12. MEET YOU

286 58 12
                                    

-

Hari itu, Abby pulang ke rumah cukup sore. Ia langsung menuju kamarnya untuk beristirahat setelah melepas alas kakinya, namun ketika hendak sampai di pintu kamarnya, Carry yang sedari tadi tiduran di sofa sambil menonton video-video hiburan dari penyanyi favoritnya tiba-tiba melempar sesuatu pada Abby hingga mengenai kepala gadis itu.

"Auch!" Abby mengusap kepalanya. "Apa-apaan kau! Berhenti bersikap kasar, aku sedang hamil."

"Maaf." Dengan santai Carry kemudian melanjutkan menonton acaranya lagi.

Abby memungut benda yang dilempar saudarinya tersebut, sebuah surat undangan yang berupa seperti chip di mana isi dari benda tersebut akan menghilang satu hari setelah dibuka. Tak banyak orang-orang menggunakan surat undangan seperti itu, kecuali dari kalangan elit saja.

Abby menekan benda mungil tersebut, seperti pasta gigi yang jika ditekan akan mengeluarkan pasta, benda itu pun seakan mengeluarkan pasta hologaram yang kemudian mengembang membentuk suatu objek cukup besar bahkan sama besarnya dengan ukuran tubuh Abby.

"Tina?"

Seorang gadis, dengan gaun pesta mewah berdiri di hadapan Abby.

"Abigail Sanders. Masih ingat denganku? Tina Morales yang dulu selalu kau iri ketika aku memiliki pacar baru?" Gadis itu terkikik.

"Kau!" Abby ingin sekali segera menghamburkan pasta gadis itu hingga seperti muntahan ketika tahu siapa yang mengundangnya, namun sekuat tenaga ia menahan diri. 'Aku sedang hamil.. Aku sedang hamil!'

Tina berlenggak-lenggok di hadapan Abby sembari membawa gelas anggurnya. "Abby, hari ini aku ingin mengundangmu ke pesta reuni yang kuadakan sendiri di gedungku. Reuni sekolah kita. Kau mau hadir? Jika ya, bersiaplah besok malam. Datang ke alamat yang akan kukirimkan padamu, dan.. Jangan lupa pakai gaun paling cantikmu." Tina berbisik. "Oh ya, apa kau sudah punya kekasih? Bawa juga dia dan tunjukan padaku, pada teman-teman lama kita. Tapi... Jika tidak ada, tidak apa-apa. Kudengar sampai hari ini kau masih belum memiliki humanoid, kau masih menjomblo." Tina tertawa.

Emosi Abby sontak meledak. Entahlah, seperti baru saja meletupkan bom nuklir di kepalanya. Jomblo?! Tanpa ampun Abby segera melayangkan tangannya ke hamburan pasta hologram tersebut, mengacak-acak sosok teman lamanya itu sambil emosi. "Dasar penyihir!"

Carry meliriknya. "Jangan emosi, kau sedang hamil, ingat?"

"Bisa-bisanya gadis itu mengataiku, kau lihat tadikan? Si Morales itu.. Dia..-" Abby menginjak-injak chip yang tadi ia pegang. "Dia bilang aku jomblo hanya karena tidak memiliki humanoid! Aku tidak jomblo! Aku punya NC!"

"NC tidak menyukaimu."

"Aku akan membuat si bodoh itu menyukaiku!"

"Kau yakin? Dia anakmu sekarang, jika kau melakukannya kau justru akan membuatnya jijik."

"Dia bukan anakku, dia cuma meminjam rahimku. Berapa kali kubilang."

"Terserah." Carry memutar bola matanya kesal, melanjutkan kembali acara menontonnya dengan malas. "Oh ya, aku tak bisa berhenti berpikir."

"Soal apa?"

"Dulu, saat si tengik Morales itu mengundang kita ke acara ulang tahunnya, kau datang ke pestanya dengan NC yang berupa sebagai humanoid-teror. Lalu sekarang, kau akan datang ke pestanya lagi bersama NC yang berupa.. janin di perutmu? Aku tak bisa berhenti berpikir apakah suatu hari nanti kalian bisa datang ke pestanya dengan wujud yang normal?"

*****


Malam itu Abby memutuskan berjalan-jalan keluar mencari udara segar ketika kakaknya terasa bersikap menyebalkan. Entahlah, moodnya menjadi sangat buruk hari ini. Dimulai dari saat perkataan beberapa wanita di tempat senamnya tadi pagi, lalu dilanjut dengan Tina yang mendadak mengundangnya ke pesta reuni, kemudian sikap Carry yang.. Menurutnya makin menjengkelkan. Bukan hanya ucapannya saja, namun juga sikapnya. Ia makin malas. Hampir sepanjang sore kakaknya itu terus-terusan tidur-tiduran di sofa sambil menonton acara-acara favoritnya dengan volume besar. Jujur itu sangat mengganggu, belum lagi gadis itu juga menghabiskan es krim dan biskuit miliknya, Abby bisa menebak berat badannya akan segera naik drastis dalam seminggu ini jika ia tak segera pergi ke kampus dan melanjutkan sekolahnya, atau setidaknya mencari pekerjaan untuk mengisi waktu.

"Lou akan kujual jika kau terus menjadi babi seperti itu!" Abby menghentakkan kakinya kesal ketika tak sadar ia telah sampai di sebuah toko pakaian, pakaian bayi dan beberapa kebutuhan lainnya.

Gadis itu masuk ke sana. Tempat itu cukup besar, namun sayang tak terlalu ramai. Hanya beberapa wanita yang sedang memilih-milih di blok-blok dalam toko tersebut. Abby menghampiri area di mana banyak menjual kebutuhan anak lelaki. Sebenarnya, ia merasa agak aneh ketika berjalan di sana. Apalagi dengan perutnya yang mulai tampak membesar. Pakaian atau keperluan anak lelaki hanya dikhususkan untuk humanoid bayi saja. Bukan bayi sungguhan, bayi sungguhan berjenis kelamin perempuan. Sementara ia saat ini terlihat sekali mengandung bayi sungguhan, namun ia pergi ke blok di mana segala kebutuhan anak lelaki dipajang.

"Aku memiliki bayi humanoid di rumah." Kata Abby pada dua wanita yang meliriknya aneh. Ia lalu menutup perutnya dengan jacket merah jambu yang ia pakai, membuat perutnya tidak terlalu mencolok.

"Dasar pembuat malu.." Gumam Abby mengusap perutnya yang tiba-tiba di balas dengan gejolak kecil di sana. "Hei, kau menendangku?" Abby tersenyum, langsung mengetuk kecil perutnya lagi. Seketika ia membayangkan kaki NC saat dulu mereka pernah tidur bersama, saat kakinya berada di wajahnya. "Kaki baumu itu, sekarang pasti berukuran sangat kecil. Jangan melawanku, kau tidak ada apa-apanya sekarang.. " Gadis itu tertawa sambil terus mengusap perutnya. Entahlah, NC kecil di dalam sana menjadi seperti obat yang dapat membuat mulutnya tersenyum. Terutama ketika mahluk mungil itu menendang dan menendang lagi.

*****


Tendangan itu akhirnya dapat menjebol pintu angin di sudut gedung tersebut. Membuat kotak persegi yang terbuat dari besi itu ambruk dan NC segera merangkak keluar dari dalam sana. Sedikit terengah, pemuda itu lalu berdiri dan membersihkan pakaiannya yang cukup lusuh.

Markas rahasia milik Red Hawk, semakin hari semakin susah dicari jalan tikus untuk ia bisa keluar dari sana. Mungkin karena dulu ia dan Red sering sekali kabur, sehingga Nora menutup beberapa akses. Dan mau tak mau, kini NC harus melewati lubang angin itu yang beruntungnya bisa tembus keluar bangunan.

Pemuda itu berjalan sembari mengamati sekitar, tak baik jika para petugas mengetahuinya. Ia bisa kembali ke bangsal dengan pengawasan berkali-kali lipat, dan yang paling buruk, ia takkan bisa melakukan apa-apa untuk Skylar yang entah bagaimana kondisinya saat ini.

NC berjalan menuju jalanan setelah memanjat tembok dengan menggunakan beberapa box mesin sebagai pijakan, box-box raksasa yang entah NC tak tahu apa dan untuk apa kegunaan benda itu. Yang pasti benda itu selalu mengeluarkan suara berdengung dan hawa panas, itu bukan sekedar pendingin, kata Red, benda itu bisa meledak jika kau menyalakan api kecil di dekatnya.

Dengan menghitung arah, NC terus berjalan menuju ke rumah kediaman Erika. Ia mencoba mengingat di mana dan lewat mana rumah itu berada. Ia yakin Red ada di sana saat ini, dan mungkin juga adiknya. Ada beberapa terminal T ia lewati, tidak.. Ia tidak ingin pergi dengan terminal T. Itu akan membuatnya mudah dilacak, bukan cuma red hawk, tapi para petugas keamanan pemerintah, sekilas ia ingat tentang Regina dan SLP. Bukan waktunya berurusan dengan mereka sekarang, yang terpenting adalah menemukan Red terlebih dahulu.

NC terus berjalan, kali ini jalanan lumayan lebih ramai. Banyak toko berderet di sekitar sana, bahkan tempat-tempat jajanan juga seakan melambai agar orang-orang sudi untuk singgah dan mencicipi menu yang mereka jual. Namun, sekali lagi, NC tak peduli, langkahnya makin cepat. Ia juga sedikit menunduk ketika beberapa wanita memperhatikannya. Mereka pasti mengira ia si tak berpemilik sekarang. Humanoid yang berjalan sendiri tanpa pemilik. Jujur itu membuat NC tak nyaman sebenarnya, pemuda itu makin menurunkan kepala, langkahnya juga makin cepat, ia ingin sekali lari jika bisa, namun itu justru akan mengundang lebih banyak perhatian.

Ketika hampir di ujung tikungan, langkah NC mau tak mau harus berhenti saat mendadak ia menabrak seorang gadis. Gadis? Bukan, itu wanita yang sedang hamil.

"Maafkan a..-" NC sontak menghentikan kalimatnya saat melihat siapa wanita yang ia tabrak.

...



THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang