DH 26 - Jatuh cinta

5 1 0
                                    

Tirta memasuki rumahnya, diikuti oleh Raisa. Tak lama Jessica-bundanya muncul dan menyapa anaknya.

"Duh anak bungsu baru pulang, daritadi bunda telponin ga di angkat-angkat." Ujar Jessica.

"Oh ya? Kayaknya ga kedengeran dan lagi nyetir juga tadi bun, maaf ya."

Jessica hanya tersenyum, dan pandangannya teralihkan oleh Raisa yang sedari tadi berdiri dibelakang anaknya.

"Ini siapa? Pacar kamu?" Tanya Jessica dengan nada senang.

"B-bukan!!" Jawab mereka berdua bersamaan.

Jessica hanya tersenyum melihat tingkah keduanya yang tiba-tiba gugup.

"Ini temen Tirta, bun. Tapi doain aja siapa tau jodoh."

Blush!
Blush!

Raisa salting setengah mati saat Tirta berbicara seperti itu kepada bundanya. Ia mendadak keringat dingin dan sekujur tubuhnya gugup.

"Oh temennya, nama kamu siapa?" Ucap Jessica sembari mendekati Raisa.

"S-ssaya Raisa tante, temen mainnya Tirta." Ucapnya sembari tersenyum malu.

"Cantik seperti orangnya." Ujarnya sembari tersenyum. "Yasudah kalian duduk-duduk santai aja. Bunda buatin minum sama makan dulu, pasti pada laper kan?" Lanjutnya.

"Gapapa tante gausah, ngerepotin."

"Gapapa cantik, oh ya panggil saya bunda jangan tante ya. Bunda tinggal dulu." Ucap Jessica sembari pergi ke dapur.

"Iya bunda." Jawabnya sembari tersipu malu.

Tirta yang sedari tadi memperhatikan Raisa tertawa nyaring dan berlari ke kamarnya, dan itu membuat Raisa kesal. Ia pun mengejarnya sembari siap menghantam wajah nya yang menyebalkan itu.

Sesampai dikamarnya, Raisa mengejar Tirta dengan kesal. Sedangkan Tirta terus-terusan mengejeknya sembari tertawa terbahak-bahak. Karena Raisa tidak memperhatikan langkahnya, ia pun tersandung menabrak Tirta dan jatuh ke kasurnya. Yang dimana posisi Raisa berada diatas Tirta, disitu jantung Raisa berdegup dengan kencang karena baru kali ini ia menatap lelaki sedekat ini. Jantung Tirta pun berdegup tak kalah hebat dengan Raisa.

Mereka mematung seketika, dan tak lama mereka cepat-cepat bangun karena takut dilihat oleh bunda dan tidak enak juga kalo keliatan.

"Eh sorry, Ta. Gue ga sengaja sumpah." Ucapnya kaget.

"Gapapa, untung jatuhnya ke kasur. Kalo ke lantai? Encok gue langsung." Sindirnya

"Ih Tirta kok lo gitu sih, ya maaf ga sengaja juga."

"Yaaa ya ya."

"Ih ngeselin deh!" Ucap Raisa sembari mencubit lengan Tirta.

Tirta pun mencubit balik, tetapi bukan di lengan. Melainkan dipipi Raisa, ia yang benar-benar muak karena Tirta terus-terusan membuatnya salbrut (salting brutal). Mereka pun terus bercanda satu sama lain, yang tanpa disadari bundanya melihat dari balik pintu. Dan ia tersenyum melihat keduanya yang begitu bahagia.

"Ta udah dong gue cape, anter gue pulang ah!" Ucapnya kesal.

"Cape ngapain? Cape salting?" Godanya.

"Plis deh, kamera dimana sih? Gue mau nyerah angkat tangan." Ucapnya pasrah.

"Yaudah ayo gue anter pulang, lagian kasian juga. Biar lo istirahatnya ga kemaleman."

Sebelum pergi, Raisa berpamitan dulu kepada Jessica. Setelah itu mereka pun pergi berlalu.

Selama diperjalanan, mereka diam satu sama lain. Tak ada yang membuka obrolan, sampai Tirta sadar bahwa Raisa sudah tertidur lelap disampingnya. Sesekali ia memandang wajah Raisa yang sedang tertidur.

Lo lagi tidur aja cantik, lucu ih gemesh deh gue -batin Tirta











Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang