak baik-baik saja. Tirta kemudian berbalik dan memeluk Raisa dengan erat. Keduanya larut dalam pelukan sampai Tirta menggendongnya untuk memasuki kamar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo kenapa? Ada masalah ya?" Tanya Raisa perlahan.
Tirta tidak menghiraukan pertanyaan Raisa, ia terus menatap Raisa sembari tersenyum sendiri. Raisa merasa salting setengah mati ditatap seperti itu oleh Tirta.
"Sa, will you be my girlfriend?" Tanya Tirta dengan serius.
Raisa kaget bukan main mendengar Tirta tiba-tiba menyatakan cinta padanya.
"Pacar doang?"
"Lulus sekolah gue lamar lo."
ANJ TIRTAAAAAAAAAAAA?
"Jawab, gue lagi serius."
Raisa langsung mencium bibir Tirta beberapa detik lalu melepasnya dan memeluknya dengan senang. Pelukan itu dibalas oleh Tirta dengan hangat.
"Jawabannya berarti iya nih?
Raisa hanya mengangguk malu karena ia sedang benar-benar di mabuk cinta oleh Tirta.
Tiba-tiba Nichole dan Naufal membuka pintu kamar, menghampiri keduanya yang sedari tadi sedang berpelukan. Sontak keduanya kaget karena merasa malu dilihat oleh Nichole dan Naufal.
"Enak ya pelukan gitu? Gue ikutan juga dong." Pinta Nichole sembari memeluk keduanya.
"Ih apaan sih lo itu ga diajak." Ujar Tirta sembari mengusir.
"Sini Nic kalo mau dipeluk." Ujar Raisa sembari mengajak Nichole.
Tirta yang melihatnya dibuat kesal oleh kelakuan Raisa yang menyebalkan. Naufal hanya tertawa melihat tingkah mereka.
"Sayang apaan sih kok kamu malah mau meluk temen aku." Ujar Tirta kesal sembari berusaha melepas pelukan keduanya.
"Ya gapapa lah Ta, bagi-bagi punya cewe." Ujar Nichole menggoda.
"Enak aja lo, Raisa cewe gue. Calon gue juga, jauh-jauh lo sana."
"Oh udah resmi nih sekarang? Gue siap 3some." Ujar Nichole dengan bangganya.
Sontak semuanya kaget mendengarkan pernyataan dari Nichole, terlebih Naufal ia mulai mencurigai Tirta.