16 부

2.7K 255 2
                                    

"Maaf Renjun, aku harus pulang. Hyung ku juga membutuhkan aku, beristirahatlah dengan damai. Aku akan terus mencoba mengikhlaskan, aku juga berjanji akan mengurus paman dan bibi seperti orang tua kandung ku. Setelah ini mungkin aku akan mengejar cinta ku, tolong berkati aku. Aku minta maaf karena baru berani datang menemui, maafkan keegoisan ku. Kami menyayangi mu."

"Huang Renjun, ini mama. Bagaimana kabar mu? Terimakasih sudah bersedia lahir dari rahim ku dan pergi di pelukan ku. Kami akan hidup bahagia, tolong jaga kami. Papa mu juga disini, pria cemen ini tidak bisa bicara jika datang kemari. Tolong maafkan dia, tapi aku percaya kau bisa mendengar isi hati nya. Jaehyun akan kembali ke Korea, bantu dan berikan dia kekuatan."

Mereka kemudian kembali setelah meletakkan beberapa buket bunga cantik diatas makam Renjun. Tak ada lagi kembali kerumah itu, sekarang waktu nya pulang. Ny dan Tn Huang akan mengantar Jaehyun ke bandara dan penerbangan Jaehyun jam 1 siang nanti.

"Jae, saat kau menikah nanti, apa kau akan mengundang kami?"

"Pertanyaan apa itu? Itu keharusan, kalian orang tua ku. Tidak hanya saat aku menikah, saat 2 hyung ku menikah, kalian juga harus datang. Tapi setelah paman pensiun, apa kalian bersedia tinggal di Korea bersama kami?"

"Soal itu bibi serahkan pada paman mu. Apa pun keputusan nya, aku akan menjalani nya."

"Tidak usah pikirkan itu, apapun yang terjadi kita harus tetap bersama bukan?"

Mendengar itu, Jaehyun dan Ny. Huang tersenyum manis, sejujurnya berat melepaskan Jaehyun untuk kembali ke Korea. Tapi mereka tidak bisa egois, hyung-hyung nya pasti khawatir dan merindukan Jaehyun. Apalagi Jaehyun tak pernah memberi kabar.

"Attention please, Flight 127 to Seoul is now boarding. Would all of passengers please pass on to gate C2.
Thank you."

"Aku harus pergi."

"Pergilah, jangan lupa berdoa. Tuhan menyertai mu, kalau sudah sampai kabari aku." Kata Ny. Huang yang menahan tangis.

"Kau sudah tua, menangis saja. Dada mu akan sakit nanti." Bisik suami nya dan mengusap punggung istri nya.

"Sesuatu mengganjal hati ku, aku sedih sekali kau pulang. Terimakasih untuk 1 bulan nya Jae. Aku senang, terimakasih sudah perhatian pada kami."

"Pa kemari." Panggil Jaehyun lalu mereka bertiga berpelukan.

"Hati-hati, kabari kami jika sudah sampai. Kirim salam kami pada Taeil dan Johnny, pasti mereka sekarang tampan sekali bukan?"

"Attention please, Flight 127 to Seoul is now boarding. Would all of passengers please pass on to gate C2.
Thank you."

"Astaga berisik sekali petugas bandara ini! Pergilah, sampai jumpa lagi. Kami mencintai mu."

Jaehyun berjalan dan menunjukkan pasport nya pada petugas bandara, kembali menoleh lagi pada mereka.
"Aku akan kembali, tunggu aku." Gumamnya dengan mata nya yang berkaca-kaca.

"Menangislah."

"Aku benar-benar merasakan perasaan saat kehilangannya sekarang, aku merasa seperti separuh ku hilang." Tangis Ny. Huang di pelukan suami nya.

"Dia akan kembali. Jika tidak, kita bisa kesana bukan? Aku minta maaf sayang, akhir-akhir ini aku sibuk bekerja."

"Tak apa, ayo kita pulang."

Jaehyun hanya mengahabiskan waktu nya untuk tidur di sepanjang penerbangan nya dan akan makan jika pramugara/i memberikan nya makanan. Dan tak terasa Jaehyun sudah tiba di Korea, mungkin kalau tidak dibanguni oleh penumpang di sebelah nya, Jaehyun akan melanjutkan penerbangan nya ke negara lain.

Tiny Pretty Boy [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang