DH 28

8 1 0
                                    

Raisa sedikit lega sekarang karena masalahnya dengan Reyhan sudah selesai, tetapi ia masih kepikiran kejadian kemarin bersama Tirta. Ia benar-benar malu sekali, apa yang ada dipikiran Tirta saat melihat Raisa berperilaku seperti itu?

Arghh!

Tak lama Raisa bergegas pergi ke taman untuk menjernihkan pikirannya. Disana ia mencoba relax dan melupakan kejadian kemarin.

"Malu-maluin banget gue ih bodo bodo bodo!" Umpatnya.

"Gue harus gimana sekarang? Mana semalem gue meluk dia lagi!"

"Pasti Tirta jijik deh sama gue dan mikir kalo gue agresif banget. Aaaaaaaaaaaa!!!!!"

Dari kejauhan Tirta yang sedang menunggu bundanya berbelanja melihat Raisa yang sedang duduk sendirian di taman dan terlihat sedang kesal. Akhirnya ia turun dari mobil dan mencoba menghampirinya.

"Kenapa lo? Stress ya?" Tanya Tirta sembari mendekat.

Deg!

Anjir dia ngapain lagi disini aduh mampus gue -batin Raisa

"L-lo ngapain disini? Kenapa sih lo ada dimana-mana? Setan ya lo?"

"Aduh neng perasaan marah-marah mulu. Kenapa sih?"

Raisa diam tertunduk lemas karena dipikir-pikir benar apa kata Tirta. Lagian harusnya ia malu karena sudah banyak merepotkan lelaki sebaik Tirta.

"Tapi gapapa sih meskipun lo galak, tukang marah-marah gue--" Tirta sengaja memotong ucapannya agar Raisa keheranan.

"Apa? jangan setengah-setengah deh, Ta". Ucap Raisa keheranan.

Belum sempat Tirta menjawab, Jessica yang sudah selesai berbelanja menghampiri Tirta dan Raisa yang sedang duduk di taman.

"Kalian ini bunda liat ngga dimana-dimana berdua mulu. Cocok deh lama-lama, bunda setuju kok Ta".

Sontak keduanya kaget saat Jessica tiba-tiba menghampiri mereka.

"Ah bunda bisa aja, doain ya". "semoga jodoh" bisik Tirta.

Raisa tak henti-henti dibuat salting oleh Tirta. Rasanya ia ingin menikah saja dengan dia.




Setelah mengantar Jessica pulang, Tirta mengajak Raisa jalan-jalan sejenak sebelum mengantarnya pulang.

"Sa kok diem mulu, ngomong dong biasanya juga ngoceh lu!" ujar Tirta.

"Yaelah gue juga ada cape nya kali pea, gausah mancing-mancing emosi gue ya lu" balas Raisa sedikit menahan kesal.

"Yaudah maaf ya cantik, gue ga bermaksud kok. Lo mau apa? gue turutin saat ini juga".

"Apasih lo cantik-cantik dasar tukang gombal".

"Karena lo emang cantik" ujar Tirta sepenuh hati.

blushh

Pipi Raisa memerah dibuatnya, rasanya lama-lama jantungnya ingin copot kalo diginiin terus.

Tak lama Tirta pun memberhentikan mobilnya disebuah rumah dekat tepi danau dan mengajaknya turun untuk memasuki rumah tersebut.
Raisa merasa keheranan, rumah siapa ini? kenapa Tirta mengajaknya kesini?

"Ta, jangan macem-macem deh gue belum siap!" ucap Raisa ketakutan.

"Apaan sih lagian gue ga nafsu liat lo". cibir Tirta.

"Sialan lo! awa--"

cup!

sebelum Raisa beres bicara, Tirta langsung mencium bibirnya sekilas. Sekujur tubuh Raisa seketika lemas karena sudah tidak kuasa menghadapi Tirta.

Tirta hanya tersenyum melihat ekspreksi Raisa yang sudah lelah dibuat salting olehnya.

"Taaaa bisa ga si lo stop? jantung gue udah mau copot. kalo mati mau tanggung jawab?".

"Gue ikut mati dong, seperti Romeo and Juliete".

"Bener-bener pea, malah biarin gue mati. Udah ah gue mau istirahat. Anter gue pulang" bujuk Raisa sembari memelas.

"Istirahat disini aja, gue yang izin ke kakak lo ya? ngga bakal di apa-apain juga kok".

Raisa yang sudah kelelahan hanya mengangguk dan berjalan menuju sofa untuk beristirahat. Sedangkan Tirta menghubungi Fathur untuk meminta izin bahwa Raisa tidak akan pulang malam ini.

Disisi lain, Raisa yang tidak bisa tidur memanggil Tirta untuk menemaninya.

"Tirtaaaaaaaa sini dong". teriaknya

Tirta berjalan menghampiri Raisa sembari membawa banyak snack dari kulkas.

"Kenapa cantikku??". Tanya Tirta sembari duduk disampingnya.

"Ga bisa boboo akuu" ujarnya manja.

"Ututuuu kacian sini-sini" ucap Tirta sembari mengelus puncak kepalanya.

Raisa pun memeluk Tirta dengan erat.

Deg!

Jantung Tirta seketika berdetak dengan kencang, ia shock karena tiba-tiba Raisa memeluknya tanpa aba-aba. Tirta pun membalas pelukannya dengan hangat.

"Manja" ucap Tirta meledek.

"Hehehe gue cape dibaperin lo mulu! Jadi baper beneran kan" jawab Raisa terkekeh.

"Gapapa gue suka kok, awas aja udah gini lo masih nyebut gue yang engga-enggak!"

"Iyaaa bawel".




























next?

Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang