14 DUPLICATE?

190 40 5
                                    

-

Anak itu duduk meringkuk di pojok ruangan. Ruangan kecil berukuran sekitar tiga kali tiga meter yang isinya hanya sebuah ranjang tua dengan kasur tipis, bantal dan selimut. Di langit-langit ruangan, terdapat dua buah kamera pengawas yang dipasang bersebrangan untuk memantau dirinya di bangsal tersebut. Bangsal yang mirip dengan sel tahanan penjara masa lampau.

Red, hampir semua orang di gedung pusat penelitian itu memanggil remaja yang kini bentuk fisiknya lebih mirip anak perempuan tujuh belas tahun itu sebagai Red. Termasuk Nora, si ketua kelompok yang sekaligus memimpin semua project di tempat itu.

Sebenarnya, ada seorang lagi yang bernama sama dengannya, anak yang juga sangat mirip dengannya, seperti kembaran dan bahkan sama-sama tak memiliki gender khusus. Namun, nasib mereka berbeda. Anak itu dibiarkan bebas, berkeliaran ke sana kemari, bahkan ia juga difasilitasi oleh Nora. Dan sekarang, kedengarannya ia sedang membuat ulah dengan si putra Eden.

"Kau sudah gagal. Biarkan dia yang melakukannya sekarang." Kata Nora ketika ia bertanya kenapa ia kini dikurung dalam bangsal, sementara anak itu dibiarkan bebas.

Ia bersikeras setidaknya berikan dia kesempatan, namun, Nora tidak peduli dan justru memasukannya ke sel tersebut. Hanya menunggu waktu sampai dirinya dieksekusi untuk keperluan penelitian oleh tim Nora.

"Aku akan keluar dari sini." Ujar anak itu pada dirinya sendiri sembari memeluk lututnya yang kurus. Sesekali, tangannya menyentuh dan mengusap mata kirinya yang telah lama rusak. Seperti bekas tusukan, seperti ada seseorang yang menusuk bola matanya cukup dalam dulu.

Ia ingat siapa yang melakukan itu, dia NC, si putra Eden, pemuda itu melakukannya di kehidupan sebelumnya. Namun, tak tahu kenapa, untuk saat ini, ia tak merasa dendam sedikit pun pada NC, bahkan ia baru saja membantu pemuda itu untuk keluar dari tempat ini dengan cara menunjukkan atau membuka arah pintu keluar.

Tak lama ketika pikirannya sejenak terfokus pada sosok NC, tiba-tiba, dari luar sel, terdengar suara langkah kaki dari beberapa orang.

Remaja itu melihat ke arah pintu, mungkin petugas yang biasa mengantarkan makanan dan susu. Ia dan remaja-remaja lain yang dikurung di tempat itu, remaja yang juga katanya adalah produk gagal dari hasil eksperimen Red Hawk ketika kelompok itu ingin menciptakan jenis manusia baru seperti Red, biasa diberi makanan dan susu dijam-jam tertentu. Dan saat ini, mungkin waktunya.

Tiga orang remaja yang dikurung di sel sebelah melongok ke celah jeruji. Remaja yang mengalami cacat fisik dan cacat kromosom, satu dari mereka terlihat seperti idiot yang hanya bisa merengek dan berteriak meminta makan. Tapi dua diantaranya tampak seperti remaja normal, yang satu terlihat sebagai anak perempuan, sedangkan yang satu lagi, yang tubuhnya tak bisa menyeimbangkan hormon testosteron dan esterogen, terlihat seperti adrogini dengan kulit sangat pucat dan rambut yang putih.

"Bukan makanan?!" Ujar salah satu dari mereka ketika orang-orang itu rupanya sudah berada di depan pintu sel.

Red, remaja yang disebut Red itu berdiri, memandang ke pintu selnya. Perlahan-lahan, ia mengubah kadar hormon testosteron-nya lebih tinggi ketimbang hormon esterogen-nya, membuat penampilannya kini lebih mirip anak laki-laki ketimbang perempuan, bahkan payudara itu perlahan mengecil.

Orang-orang di luar akhirnya masuk, rupanya itu adalah Nora bersama dua petugas yang bertanggungjawab akan tempat itu.

"Pintumu tak dikunci?" Ujar Nora, masuk dan mendekatinya. "Sepertinya kau cukup ahli membuka tempat ini."

Remaja bermata satu itu melempar sebuah kartu akses yang hanya bisa membuka pintu para tahanan. Seperti masa-masa lampau sebelum manusia lebih menggunakan akses DNA sebagai kunci utama mereka. Dan untuk itu, bocah itupun sudah menyiapkannya.

THE Y 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang