22. BAD NEGOTIATOR

174 34 6
                                    

-

NC akhirnya selesai berganti pakaian setelah sebelumnya beberapa wanita kesulitan untuk membujuknya berganti busana. Pemuda itu bersedia melakukannya ketika Regina mengancam akan membiusnya, membuatnya tak bisa bergerak lalu wanita itu sendiri yang akan melepaskan semua pakaian NC dan menggantinya dengan balutan yang telah ia sediakan.

Dengan malas NC melempar pakaian sebelumnya ke atas sebuah kursi yang mirip dengan kursi pemeriksaan di sebuah klinik kesehatan gigi, di mana di sana dilengkapi beberapa alat lain yang NC tak mengerti apa dan untuk apa kegunaannya.

"Jangan murung, aku takkan melakukan hal-hal membosankan seperti dulu." Kata Regina pada pemuda itu.

NC tak menghiraukan, berada kembali menjadi objek penelitian saja sudah membuatnya malas. Berbeda dengan NC, wanita yang usianya hampir menginjak enam puluh tahun itu tampak bersemangat. Ia tak menyangka akan kembali bersama anak asuhnya yang sempat hilang dan tewas. Kini ia akan melakukan apapun pada NC, mengetahui lebih detail tentang apa yang terjadi pada tubuh anak itu, mempelajarinya, dan mungkin bisa membantunya menemukan titik terang tentang virus Y, atau yang lebih menarik, tentang hidup abadi.

"Pertama aku harus kembali mengulang dan menguji lagi hipotesis sementara soal tubuhmu." Ujar Regina sambil menyalakan monitor holografi di mana menampakkan struktur tubuh manusia, tubuh NC secara hologram. "Lalu, aku akan mengulas kembali detailnya satu persatu." Sambungnya.

Seperti sebelumnya, NC tak mendengar benar ucapan Regina, dia memandang ke sekeliling, mencoba membayangkan bagaimana gambaran sederhana denah dari gedung laboratorium milik Regina itu. Ia harus bisa meloloskan diri dari sana, sebelumnya, bahkan seumur hidupnya, hari-harinya juga selalu diiringi dengan aksi kabur dari laboratorium. Bahkan ketika ia bersama Red Hawk.

"Berhenti berpikir kau bisa kabur dari sini." Kata Regina yang tahu ke mana pikiran NC melayang.

NC memalingkan pandang pada wanita itu. "Aku harus menyelamatkan Skylar."

"Sudah kubilang Lanee telah mengurus segalanya. Jangan pikirkan apa-apa tentang saudaramu. Dia akan baik-baik saja. Lanee mantan anggota pertahanan negara sebelum ia memutuskan untuk bergabung di laboratorium. Kau bisa mengandalkannya." Kata Regina.

NC menunduk, mengangguk. "Ya, oke.. Abby juga menyuruhku untuk menanti kabar darinya saja. Tapi, hingga tadi pagi sejak aku menuruti perkataannya, belum terdengar apa-apa darinya soal Skylar, soal perkembangan kasus itu."

"Kau terburu-buru."

"Apakah Lanee memberi tahumu soal Skylar? Sedikit saja?"

Regina diam.

NC tersenyum. "Benar. Kau juga belum mendapat kabar apapun tentang Skylar bukan? Atau.. Kau saja yang terlalu sibuk dengan semua projek laboratorium rahasiamu hingga tak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana?"

"Jangan melantur."

NC menghembuskan nafas panjang. "Maaf, tapi.. Ya.. Tolong.. Aku juga tak ingin melantur. Hanya saja.. " NC menekan intonasinya. "Hanya saja bagaimana bisa kau tetap melaksanakan aktifitasmu sementara anak asuhmu hilang dan tak tahu apa yang terjadi dengannya di luar sana."

"Anak asuhku ada di sini sekarang, kau." Jawab Regina santai. "Skylar bukan tanggung jawabku, dia milik Lanee. Jadi.. Hilang atau tidak, terjadi sesuatu atau tidak, aku tak ada sangkut pautnya lagi. Dan.. Aku juga tetap tak bisa melakukan apapun seandainya aku bisa."

"Apa?"

"Yang bisa kulakukan hanya menunggu, menunggu sambil melakukan hal yang lebih penting. Dan kau juga harus begitu." Regina menyabet baju yang tadi dilempar NC ke kursi, memberikannya pada humanoid suruhannya yang berjaga di sana, kemudian ia menyuruh NC untuk duduk di kursi yang tadi mereka sediakan. "Sekarang, lupakan dan tenangkan pikiranmu soal Skylar, kita akan memulai prosesnya, silahkan duduk."

NC justru melangkah mundur, menjauh dari sana. "Aku tak percaya kau akan seapatis ini."

"Kubilang kau yang terlalu terburu-buru." Ujar Regina lagi.

"Tidak. Kau apatis, kau Regina yang selalu tak peduli dengan hal apapun selain kepentinganmu." NC terus mundur hingga tak sengaja kepalanya terbentur sebuah alat yang ada di dekat sana. "Ouh.."

"NC," Regina mendekat.

"Jangan kemari," NC mengulurkan tangan, menghentikan langkah wanita itu. "Jangan kemari, jangan mendekat, jangan sentuh aku." Katanya sembari mengusap kepalanya. Tidak terlalu sakit sebenarnya, hanya saja membuatnya kesal. "Dan, bisakah anak buahmu meletakkan peralatan kalian dengan baik?" NC mendorong benda itu mejauh, namun ternyata cukup berat. "Alat apa ini? Dia meninju kepalaku."

"NC," Kata Regina.

"Apa?" NC kembali berpaling pada wanita itu. "Perkataanku benarkan? Jika kau tak apatis kau tak akan mengurungku. Bagaimana pun aku tak mungkin bisa duduk tenang di sana dan hanya menunggu informasi dari Lanee, sejak tiba di rumah Abby saja aku tak bisa berhenti memikirkan Skylar, aku juga tak bisa tidur nyenyak."

"NC, sudahlah. Sekarang turuti saja ucapanku."

"Ucapanmu untuk berada di sini selagi kau mengorek-ngorek detail anatomi tubuhku?"

"Kau ingin diikat?"

"Tidak."

"Kalau begitu cepat duduk di kursi itu dan diam." Regina menahan emosi.

"Aku tidak mau. Aku-ingin-keluar."

"Kau harus menunggu prosesnya. Proses bagaimana Eden sedang menyelamatkan adikmu, semua butuh proses dan prosedur matang. Jangan kekanakan. Seperti yang kukatakan, serahkan saja pada siapa yang bertanggung jawab atas adikmu dan perang dengan Red hawk, dia Lanee."

"Kau bisa menjamin ucapanmu?" Tanya NC.

Mendengar itu Regina diam, mengambil beberapa berkas atau coretannya.  Dari gelagatnya NC tahu bahwa wanita itu sebenarnya tak bisa menjamin seratus persen, bahkan NC juga tahu kalau sejak dulu Regina memang selalu meragukan Lanee. Regina terjebak oleh kalimatnya sendiri.

NC tersenyum sekali lagi. "Ya, memang sepertinya aku harus keluar dari sini untuk menemukan adikku, paling tidak aku sudah tahu sedikit seperti apa itu Red Hawk, dan Red, aku pernah menjadi bagian dari mereka."

"Sebaliknya, apa kau bisa menjamin ucapanmu bahwa kau akan lebih baik?" Kata Regina.

"Aku pernah menemukan tempat perkumpulan anggota Red Hawk." Kata NC percaya diri.

"Oke, kuakui sebenarnya kau cerdas."

"Begini saja.." NC kini yang mendekati Regina. "Beri aku kesempatan. Lepaskan aku, biarkan aku pergi menyelamatkan adikku, dan jika semua telah selesai, jika aku berhasil membawa kembali Skylar, aku akan kembali padamu dan kau boleh melakukan apapun maumu. Lakukan penelitian sesukamu tentang aku, tentang bangkit dari kematian atau apapun itu. Oke? " Bujuk NC.

Regina memandangi pemuda itu sejenak. "Begitu?"

"Ya, mari buat kesepakatan."

"Bagaimana jika kau tewas ketika menyelamatkan adikmu seperti sebelumnya?"

"Sama saja. Kau bisa gunakan jasadku untuk eksperimenmu membangkitkanku dengan metode Red Hawk. Bagaimana pun akhirnya kau juga harus melakukan uji cobakan? Ini kesempatanmu."

"Hmm.. Menarik."

"Ya, menarik sekali. Maka dari itu sekarang kau harus biarkan aku pergi, ya?" NC mulai bersemangat.

Regina memandang lagi pemuda itu, kali ini dari atas ke bawah.

"Ya.. Aku ingin sekali menyetujui kesepakatan itu." Ujar Regina. "Tapi sepertinya aku tetap tak bisa melakukannya, karena.. "

"Karena apa lagi?"

Regina menurunkan pandangannya ke area intim atau kemaluan NC, di mana di celana putih pemuda itu tanpa sadar telah ternoda oleh sedikit cairan merah. "Karena aku harus mengajarimu bagaimana cara memakai pembalut. Percaya atau tidak, SEKARANG KAU SEDANG DATANG BULAN." Regina cepat-cepat mengabadikan momen itu dengan kamera mungil di penanya.

NC sontak menunduk dan terkejut, benar, di sana ada noda merah pekat. Pikirannya soal Skylar seketika terhempas oleh noda tersebut. "I.. Ini?"

"Itu darah menstruasi."

"Keluar lewat mana?!"

...

THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang