15 부

2.8K 256 0
                                    

"Bibi berpikir kau marah soal ini Jae."

"Tidak, bagaimana aku bisa marah dengan bibi?"

"Tapi kau kecewa bukan?"

"Tidak, aku hanya sedih."

"Maafkan bibi Jae."

"Berhenti minta maaf, aku tidak marah dengan bibi."

"Jae, dulu Renjun juga senang dengan posisi ini sampai tertidur. Jika aku bergerak sedikit dia pasti bilang Ma jangan pergi. Tapi justru dia sekarang yang meninggalkan aku."

"Bibi tahu masa lalu ku, aku tidak dibesarkan dengan sosok ibu. Karena itu aku sangat menyayangi bibi."

"Bagaimana bisa dia mencampakkan orang sebaik Tn. Jung dan kau putra ku yang malang."

"Bi apa kau keberatan jika aku memanggil mu Mama?"

"Kau putra ku, tentu saja boleh."

"Benarkah?" Tanya nya terkejut dan bangun dari tidur nya.

"Kau putra ku Jung Jaehyun, aku memberi kasih sayang yang sama pada mu seperti aku menyayangi Renjun ku."

"Ma?" Panggil nya ragu.

Ny. Huang mengangguk pelan untuk meyakinkan Jaehyun dengan senyum haru nya. "Iya panggil aku seperti itu."

"Aku pulang!"

Ny. Huang melirik pintu kamar dan berdiri. "Paman mu sudah pulang, ayo kita turun."

Jaehyun dengan tulus menuntun Ny. Huang menuruni tangga, dia akan berbakti dengannya.

"Aku pikir kau pulang malam hari."

"Seharusnya begitu, tapi rapat diundur sampai 3 hari kedepan."

"Paman?"

Tampak Tn. Huang memicingkan mata nya agar melihat lebih jelas, tak lama terukir senyum di wajah Tn. Huang.

"Seperti nya paman sudah melupakan aku ma." Adu nya pada Ny. Huang.

"Jung Jaehyun." Kata nya.

"Itu nama ku, apa paman mengingat ku?" Tanya Jaehyun berharap dan mendekat pada Tn. Huang.

"Kau anak kecil yang nakal, kau tahu memanjat pohon tapi kau tidak tahu bagaimana turun, kemudian menangis."

Jaehyun terkekeh geli mendengar nya dan mengangguk mengiyakan. "Iya itu aku paman."

"Betapa gagah nya kau sekarang, aku pikir kau melupakan kami setelah kau tahu dia pergi."

"Sejujurnya aku masih sulit melepaskan nya, hingga aku tak ingin lagi melihat kalian lagi. Tapi aku menyadari kesalahan ku, aku minta maaf paman." Ucap nya melemah.

"Paman mengerti, mari kita sama-sama belajar mengikhlaskan nya. Paman ke kamar dulu, setelah itu jika kau mau, ayo kita berbincang. Bukan kah 5 tahun lalu kita terakhir bertemu?"

"Baiklah paman."

-
-
-
-
-

"Hyung ada apa dengan Jaehyun kita?" Tanya Johnny sambil bersandar di dinding balkon dan memandangi langit gelap.

"Aku tidak mengerti, ini sudah seminggu sejak dia pergi. Jangankan menelpon, mengirim pesan saja tidak. Ratusan pesan ku bahkan sama sekali tak dibaca, apa dia tahu ini salah?"

"Hyung haruskah kita kesana menjemputnya?"

"Aku tidak tahu John."

Taeyong yang sedari tadi mencari keberadaan Johnny untuk mengantarnya ke apartemen Ten, hingga akhirnya dia pergi ke kamar Johnny. Memanggilnya beberapa kali, tapi tak ada sahutan. "Apa dia di balkon?" Pikirnya saat melihat pintu arah balkon terbuka. Taeyong berdiri di ambang pintu, dia mendengar semua percakapan antara Johnny dan Taeil.

Tiny Pretty Boy [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang