13 부

2.6K 266 2
                                    

Keputusan malam ini akan benar-benar menjadi hal yang paling menyakitkan untuk kedua insan ini. Malam ini penerbangan Jaehyun ke China, tentu saja itu hal yang tiba-tiba. Bandara memang sudah seperti tempat biasa baginya, karena apapun juga dia dan dua hyung nya pasti sudah muak dengan pesawat. Kalau bukan karena urusan kantor, mungkin mereka tak akan melakukannya.

"Tunggu aku Renjun, sebentar lagi kita akan bertemu kan?" Tanyanya dengan suara pelan.

"Attention please, Flight 3456 to Beijing is now boarding. Would all of passengers please pass on to gate C2.
Thank you."

Well, penerbangan ini memakan waktu 2 jam. Berharap tak ada kendala, Jaehyun pun mengikuti arahan-arahan yang ada. Membooking kursi di dekat jendela adalah favorit Jaehyun yang sangat suka dengan langit.

"Apa yang akan terjadi besok?" Tanya nya dalam hati sambil melihat langit gelap dari jendela.

-
-
-
-
-

"Tae ada yang aku perlu sampaikan pada mu, ini penting tolong jangan menghindar dulu." Bujuk Johnny.

"Hyung, jika hal penting aku pikir kau harus tahu." Bujuk Ten yang ikut menemani Taeyong di rumah sakit.

"Apa kau akan menyampaikan hal buruk?" Tanya Taeyong datar.

"Aku minta maaf, tapi aku dan Taeil hyung benar-benar tidak bisa menahannya. Kau harus sabar, inilah kenyataan nya."

"John?" Panggil Ten.

Johnny mengangguk kecil pada Ten, seolah berkata semuanya akan baik-baik saja.

"Tae, 2 jam lalu penerbangan Jaehyun ke China. Aku tidak tahu kapan dia kembali, tapi pasti tidak akan lama."

"Hanya itu?"

"Iya hanya itu."

"Tidak apa-apa, terimakasih John."

Ten memberi kode agar Johnny keluar dari ruangan Taeyong. "Ten bagaimana menurut mu?"

"Apa hyung?"

"Apa yang harus aku lakukan, aku tidak mau stress hanya karena pria sepertinya."

"Hyung..."

"Aku yakin dia tahu aku disini, tapi dia lebih memilih tidak peduli. Hidupku sekarang benar-benar seperti tak berarti."

"Itu pendapat mu, bukan pendapat kami hyung. Sudahlah tak perlu memikirkan Jaehyun. Percaya pada ku, jika dia kembali itu artinya dia mencintai mu." Hibur Ten sambil menggenggam tangan Taeyong.

"Apa ada sesuatu yang kau tutupi dari ku? Aku mohon jujur lah, aku tidak akan memberitahu Jaehyun. Aku akan menyimpan nya, sampai dia yang bicara padaku. Aku berjanji akan mengunci mulut ku." Kata Taeyong yang sedari tadi sudah berlinang air mata.

"Tapi-"

"Keluarlah jika kau sama seperti mereka."

"Baiklah aku akan bercerita."

"Terimakasih Ten."

"Ini tentang pria manis ini." Kata Ten sambil menunjukkan foto renjun yang ada di ponsel nya.

"Siapa dia?"

"Huang Renjun. Teman kecil Jaehyun namun harus berakhir saat di SMA, karena Renjun pergi untuk selama nya. Aku tidak tahu pasti soal ini, karena aku pikir ini sudah 8 tahun yang lalu."

"Apa hanya itu yang kau tahu?"

Ten mengangguk pelan dan mengelus punggung tangan Taeyong, Ten pasti tahu apa yang dirasakan sahabat nya itu. Kisah ini juga entah bagaimana nanti akhirnya.

"Tae apa kau mau tahu bagaimana kepribadian Jaehyun?"

"Tentu, aku ingin sekali."

"Rumah tangga ini tidak perlu dilanjutkan, aku muak dengan semua tingkah mu! Aku bekerja sepanjang hari untuk mu dan kalian. Aku tidak perlu cinta dari orang seperti mu!"

"Tuan Jung, aku melahirkan tiga putra yang tampan dan gagah. Itu hasil dari rasa cinta kita bukan? Apa kau akan menelantarkan anak-anak ini dengan ekonomi mu yang seperti ini? Kau perlu berkaca, kau tidak akan makan jika bukan karena uang ku! Kau bekerja di perusahaan ayah ku, seharusnya kau tahu diri."

"Ayah mu itu? Pria yang hidup dengan ucapan-ucapan palsu. Laki-laki tua yang tak punya malu! Satu hal yang kau tahu, ayah mu tidak akan sebesar ini kalau tidak melalui ayah ku! Ayah mu si pria yang tamak, mengambil semuanya dari ayah ku. Kau bahkan hampir dijual, untuk melunasi utang pria bangka itu pada ayah ku. Lalu siapa yang seharusnya bercermin?"

"Tidak mungkin ayah ku seperti itu!"

"Papaaa...." Panggil laki-laki kecil berusia 4 tahun di ambang pintu.

"Kau anak sialan, kemari kau. Kau dasar anak tidak tahu diuntung!"

"Papa sakit! " Tangis nya saat Ny. Jung yang tiba-tiba melayangkan tangannya pada tubuh Jaehyun.

"Apa yang kau lakukan pada putra ku! Kau tidak berhak atas itu, kau pikir kau siapa bersikap seenak nya?" Bentak Tn. Jung sambil menggendong Jaehyun.

"Kau dan putra mu sama saja! Aku ingin bercerai, urus tiga putra mu yang tak berguna itu."

"Jaga ucapan mu, keluar dari rumah ku!"

"Semenjak perceraian itu, Jaehyun lebih pendiam. Aku sudah dengar semua cerita Johnny dan Taeil hyung. Jaehyun pria yang hangat, dia tidak seperti yang kau pikirkan. Hanya saja aku berpikir kalau Jaehyun belum berani membuka hati pada siapa pun. Tapi kepergian Renjun justru membuat luka nya semakin parah, parah sampai mungkin tak bisa diperbaiki."

"Itu artinya Renjun adalah cinta pertama nya?"

"Tepat, Johnny bilang Jaehyun tak pernah tertarik dengan siapapun. Tertarik untuk bicara saja tidak, tapi hadirnya Renjun bisa menemaninya di hari nya yang monoton."

"Renjun? Dia tinggal dimana?"

"Awal nya di China, namun pindah ke sini hingga dia harus pergi selama nya. Tapi sejak kepergian nya, orang tua nya pindah ke China lagi."

"Berapa lama dia tinggal disini?"

"Kira-kira 10 tahun."

"Jadi Jaehyun pergi ke China untuk Renjun?"

"Aku pikir begitu."

"Aku memang sudah ragu dari awal, saat aku merasa ada sesuatu yang salah. Tapi Jaehyun tak pernah bercerita, aku tidak tahu apa dia tidak siap atau bagaimana."

"Lalu bagaimana dengan mu Tae?"

"Aku pikir mencintai nya adalah hal yang salah, aku menyerah disini saja. Tapi aku tidak pernah menyesal pernah mencintai nya. Aku sudah cukup lelah dan terluka, setidak nya aku lebih leluasa karena cerita mu. Walaupun ini benar-benar menyakitkan."

"Sungguh, aku tak pernah menduga jika Jaehyun seperti ini."

"Maksud mu?"

"Kalau bermain secara logika, ini adalah hal gila. Apa mungkin selama 8 tahun, Jaehyun dihantui Renjun?"

"Entahlah Ten, rasanya aku ingin terus menerus menangis. Tapi itu melelahkan, Ten aku mencintai Jaehyun. Tapi ternyata dia mencintai cinta pertama nya. Aku harus bagaimana?"

"Percaya pada ku, Jaehyun akan kembali untuk mu."

Taeyong terkekeh, tapi matanya sayu. "Bisakah kau tidak memaksakan senyum mu? Tolong jangan dipaksa jika tidak kuat! Menangis saja jika itu membuatmu merasa tenang." Kata Ten.

"Aku hanya menertawai kebodohan ku."

"Untuk apa? Kau memang bodoh sejak lahir."

"Itu sebabnya aku jatuh cinta pada orang yang salah, jujur aku tak pernah merasakan hal ini sebelum nya."

"Aku mengerti maksud mu, tapi tolong jangan tersenyum seperti itu. Sangat menyedihkan bodoh! Walaupun aku sering tak terkendali, tapi aku masih punya hati nurani. Jangan tersenyum dengan sorot mata yang sedih, kau terlihat seperti Joker!"

















See you next chapt! 🍑

Tiny Pretty Boy [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang