DH 27

8 1 0
                                    

Sesampai di depan rumah Raisa, Tirta mencoba membangunkannya walaupun dalam hati ia tidak tega. Raisa terbangun sejenak dan melihat sekitar.

"Udah sampe? Duh sorry ya gue ketiduran, ngantuk banget."

"Gapapa, sorry ya udah bangunin lo."

"Iya gapapa kok." Ucapnya sembari setengah sadar.

"Lo mau gue gendong? Kasian banget kayaknya lo kecapean." Tawarnya dengan serius.

Tanpa berpikir panjang, Raisa meng-iyakan. Sontak Tirta kaget, tumben sekali ini anak mau. Biasanya juga ia menolak mentah-mentah sembari mengomel.

Tirta pun mulai mengangkat badan Raisa, ia langsung membawanya ke dalam rumah. Sesampainya di dalam, Fathur membiarkan Tirta membawanya sampai ke dalam kamar Raisa. Ia membaringkan tubuh Raisa di kasurnya dengan perlahan, saat ia hendak pergi Raisa menahan tangannya.

"Kenapa, Sa?" Tanya nya

Raisa bangkit dari tidurnya dengan lemas. "Makasih ya udah anter gue, maaf ngerepotin harus sampe kamar."

"Iya gapapa kok, yaudah lo istirahat ya. Gue balik dulu." Jawabnya tersenyum sembari mengacak-ngacak puncak kepala Raisa.

Raisa langsung menarik tangan Tirta dan itu membuat posisi mereka sekarang menjadi berpelukan. Tirta yang kaget hanya bisa pasrah dan membalas pelukan Raisa sembari mengusap puncak kepalanya.

Keesokan harinya, Raisa yang terbangun keheranan karena ia masih menggunakan seragamnya.

Loh kok gue tidur pake seragam ya -batin Raisa

"Udah bangun nih tuan putri?" Sindir Fathur yang memasuki kamar Raisa.

"Kak, kok gue tidur pake seragam sih? Aneh banget deh." Jawabnya.

Fahri terkekeh pelan karena ia tidak habis pikir, bisa-bisanya adiknya lupa kejadian semalam.

"Kamu mabuk apa gimana? Kan kamu sendiri yang minta anter Tirta gendong kamu sampe dalem kamar."

Raisa membulatkan matanya, ia shock dan mencoba mengingat kejadian semalam. Dan setelah diingat-ingat, ia benar-benar malu. Bagaimana bisa ia berperilaku seperti itu pada Tirta? Pasti sekarang Tirta sedang tertawa meledeknya.

Disisi lain Raisa ingat, ia harus cepat-cepat menyelesaikan masalahnya dengan Reyhan. Ia pun mencoba mendatangi rumah Reyhan, berharap orang itu ada dirumah.

Bi inah-pembantu dirumah Reyhan membukakan pintunya, dan mempersilakan Raisa masuk serta menyuruhnya langsung ke kamar Reyhan saja. Raisa berjalan menuju kamar Reyhan, setelah sampai ia membuka pintunya secara perlahan. Disana ia tidak mendapati Reyhan. Dan seperti yang ia duga, Reyhan sedang bersantai di balkon kamarnya.

Reyhan tidak mengetahui bahwa Raisa ada dibelakangnya, sampai ia menoleh ia kaget bukan main melihat Raisa ada di kamarnya.

"Raisa, l-lo ngapain disini?" Tanya nya gugup

"Sorry, gue td udh ketok pintu lo tp gaada jawaban. Makanya gue langsung masuk deh." Jawab Raisa.

"Iya gapapa, btw ada apa Sa? Padahal biar gue aja yang nyamperin lo."

"Gue mau minta maaf sama lo karena beberapa minggu belakangan ini atas sikap gue yang kurang mengenakan buat lo."

"Gaperlu minta maaf Sa, lo ga salah apa-apa kok."

Mereka terus berbincang meminta maaf satu sama lain. Reyhan senang akhirnya ia dan Raisa bisa berdamai lagi.

















Hmmmm ada yang baikan nih, gimana ya kelanjutan antara mereka berdua?

Terima kasih sudah mau membaca cerita ini, semoga sukaaa ya!

Enjoy!<3

Dari HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang