"Apa yang kau lakukan Na Yuta? Berkas itu tidak bisa bekerja sendiri." Tegur Jaehyun yang melihat Yuta tidur di meja nya.
"Jae kau bilang, kau mengambil cuti 2 minggu kan?"
"Ini kantor ku bukan? Terserah ku mau melakukan apa, kalau kau lelah kau bisa pulang dan istirahat. Kau lembur semalaman. Kau pasti sudah bau busuk, Winwin juga pasti merindukan mu."
"Hahaha kau benar, apa aku boleh pulang?"
"Pergilah, tapi setelah aku memberi pengumuman. Ah iya aku lihat-lihat, Jaemin dan Jeno sepertinya semakin dekat."
"Aku pikir ada sesuatu diantara mereka." Kekeh Yuta.
"Baiklah, bereskan semuanya dan ikut aku ke lobi." Perintah Jaehyun dan Yuta pun melaksanakannya.
Semua staff berkumpul di lobi atas perintah Jaehyun, semuanya berbisik bertanya ada apa dan alasan kenapa Tuan besar ini mengumpulkan mereka."Selamat pagi semua, saya Presdir Jung Jaehyun ingin memberitahu satu hal bahwa, 2 minggu kedepan perusahaan akan ditangani oleh 3 kakak saya Jung Taeil, Jung Johnny dan Na Yuta. Perihal urusan diluar kerja, yang harus saya tangani. Saya harap, semuanya bekerja profesional dan terimakasih untuk semua perhatian nya, silahkan kembali bekerja.
"Jae terimakasih."
"Untuk?"
"Kau tadi mengatakan, kalau aku kakak mu." Seperti nya Yuta tersentuh karena itu.
"Diamlah bodoh, kita menua bersama dan menjadi satu keluarga. Kau mau jadi adikku?"
"Baiklah, terimakasih. Kalau begitu aku harus kembali kerumah, terimakasih sekali lagi."
Jaehyun mengabaikan dan membiarkan Yuta pergi dan kembali ke ruangan nya untuk menyiapkan sebagian berkas-berkas penting.
"Kau ingin menghabiskan waktu bersama dengan istri dan 2 anak mu itu kan?"
"Hyung? Iya, aku seperti nya terlalu sibuk sehingga melupakan mereka. Tidak masalah jika aku mengambil cuti 2 minggu kan hyung?"
"Bersenang-senang lah, kalau begitu aku permisi." Kata Taeil lalu pergi dari ruangan Jaehyun.
-
-
-
-
-3:00 pm
"Buka pintu nya." Pria berzodiak Leo ini sudah beberapa kali mengetuk pintu adik laki-laki nya.
"Buka pintu nya atau hyung dobrak!" Ancam nya yang mulai mengambil ancang-ancang.
"Pergilah hyung, aku ingin sendiri..." Mark menahan pintu nya, ketika melihat pintu yang akan tertutup kembali.
"Hyung tolonglah." Anak nakal ini terus berusaha untuk menutup pintu nya.
"Jung Jeno." Mark menatap tajam pada adik nya, Jeno yang menyadari nya hanya menunduk.
Mark memeluk Jeno, menarik tangan nya untuk melingkar di pinggang Mark. "Hyung tidak sayang Jeno lagi, Jeno akan beritahu mommy nanti."
Mark mengelus kepala Jeno, sambil sesekali mengecup dahi mulus nya. "Kau salah paham." Kata Mark pelan.Jeno melepas pelukan nya. "Salah paham bagaimana? Jelas-jelas hyung pergi dengan wanita jelek itu. Hyung janji akan pulang bersama ku, hyung juga tahu kalau hari ini aku dan Haechan ada les tambahan. Kami sangat lelah dan berharap pulang bersama mu, kau malah pergi dengan perempuan gila itu. Lalu bagaimana kami pulang? Jalan kaki ke halte? Kalau betis kami naik jadi ke bokong bagaimana?"
Mark terkekeh dengan ocehan adik kecil nya, sudah kelas 2 SMA tapi masih saja seperti Jeno berumur 3 tahun. "Kau belum mendengar penjelasan hyung."
Jeno hanya memanyunkan bibir nya, Mark ingin sekali mengecup nya. Hey Mark dia adik mu, jangan lakukan hal gila! Mark menutup pintu nya lalu menarik Jeno untuk duduk di tepi kasur, lalu merangkul bahu Jeno. "Hyung hanya mengantar nya ke rumah sakit, ibu nya sakit Jeno. Satu lagi, dia punya nama. Giselle, nama nya Giselle."
Jeno memutar bola mata nya malas. "Tapi setidak nya hyung beritahu aku dulu, jangan langsung nyelonong pergi."
Mark terkekeh, lalu dengan sengaja mengacak rambut Jeno. "Aku tidak peduli dia punya nama atau tidak. Intinya, dia jelek dan jahat seperti nenek sihir, lihat saja tampang nya itu." Kata Jeno mengejek, lalu berbaring. Mark memeluk Jeno dengan erat. "Hyung lebih suka Jeno yang manja daripada Jeno yang sok cool seperti di sekolah."
Jeno memukul pelan lengan Mark. "Aku hanya sedang berusaha menjaga image untuk seseorang hyung."
Mark melepas pelukannya, menatap serius mata bulat milik Jeno. "Siapa yang membuat mu jatuh cinta?"
Jeno tersenyum kikuk. "Ada hyung, anak kelas sebelah. Dia sangat cantik dan sekelas dengan Haechan juga. Walaupun cerewet dan galak, aku tetap suka. Aku jadi ingin cepat-cepat menusuk nya."
"Sakit hyung!" Pekik Jeno saat Mark memukul bibirnya.
"Jangan asal bicara, kau ini masih anak-anak." Tegur Mark.
"Jeno Mark ayo makan dulu, mommy tunggu dibawah." Panggil Taeyong dibalik pintu kamar Jeno. "Mommy sudah memanggil, ayo turun atau kita kena omelan nya."
Mark diam-diam tersenyum, kala melihat Haechan sibuk membantu Taeyong menata makanan di meja. Keringat yang mengalir di ceruk lehernya, terlihat sangat seksi sekarang.
"Mark ayo duduk, tunggu apa lagi?"
"Ah iya mom, wait where's your husband?"
"Tadi katanya ada yang harus dia urus di kantor, mommy tidak tahu apa. Tapi sekarang dalam perjalanan, tadi daddy sudah menelpon."
"Baiklah. Haechan lihat keringat mu, kalau jatuh ke makanan ini bagaimana?" Tegur Mark.
"Mommy~" Cicit Haechan.
"Mark, jangan seperti itu. Sayang, sudah jangan dengarkan dia. Dia memang seperti Jaehyun, kalau bicara tidak di filter dulu."
"mimmyyyy~" Ejek nya.
Haechan menekuk wajah nya, pipi tembem nya nyaris jatuh karena begitu gembul. Hahaha bercanda.
-
-
-
-
-8:00 Pm.
Bel rumah berbunyi, Jeno yang kebetulan sedang bersantai di ruang tv sangat malas membuka pintu. Seluruh badannya seperti tidak bertulang, muka nya juga sangat lusuh. Tidak tahu kenapa.
"Hallo Jeno! Apa kak Mark dirumah?" Teriak nya.
Jeno menutup telinga dan menatap nya datar. "Ini rumah orang, bersikaplah sopan."
"Jeno siapa yang datang?" Tanya Mark dari arah dapur.
"Malaikat maut." Jeno meninggalkan mereka dan memilih pergi menonton.
"Mak lampir itu selalu saja mengganggu." Gumam Jeno.
"Jeno, hyung akan pergi keluar. Jangan kemana-kemana, jaga rumah. Aku hanya sebentar."
"Pergilah, bawa mak lampir itu jauh-jauh." Jeno tetap fokus pada action drama di depan nya.
"Dasar bocah tengil!" Batinnya.
"Giselle ayo." Ajak Mark yang melihat Giselle menatap ke arah Jeno, Jeno yang melihat itu hanya menjulingkan dan menjulurkan lidah nya. Kepergian Mark, semakin menambah bosan yang Jeno rasakan. Sore tadi, Haechan sudah pulang. Hahaha, mommy cantiknya merindukan nya karena semalaman menginap dirumah Jaehyun.
"Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku menelpon Haechan?" Tanya nya sendiri.
"Ajak saja dia keluar malam ini, pasti dia mau. Pergilah ke suatu tempat yang cantik, ke taman kota mungkin. Jangan lupa membeli Americano, Jaemin sangat suka itu."
"Haruskah? Baiklah akan ku hubungi dia, aku harap date malam ini tidak berantakan seperti sebelum nya. Haechan, terimakasih." Ucap Jeno lalu memutuskan sambungan telepon.
내일 봐요 🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Pretty Boy [JaeYong]
RomanceDon't miss this story, so you have to read this. 🍑🌹 Cerita ini hanya khayalan semata yang saya tuangkan dari pikiran saya, yang tidak bermaksud menjatuhkan harkat Idol yang saya gunakan. Sekali lagi perhatian nya, ini lapak cerita LGBT. Tolong ski...