11. THE OLD ENEMY

204 45 3
                                    

-

"BAGAIMANA DIA BISA KABUR?!" Lanee menggebrak meja, membuat beberapa bawahannya makin membungkam. "Aku tidak mau tahu, kita harus segera mendapatkan Skylar hari ini! Red Hawk tidak boleh mengetahui ini!" Ia menarik nafas dalam.

Mencoba lebih tenang, Lanee duduk ke kursinya, memeriksa perkembangan laporan dari SLP yang baru ia tugaskan beberapa saat lalu untuk melakukan pencarian. Namun belum ada hasil di sana. Ia harap mereka tidak mengecewakan seperti yang pernah terjadi sebelumnya, pada NC.

"Kupikir Skylar takkan pernah kabur seperti NC." Ujar seseorang tiba-tiba masuk ke sana.

"Regina?!" Lanee agak terkejut, wanita itu mendadak kembali ke Laboratorium?

"Hai Lanee, bagaimana kabarmu?" Regina duduk di salah satu kursi.

Lanee menyandarkan punggungnya, mencoba untuk santai setelah pikirannya tak bisa berhenti berkecamuk. "Seperti yang kau lihat, aku tak perlu mengatakan betapa baiknya kabarku gara-gara Skylar."

"Maaf, aku cuma basa-basi." Ujar Regina. "Hmm.. Aku tak sangka saat aku kembali semuanya jadi berantakan seperti ini. Kau membuat anak asuhmu kabur."

"Bilang saja kalau aku payah."

"Tidak, kau tidak payah. Aku tidak ingin bilang kau payah karena jika begitu itu sama saja mengatai diriku sendiri..payah. Aku pernah mengalami hal yang sama sepertimu, ingat?"

"Soal NC?" Lane tersenyum kecut. "Astaga kau kemari hanya untuk mengingatkanku bahwa aku pernah mengejekmu saat kau kehilangan NC dulu?"

"Aku tidak bermaksud begitu. Jangan berpikiran buruk. Aku kemari karena memang harus kembali bekerja." Kata Regina. Ia kemudian berpaling ke wanita-wanita lain di sana yang sedari tadi cuma diam. "Jangan terlalu tegang lady, kita akan segera menemukan Skylar, lagipula anak itu tak sebadung NC."

Baru saja saat Regina menyelesaikan kalimatnya, sistem komunikator milik Lanee tiba-tiba berbunyi. Itu adalah dari kepala tim pasukan khususnya, Lanee memindahkannya ke mode hologram hingga bisa dilihat semua orang yang ada di sana.

"Bagaimana?" Tanya Lanee.

Seorang wanita cepak yang biasa mendampingi pekerjaannya menangani semua urusan di luar Laboratorium memberi informasi. "Kau akan terkejut dengan apa yang kami temukan Lanee." Katanya, ia lalu mengirimkan hasil rekaman dari alat pemantau yang di pasang di rumah Erika kepada Lanee.

Seperti semburan cahaya yang merangkai kejadian demi kejadian, Lanee, Regina dan wanita lain yang ada di ruangan itu melihat mulai saat Skylar membuka pintu rumahnya malam itu, memanggil-manggil ibunya dengan membawa sebuah pet cargo mungil yang Lanee bisa tebak isinya pasti seekor kucing untuk Erika. Awalnya Lanee cukup dibuat lega karena ternyata Skylar hanya kabur untuk pulang dan menemui Erika, seperti yang ia tahu bahwa Skylar sangat merindukan ibunya itu, namun ketika sosok lain mendadak muncul di sana, seorang gadis berkulit putih yang mereka tahu betul siapa itu, mereka cukup dibuat terkejut.

"Red Hawk?!!"

"BUKANKAH DIA YANG MEMBUNUH NC-KU?!!" Sahut Regina.

"Dia harusnya sudah mati."

*******

"Red, dia tidak boleh mati kecuali aku sendiri yang membunuhnya." Kata Nora ketika baru saja menerima laporan bahwa para aparat negara kini kembali gempar memburu mereka karena tindakan Red yang begitu mudah dilacak. "Kemana anak itu membawa si putra Eden?!! Dia hilang, berarti Red telah berhasil menangkapnya! Tapi kenapa sampai saat ini dia belum kembali?!" Ujar Nora kesal.

Beberapa wanita di sekelilingnya saling melempar pandang. Salah satu dari mereka, wanita semampai berkuncir dengan penutup wajah dan pakaian serba hitam memberanikan diri menanggapi Nora. "Kami akan terus melacak keberadaannya."

"Ya! Cari terus! Jangan sampai dia berbuat ulah yang sampai membahayakan kelompok kita!" Nora menghampiri kursinya dan duduk di sana. "Aku tak tahu apa yang dipikirkan Red. Kenapa lama sekali dan ketahuan, dia ceroboh."

"Jangan khawatir, dia akan segera kembali dan semua akan baik-baik saja." Sahut wanita itu lagi.

Belum sempat Nora membuka kalimatnya, seorang wanita lain, bawahannya, tiba-tiba masuk ke tempat itu.

"Ada apa?" Tanya Nora.

"NC, dia membuat keributan di bangsal A. Dia mencoba kabur."

-
-

NC berlari lorong demi lorong di gedung bawah tanah itu, entahlah, semuanya terlihat seperti labirin, seperti ia berada dalam sebuah labirin besar. Tembok-tembok dan beberapa pintu yang berderet cukup membuatnya pusing, semuanya terlihat sama. Ia cuma ingin pergi dari tempat itu, namun ia tak tahu akan sesulit ini ketika akses pertama saat ia masuk mendadak terkunci seperti penjara saat alarm berbunyi.

Di ujung koridor, NC berhenti sejenak, mencoba berpikir. Salah satu dari beberapa titik akan membawanya ke pintu keluar, atau paling tidak ke terminal T. Dan ia harus menemukan di mana itu, tapi sekali lagi, semuanya sama. Ini bahkan lebih sulit saat ia mencoba kabur dari Laboratorium milik pemerintah tempat ia dibesarkan, Laboratorium yang dikuasai Regina.

"Damn it!" NC kesal dan menendang tembok. Pikirannya tak bisa berhenti memikirkan Skylar. Red sedang beraksi sekarang, apa yang dilakukan anak itu pada adiknya? Tidak, jangan sampai Red menyakiti Skylar seperti saat di arena gulat waktu itu. NC berjanji akan membuat Red benar-benar hancur sampai ia tidak bisa dibangkitkan lagi jika Red berani menyentuh adiknya itu apalagi sampai membuat Skylar terluka, dan terbunuh.

Ketika pikirannya sangat kalut, mendadak pintu di ujung koridor terbuka sendiri, cahaya lampu ikut masuk seakan menerangi lantai di depan NC. NC pikir tadinya ada petugas yang masuk kemari dari sana, namun rupanya tidak. NC justru seakan mendapat petunjuk bahwa lewat sanalah ia akan keluar dari gedung itu.

Perlahan, NC berjalan ke sana. Mendekati area tersebut, dan beruntungnya, ketika ia telah melewati garis pintu, ia tahu ke mana ia harus melangkah. Ia mulai mengenal akses jalan itu dan di mana ia dapat menemukan celah keluar dari gedung tersebut tanpa diketahui, dulu ia dan Red sering kabur untuk bersenang-senang di distrik.

"Kuharap kau tidak ketahuan." Kata seorang gadis berambut blonde yang ternyata sudah sejak tadi berdiri di belakang NC dan memandanginya dengan diam.

Gadis itu memakai setelan putih layaknya penghuni-penghuni lain di bangsal tersebut. Wajahnya lumayan pucat, dan salah satu dari mata birunya, terdapat bekas luka yang lumayan parah, setengah hancur, seperti sebuah benda pernah ditusukkan di sana. "Semoga jika kita bertemu lagi, Skylar adikmu itu masih bisa mengingat siapa aku, Neil. Aku masih menyukainya."

-

THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang