18 COME WITH ME

161 33 6
                                    

-

Emma meraba ke udara, menggeser atau menghempas beberapa data hologram yang terpampang di depannya. Sudah dua hari sejak ia mendengar kabar bahwa Skylar diculik oleh anggota Red Hawk, ia tak pernah berhenti mencoba mencari informasi apapun tentang kelompok itu.

"Kami sudah berhasil menemukan markas persembunyian mereka." Ujar Lanee menghampiri.

Namun Emma terus memilah. "Aku tahu."

"Kalau begitu apalagi yang kau lakukan sekarang?" Tanya Lanee.

"Aku sedang mencari informasi tambahan mengenai Red Hawk. Itu bisa berguna untuk kita."

"Itu bukan tugasmu gadis muda." Lanee meraih lengan Emma yang tengah meraba ke udara, lalu menurunkannya, menatap Emma dengan lembut. Emma terlihat lesu dan kelelahan, Lanee menebak pasti gadis itu tidak tidur semalam. "Serahkan pada kami, sekarang kau pulang dan beristirahatlah."

"Aku tidak akan pulang sampai Skylar didapatkan kembali." Mendadak Emma teringat kejadian sebelumnya, saat itu Skylar juga terlibat dengan Red Hawk, anggota Red Hawk membawanya ke tempat perkumpulan kelompok itu dan memainkannya hingga hampir mati. Emma tak bisa membiarkan itu terjadi kedua kali. Itu mimpi buruk. "Aku akan terus membantu kalian menangani kelompok brutal itu." Emma berbalik dan fokus kembali dengan aktifitasnya.

Lanee menarik tangannya lagi. "Hei, dengarkan.."

"Jika tak segera ditemukan Skylar bisa tewas!" Bentak Emma tak sadar.

Mereka terdiam beberapa saat.

"Maafkan aku," Ujar gadis itu.

Lanee memeluk Emma, mencoba menenangkannya. "Aku tahu perasaanmu." Ujarnya. "Kau begitu mencemaskan kekasihmu, kau takut semuanya akan menjadi fatal. Tapi tolong dengarkan aku," Lanee melepaskan pelukannya, berbicara lembut pada gadis itu. "Ini bukan urusan yang bisa kau tangani, ini urusan serius, kau tahu seperti apa kelompok Red Hawk, kita harus berhati-hati. Sekarang, semuanya, serahkan saja pada kami. Pulang, istirahat dan tunggu kabar dariku, ya? Skylar akan kembali kemari dalam keadaan baik-baik saja."

******

Pagi itu, Carrie terbangun dari tidur lelapnya semalam, merayap turun dari tempat tidurnya. Sambil meregangkan otot-ototnya, gadis itu berjalan keluar dari kamarnya dengan langkah pelan serta mulut yang sesekali menguap.

Hari cukup cerah, cahaya matahari pagi menerobos masuk lewat jendela kaca dan menghangatkan badannya ketika ia melewatinya untuk menuju dapur. Jubah piyamanya yang panjang menyeret di lantai mengikuti langkahnya.

Suara gemericik kecil air terdengar ketika ia menuang segelas air putih. Teguk demi teguk ia telan setelahnya, membasahi tenggorokan, terasa segar. Carrie terus meminumnya hingga tiba-tiba, dari ujung matanya ia melihat seorang pemuda datang menghampiri, berdiri di sampingnya sembari tangannya menyabet pula gelas lain yang ada di sana. Sejenak Carrie merasa sangat takut, ia tahu siapa pemuda itu, dia bukan Lou.

"Kau terlihat lebih gemuk sekarang." Sapa NC ikut menuang air ke dalam gelasnya.

Carrie sontak menyembur air dalam mulutnya, menjatuhkan gelasnya. "Kau?!"

NC terjingkat ketika terkena semburan Carrie. "Ludahmu mengenaiku!"

Carrie menatap dengan mata terbelalak. NC?! Pemuda tinggi itu benar-benar NC? Tidak, dia sudah mati tiga tahun lalu, dia bahkan telah dimakamkan.

Carrie hampir ambruk tak kuasa melihat sosok di depannya tersebut. Apa Abby dan Regina berhasil dengan uji coba mereka? Mungkin, tapi Abby tak pernah mengatakannya.

NC mengusap dengan jijik kaosnya yang basah karena semburan air di mulut Carrie. "Padahal cuma baju ini satu-satunya hartaku."

"K-kau.. Kau NC?!" Tanya Carrie terbata.

NC berpaling, melihat gadis itu yang ketakutan. "Ya, aku NC. Lama tak jumpa. Kau mengotori bajuku dengan ludahmu. Reuni yang hebat."

"Kau NC atau NC tiruan?! Atau humanoid? Atau janin ke empat puluh yang berhasil dikembangkan Regina?!" Tanya Carrie mundur perlahan, kakinya gemetar.

NC tak mengerti dengan ucapannya Carrie. "Aku NC. NC sungguhan, Nicholas Holm. NC tiruan yang dikembangkan Regina masih ada di perut Abby sekarang. Lihat, perutnya membesar." NC menunjuk ke ruangan lain di sana, namun mulutnya mendadak tersenyum. "Tapi dia terlihat manis, Abby akan menjadi ibu sebentar lagi. Itu manis. Aku ingin terus mengusap perut dan bayi mungil miliknya itu." NC berseri.

Berbanding terbalik dengan ekspresi NC, Carrie menjadi makin takut mendengar keterangan NC. "NC sungguhan sudah tewas!" Bentaknya. "Tewas tiga tahun lalu, dia dibunuh, oleh Red Hawk. Dia sudah menjadi tulang belulang sekarang!" Serunya.

"Tapi dia dihidupkan oleh.." NC tak sempat melanjutkan kata-katanya ketika tiba-tiba Carrie menyabet sebuah pisau yang kebetulan ada di dekat mereka. "Woo.. Berhenti. Kau mau apa?!"

"Keluar dari rumahku sekarang!" Seru Carrie menodongkan senjatanya. "Aku tak percaya kau NC, kau pasti hasil eksperimen milik Regina. Sekarang kembali saja ke Laboratorium wanita aneh itu." Seru Carrie, maju selangkah sambil terus mengacungkan pisaunya pada NC. Sebenarnya ia tak sanggup jika harus melakukan serangan dengan senjata itu, ia hanya menggertak.

NC mundur. "Ya Ya.. Baik aku akan pergi. Tapi turunkan senjatamu. Itu menakutkan!" Seru NC bergidik, melirik gelas kosongnya. "Aku bahkan belum minum setetes pun."

"ABBY!" Seru Carrie pada adiknya. "ABBY APA KAU YANG MEMBAWA UJI COBAMU INI PULANG?! SEKARANG BAWA KEMBALI, DIA MEMBUATKU TAKUT!"

"Kau yang membuatku takut."

"Diam kau!" Carrie menarik nafas dalam. "Oke, tenang, dengar.. NC sudah mati. Dia tak mungkin hidup. JADI SEKARANG KAU PERGILAH!" Bentak Carrie lagi makin kencang.

Abby melongok di ambang pintu, rambutnya berantakan dan matanya masih menyipit karena kantuk. "Ada apa? Kau berteriak-teriak seperti kesetanan." Katanya pada Carrie.

"Bawa uji cobamu kembali ke Laboratorium Regina. Dia seperti hantu."

"Dia bukan uji coba Regina. Dia NC." Jawab Abby sambil sesekali menguap. Ia lalu berpaling pada NC. "Kau tak mengatakan kalau kau NC sungguhan?"

"Sudah. Tapi dia tak percaya."

"Dia memang bodoh. Kau harus berusaha." Ujar Abby tentang kakaknya.

"Apa kau bilang?!" Carry melotot.

"Tidak apa-apa, lupakan." Sambung Abby. "Aku mau memberitahumu kemarin, tapi kau seharian bermalas-malasan di kamarmu untuk menjadi babi dengan semua jajananku."

"Babi?! Kau juga bilang aku babi?!"

"Ah sudahlah, yang penting.. Laki-laki yang sekarang ada di hadapanmu itu adalah NC, mayat yang dihidupkan lagi, mayat hidup." Abby melenggang pergi.

Carrie yang merasa tak nyaman berdekatan berada dengan NC cepat-cepat mengejar langkah adiknya. "Abby, tunggu.. Jelaskan padaku apa maksudmu dengan mayat hi.. -" Ia tiba-tiba tersandung oleh gelas yang tadi ia jatuhkan, menabrak NC yang berdiri di depannya.

Mereka berdua pun ambruk ke lantai dengan badan Carrie yang agak tambun menindih badan NC. Namun, bukan cuma itu yang terjadi, tapi rupanya ujung pisau yang dibawa Carrie tadi, juga tak sengaja menancap ke dada NC, tenggelam ke dalam hingga setengahnya.

Carrie yang panik langsung mengangkat badannya berdiri, sementara NC merintih kesakitan, darah segar mulai mengalir keluar membasahi bajunya, membuat Carrie makin panik dan takut, berseru memanggil adiknya lagi.

"ABBY! A.. APA MAYAT HIDUP.. BISA MATI DUA KALI?! AKU TAK SENGAJA MENUSUK JANTUNGNYA."

...


THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang