25. MOMMY, HELP!

181 28 8
                                    

....

"IBU!" Skylar berhasil mendorong badan Red menyingkir. Dengan histeris dan panik ia segera menghampiri pintu yang dari sela-sela sempitnya perlahan mengeluarkan asap bekas ledakan yang makin banyak.

"Ibu!" Skylar menembus asap, mencoba membuka dengan memasukan kode akses, namun rupanya pintu itu mengalami eror dan tak berhasil terbuka, Skylar yang kesal menggedor permukaannya, namun baja itu terasa panas, seakan memperlihatkan ledakan hebat yg terjadi di baliknya.

Skylar berlutut dan tak sadar menjatuhkan air matanya, ia tak bisa bayangkan seperti apa ibunya saat ini. Apa masih bisa diselamatkan? Mungkin bisa, Skylar yang tak sadar kehilangan akal sehatnya hanya berusaha berpikir bahwa ibunya masih hidup, harus hidup, ia berusaha kembali membuka pintu, kali ini dengan mendorong lewat sela-selanya, tapi terlalu kecil, membuat jarinya tak bisa mengambil celah, dengan agak memaksa, justru Skylar membuat kuku-kukunya sakit, bahkan hampir patah dan terasa linu, apalagi permukaan yang masih terasa panas juga seperti membuat kulitnya terkena permukaan oven yang menyala. Dan ditambah suara dengungan mesin pintu yang rusak membuat telinganya sakit.

"Berhentilah Sky!" Red menarik lengan Skylar.

Namun Skylar yang kalut akan ibunya, namun juga menyadari bahwa ini semua karena ulah Red, segera meninju Red dengan emosi.

"KENAPA KAU MELAKUKANNYA?!" Bentak Skylar sambil sekali lagi menyerang Red.

Ia melayangkan tinju untuk yang kedua kali, lebih keras, mengenai pipi Red, Red tak sempat menahan hingga serangan itu terasa hampir meremukkan rahangnya.

"Aku melakukannya karena kau tak mudah diatur!" Jawab Red sambil menyeka darah yang keluar dari mulutnya akibat serangan Skylar. Astaga, terasa nyeri, apalagi ketika berbicara.

Namun kemudian Red tersenyum, terkikik lalu tertawa seakan entah mengapa merasa lucu dengan Skylar.

Skylar yang muak melayangkan pukulannya lagi kepada Red. Namun tangannya segera ditangkap oleh Red sebelum ia kemudian berhasil membalik keadaan, menjatuhkan Skylar ke lantai sambil menduduki punggungnya dan menahan salah satu tangan Skylar ke balik punggung.

Skylar merasa sesak dan tak bisa bergerak. Ia berusaha untuk memutar badannya menggulingkan Red, namun posisi Red terlalu kuat. Skylar yang kesal dengan situasinya, dan juga teringat ibunya yang mungkin saat ini telah hancur di balik pintu, berteriak sejadinya meluapkan emosinya.

"Sky, tenanglah.." Ujar Red.

"Kau harusnya tak membunuhnya.. Kau tak boleh membunuh ibuku!" Skylar tak bisa menahan air matanya yang makin banyak keluar sembari  hanya bisa memandangi pintu sementara Red terus menindihnya dengan duduk di punggungnya dan mencengkram lengannya.

"Kau yang membunuh ibumu. Andai kau tak bersikap jual mahal.." Red membungkuk dan berbicara pelan ke telinga Skylar.

Skylar berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Red, namun Red tetap saja lebih kuat. "Aku.. aku akan membunuhmu!" Ujar Skylar.

"Kau tak bisa mengalahkanku. Kau anak laki-laki yang lemah." Sahut Red. "Sekarang, lebih baik kau terima saja kenyataan bahwa kau harus menjadi milikku, terima aku, kita akan menjadi sepasang kekasih yang berbahagia, oke? Atau aku.." Red berbisik lebih jelas. "... akan benar-benar membunuh ibumu." Ia menjilat telinga Skylar.

'Membunuh.. ibumu?'

"Ya, aku tak benar-benar meledakkan kepala ibumu tadi."

"Apa?"

Red mengangkat kepalanya ke arah pintu. "Tidak, aku tidak membunuh ibumu, ah, lebih tepatnya.. belum. Aku cuma menakutimu. Aku hanya meledakkan kucingmu tadi, ibumu mungkin membiarkannya berkeliaran dan dia ada di balik pintu itu, lalu meledak. Boom! Membuatmu sangat takut." Red tertawa lucu.

Tak lama setitik lampu hijau kembali menyala di tengah kepulan asap, menandakan ada objek yang berdiri di baliknya.

Skylar memperhatikan pintu itu. Benar, ada seseorang di sana. Dan dia, Erika?

"Skylar!" Suara ibunya terdengar dari balik pintu. Erika berusaha membuka pintu, namun pintu itu tak bisa terbuka sepenuhnya karena rusak akibat ledakan.

"Ibu!" Skylar yang senang bahwa ibunya masih hidup sontak mencoba melepaskan diri dari Red. Menarik tangannya yang digenggam kuat oleh Red. Namun Red yang perlahan mengubah wujudnya kembali menjadi anak perempuan, tak disangka melakukan sesuatu kembali pada Skylar untuk mengendalikan situasi.

Ia dengan cepat menancapkan jarum suntik ke tengkuk Skylar, jarum suntik yang mengalirkan bius yang pernah ia curi dari markas Red Hawk.

Skylar merasa nyeri, ia masih bisa melihat jelas ibunya berusaha membobol pintu yang rusak, mencongkel dengan benda apapun di sana. Namun ia tak bisa melakukan apa-apa, kaki dan tangannya tak bisa bergerak, bahkan kemudian ke anggota badan yang lain.

"Apa yang kau lakukan?!"

Skylar menatap pada Red yang telah menyingkir darinya dan berdiri di sebelahnya. Namun Red cuma tersenyum sambil mengangkat bahu.

"Skylar!" Erika akhirnya berhasil keluar dan menghampiri putranya. "Kau tidak apa-apa nak?!" Ia meraih Skylar dan memeluknya tanpa tahu kondisi Skylar yang mengalami kelumpuhan hampir seluruh badannya, bahkan untuk berbicara. Erika bertanya dan berbicara banyak hal, melampiaskan rasa khawatirnya sebagai ibu yang sangat terkejut kucing yang dibawa Skylar sebagai hadiah untuknya tiba-tiba meledak dengan hebat ketika ia mengajak hewan mungil itu mencari Skylar. Untungnya saat itu ia tak sedang menggendongnya.

Beberapa saat, sadar Skylar tak merespon apapun perkataanya dan hanya memandangnya dengan tatapan memohon seakan terjadi sesuatu padanya, Erika langsung berpaling pada Red yang masih berdiri di dekat mereka sambil membawa sebuah jarum suntik.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Erika pada Red. "Kau.. melakukan sesuatu padanya?!"

Red menarik nafas dalam, berlagak sangat menyesali perbuatannya terhadap Skylar. "Maafkan aku nyonya Holm, aku juga tak percaya ini akan terjadi. Tapi aku terpaksa harus melumpuhkan Skylar karena dia.." Red memalingkan pandang ke arah ceceran daging kucing yang meledak. "Karena dia mencoba membunuh anda lewat kucing yang ia bawa sebagai hadiah."[]

-




THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang