14 부

2.6K 244 2
                                    

Tadi malam, Jaehyun membooking Hotel untuk menjadi tempat tinggal nya selama beberapa hari kedepan dan pagi ini dia sengaja bangun sangat siang.

"Apa yang harus aku lakukan hari ini? Apa harus membuat list seperti Taeyong hyung ajarkan?"

Sudahlah, hanya memikirkan itu saja sudah merusak mood Jaehyun hari ini. "Lebih baik aku mandi, makan lalu tidur lagi."
Seperti biasa tempat tidur nya dibiarkan saja berantakan seperti itu. Bantal jatuh tak diperbaiki, selimut tak dilipat. Betapa indah kamar nya.

Selang beberapa menit, Jaehyun sudah siap dengan kemeja dan pants panjang bewarna hitam. "Tiba-tiba aku ingin melihat mu." Gumam nya. Siang ini Jaehyun akan pergi ke rumah Renjun sambil membawa buket bunga yang cantik yang sudah ia pesan online sebelum nya. Supir hotel yang akan membawa nya kesana, matahari siang ini terlalu tinggi, kacamata yang terselip dipertengahan kemeja nya seperti nya harus dikenakan siang ini.

Tak butuh waktu lama, Jaehyun tiba di makam Renjun, menatap ukiran nama nya diatas batu cantik itu dan meletakkan bunga di dalam pot kecil.
"Apa kau sekarang lebih bahagia? Aku merindukan mu, sangat. Aku ingin sekali bercerita dengan mu." Lirih Jaehyun.

"Aku mencintai Taeyong hyung, tapi dilain sisi aku bimbang, karena aku masih sulit melupakan perasaan ku padamu. Apa kau senang jika aku bersama nya? Renjun-ah apa kau menutupi sesuatu dari ku? Maksud ku, aku masih ingin tahu kenapa kau pergi. Tolong berkati aku, hari ini aku akan berkunjung menemui bibi dan paman. Aku pulang dulu, besok aku kesini lagi."

-
-
-
-
-

"Kau yakin hari ini ingin pulang? Kondisi mu seperti nya belum betul pulih."

"Aku bisa Ten, aku tidak tahan tinggal disini berlama-lama."

"Kau ini keras kepala sekali." Omel Ten karena sikap bedebah Taeyong.

"Sudahlah ayo kita pulang, dimana Johnny?"

"Dia sudah di basement, ayo aku bantu. Apa aku perlu menggendong mu?"

"Kau bukan Jaehyun!"

"Huh!" Dengus nya kesal.

Johnny dan Taeil sudah menunggu di lobby, dengan Johnny yang bersantai dengan gulungan tembakau yang terselip di jari nya.

"Habislah riwayat mu jika Ten melihat mu mengisap rokok sialan itu."

"Benarkah? Mungkin akan ada perang nanti." Jawab nya acuh dan terus mengisap dengan santai.

"Jangan minta tolong dengan ku."

"Tidak akan hyung."

Tak lama, Ten dan Taeyong datang dengan beberapa tas ditangan mereka. Johnny yang sempat melihat mereka akan datang, segera membuang rokok nya ke tong sampah di dekat nya.

"Benarkah? Mungkin akan ada perang nanti." Ejek Taeil yang mengikuti kalimat Johnny.

"Apa kalian sudah menunggu lama?" Tanya Ten.

"Sekitar 10 menit, Tae bagaimana keadaan mu? Apa kau yakin hari ini pulang? Bagaimana jika tiba-tiba kambuh?" Tanya Taeil khawatir.

"Tidak hyung, aku yakin. Ayo kita pulang, aku ingin istirahat."

"Apa kau masih kuat berjalan?" Tanya Johnny memastikan.

"Lebih baik kau gunakan otak dan tenaga mu, badan raksasa mu ini akan di tertawai jika kau tidak menggendong nya." Sarkas Ten.

"Sayang aku kan hanya bertanya, Tae ayo naik dipunggung ku."

"Terimakasih John."

-
-
-
-
-

Tiny Pretty Boy [JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang