Fano mengikuti pelajaran dengan malas menurut Fano materi pelajaran monoton sekali tidak ada tantangan tersendiri bagi dirinya. Fano menguap mendengarkan penjelasan guru fisika tentang satuan gaya. Fano menelusupkan kepalanya di lipatan tangan bosan sekali berada di sekolah. Fano dilarang bolos oleh kedua orangtuanya jadi sebagai anak baik dia turuti saja, demi hadiah yang dijanjikan Stevan setelah pulang sekolah nanti.
"Papa kasih apa ya nanti?" monolog Fano.
Stevan di ruangan bk membisikkan akan membelikan Fano sesuatu asal tidak bolos pelajaran, dan bolos sekolah hari ini. Fano menyetujui kesepakatan itu lumayan dapat hadiah gratis dari ayahnya.
"Stefano!" panggil guru fisika bernama Diah.
Fano mendongakkan kepalanya melihat guru fisika sejenak wajah Fano malas sekali. "Stefano kamu mendengarkan penjelasan saya?" tanya Diah.
"Dengar kok," ucap Fano.
"Jelaskan di depan kelas kalau kau dengar semua penjelasan ibu barusan," ucap Diah.
"Baiklah. Pinjam spidol dong, bu," ucap Fano.
Diah memberikan spidol hitam kepada Fano membuat setiap murid di kelas melihat Fano mereka tahu Fano sosok yang emosian, tapi dia sering mengikuti olimpiade untuk mewakilkan sekolah.
"Saya jelaskan ya, bu," ucap Fano.
"Silahkan," ucap Diah.
"Gaya adalah tarikan atau dorongan yang terjadi pada suatu benda. Gaya ini menimbulkan perubahan posisi, gerak atau perubahan bentuk benda. Gaya memiliki nilai dan arah, sehingga masuk ke dalam besaran vektor. Gaya disimbolkan dengan Force (f) dan satuan gaya adalah Newton (N). Pengukuran gaya dilakukan dengan alat yang disebut dinamometer atau neraca pegas. Untuk melakukan sebuah gaya diperlukan tenaga. Semakin besar gaya yang hendak dilakukan, maka semakin besar pula tenaga yang harus dikeluarkan," ucap Fano.
Fano menarik nafas dalam-dalam kelelahan menjelaskan materi tentang gaya yang disuruh oleh guru, walaupun dia emosian rasa hormat terhadap orang lebih tua patut diacungkan jempol.
"Bu udahan ya lelah saya," ucap Fano.
"Lanjutkan saja Fano tanggung nih lagi mencatat,"
"Gua capek ngomong sementara lu enak dapet catatan kampret!" kesal Fano.
"Jangan mengatakan kata-kata kasar Stefano tidak baik," nasihat Diah.
"Maaf bu, khilaf," ucap Fano.
"Fano ayo tinggal sifat gaya nih!"
"Teman sekelas laknat semua!" kesal Fano.
Semua teman sekelas malah tertawa melihat wajah Fano jadi Fano menendang salah satu meja yang mentertawakan dia sangat keras. Fano dilarang berkelahi juga oleh sang ibu, dan anggap saja kejadian tadi pagi kecelakaan saja.
"Gaya memiliki beberapa sifat, diantaranya :
"Gaya mampu mengubah arah gerak benda."
"Gaya mampu mengubah bentuk benda."
"Daya mampu mengubah posisi benda dengan cara menggerakkan atau memindahkannya.""Udah kan gua mau duduk," ucap Fano.
"Sekalian sama rumusnya, No!"
"Mikir bego!" kesal Fano.
"Biar ibu yang meneruskan penjelasan Stefano. Kamu boleh duduk Stefano," ucap Diah.
Fano mengganggukkan kepala, dan menendang setiap meja para teman sekelas yang seenak jidat menyuruh dia menerangkan materi.
"Baiklah ibu lanjutkan penjelasan Stefano," ucap Diah.
"Rumus gaya"
"Gaya memiliki tiga rumus dasar untuk menjelaskan gerak benda. Tiga rumus tersebut adalah hukun Neton 1, 2, dan 3."
"Hukum Newton 1"
"Jika penjumlahan atau pengurangan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, benda yang semula diam tetap diam."
"Serta benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan."
"Sehingga rumus hukum Newton 1 adalah
∑F = 0
Keterangan:
∑F = resultan gaya (kilogram m/s2)"
"Hukum Newton 2"
"Percepatan atau perubahan dari kecepatan gerak benda selalu berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan massa benda."
"Hukum Newton 2 dapat dihitung dengan rumus:
∑F = m.a
Keterangan:
∑F = resultan gaya (kilogram m/s2)
m = massa benda (kilogram)
a = percepatan (m/s2)""Hukum Newton 3"
"Jika suatu benda memberikan gaya terhadap benda kedua, maka benda kedua akan membalas gaya dari benda pertama dengan arah berlawanan."
*Rumus Hukum Newton 3 adalah
∑Faksi = -∑Freaksi"
"Macam-macam gaya"
"Berdasarkan sentuhannya, gaya terbagi menjadi dua, yaitu:
"Gaya sentuh"
"Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja dengan sentuhan. Suatu gaya akan menghasilkan efek bila terjadi sentuhan dengan benda yang akan diberikan gaya tersebut."
"Bila tidak terjadi sentuhan, gaya tidak akan bekerja pada benda. Gaya ini muncul ketika benda bersentuhan dengan benda lain sebagai sumber gaya."
"Contohnya, seseorang yang memindahkan meja harus menyentuh meja dan mendorongnya untuk berpindah tempat."
"Hal tersebut terjadi sentuhan antar manusia sebagai sumber gaya, pada meja yang diberikan gaya. Jika tidak disentuh, meja tidak akan bergeser."
"Gaya tak sentuh"
"Gaya tak sentuh merupakan gaya yang akan bekerja tanpa terjadinya sentuhan."
"Efek dari gaya yang dikeluarkan sumber daya tetap dapat dirasakan oleh benda meski tak bersentuhan."
"Contohnya, gaya magnet dan gaya gravitasi. Jika seseorang meletakkan besi di dekat megnet, maka besi akan tertarik ke arah magnet."
Fano mencatat materi yang dijelaskan Diah sangat cepat, tidak ingin melewatkan satu katapun baginya pelajaran memang menyenangkan bagi dia. Sejak dulu Fano menyukai belajar setiap senggang mengamen menyempatkan membaca ulang materi yang sudah dipelajari di sekolah. Saat ini Fano bisa duduk manis di kamar sambil membaca buku pelajaran dengan santai tanpa perlu memikirkan menu makan besok pagi.
Pelajaran terus berlanjut hingga bel istirahat berbunyi tak lama sosok Raditya muncul di kelas Fano membawa kotak bekal. Raditya sering membawa bekal ke sekolah sering diledek seperti anak kecil, tapi Raditya tidak peduli bagi dia masakan sang ibu itu sangat enak sekali.
Raditya memutar kursi di depan Fano langsung berhadapan dengan sosok Fano yang mengambil kotak bekal juga seperti Raditya. Fano mendapatkan kotak bekal dari Lusiana itu juga keinginan Fano bagi dia itu hal yang belum dia rasakan dulu.
Raditya menyuap nasi goreng ke mulut, dan menatap wajah Fano sejenak. "Bokap sama yongkap gak sawan, kan?" tanya Raditya.
Fano yang akan menyuapkan nasi ke mulut menghentikan kegiatan dia menatap bingung akan ucapan Raditya barusan. "Sawan sebab apa sih?" bingung Fano.
Raditya menyuap sekali lagi nasi goreng dengan taburan udang goreng dan tiram itu ke mulutnya. "Kan kelakuan lu kayak reog ponorogo," ucap Raditya santai.
'Uhuk' Fano langsung minum air dari botol minum yang dibawa dari rumah, dan menatap sengit Raditya kesal akan ucapan Raditya barusan. "Gua bukan reog!" protes Fano.
Raditya tidak peduli kembali melanjutkan makan siang hanya ada pembicaraan random antara kedua sahabat itu, tak lama bel masuk berbunyi jadi Raditya keluar dari kelas Fano. Fano memasukkan kotak bekal dan botol air ke tas miliknya kembali belajar dengan tenang.
Jangan lupa tinggalkan vote, komentar dan kritikan bagi penulis agar semakin bersemangat menulis
Sampai jumpa
Jumat 09 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Stefano Mahardika (END)
Художественная прозаNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah keluarga saja tidak lebih. Stefano Mahardika cowok tengil yang hobi bolos dan hidup sebatang kara selama ini Fano panggilan akrabnya menyambung hidup dengan mengamen setiap hari demi sesuap nasi. Tiba-tiba se...