18 부

2.8K 257 4
                                    

"Tenanglah hyung, dia ada bersamaku. Tadi malam dia seperti orang gila, karena botol-botol sialan itu."

"Apa maksudmu?"

"Jaehyun mabuk hyung."

"Apa dia baik-baik saja?"

Yuta tersenyum kecil, saat ia mendengar nada suara Taeil yang khawatir pada Jaehyun. "Aku pikir orang tua ini sangat marah pada anak nakal ini." Batin nya.

"Yuta? Hallo? Kau masih disana kan?"

"Ahh iya hyung, lebih baik hyung kemari. Jaehyun terus mengigau sambil memanggil nama Taeyong."

"Aku akan siap-siap, tunggu aku."

Lalu setelah nya Taeil memutuskan sambungan telepon nya dan bergegas kesana.

"Taeyong hyung, maafkan aku..." Lirih Jaehyun dengan suara parau nya.

"Jaehyun sadarlah!"

"Hyung..." Panggil nya lagi.

"Astaga apa yang harus aku lakukan?" Gumam Yuta yang bertanya pada diri nya sendiri.

Taeil hanya mengemudi sendiri, yang masih mengenakan piyama nya dan wajah tidur nya. Lalu Johnny dimana? Raksasa itu tidur seperti mayat!

"Jae..." Batin Taeil.

Dengan hati-hati Taeil mengemudi sampai lupa memakai seatbelt nya. "Ini masih pagi buta, kenapa lampu-lampu ini masih saja bekerja?!" Kesal nya saat melihat lampu rambu lalu lintas dengan warna merah.

Tuk tuk tuk

Taeil menggigit bibir bawah nya sambil mengetuk stir mobil nya. "Cepatlah berubah menjadi Hijau, aku ingin melihat adik ku!" Gerutu Taeil.

Selang beberapa menit, Taeil sampai di kediaman Yuta. "Maaf, lift sedang dalam perbaikan." Ucap Taeil yang membaca peringatan di depan pintu lift itu. Walaupun harus menaiki anak tangga untuk sampai ke lantai 8, Taeil tidak menyerah.

Banyak sekali umpatan-umpatan kecil, yang Taeil lontarkan untuk mengurangi rasa emosi nya. Tapi tentu saja ini menguras tenaga nya di pagi hari. Lupakan, hitung saja itu sebagai olahraga. "Tapi aku sudah tua, tulang-tulang ku tidak sekuat dulu." Gumam Taeil.

Taeil menekan-nekan tombol bel kamar Yuta dengan cepat, berharap membuka kan pintu untuk nya.

"Jung Taeil!" Erang Yuta dalam hati yang ingin sekali memaki dan memutuskan berjalan untuk membuka pintu.

"Hyung, silahkan mas-" Kalimat Yuta terpotong, kala Taeil menyelonong masuk tanpa permisi.

"Ini masih pagi, tenanglah Yuta tampan." Kata nya kecil.

Taeil pelan-pelan masuk ke kamar yang dihuni Jaehyun, berjalan perlahan yang sebelum nya menutup kembali pintu nya. Taeil mendudukkan bokong nya dekat sekali dengan Jaehyun, lalu menghidupkan lampu tidur nya.

Bibir Taeil menyungging kecil, ketika melihat Jaehyun meringkuk di dalam selimut tebal nya. Taeil berusaha menyingkirkan sedikit selimut nya yang menutupi wajah damai Jaehyun.

"Jae ini hyung, hyung sudah disini." Panggil nya.

Jaehyun sedikit melenguh karena silau nya lampu tidur itu, Jaehyun sangat sensitif dengan tidurnya. Dia sangat mudah terbangun, jika sesuatu membuatnya terusik.

"Hyung..." Lirih Jaehyun yang melihat Taeil menidurkan kepala nya ditumpukan tangan nya.

Merasa dipanggil, Taeil pun melihat Jaehyun. "Apa yang terjadi?" Tanya nya cemas. Terlihat jelas, jika alis nya mengerut dan sorot mata yang menahan tangis.

Tiny Pretty Boy [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang