66

3.8K 441 63
                                    

Duduk termenung di dalam jet pribadi milik sang kakak dengan pikiran yang kacau.

Perjalan dua setengah jam terasa sangat lama sekali. Ia tidak sabar untuk menemui seseorang di negeri tirai bambu itu.

Ya, tujuan utama Queen memang kembali ke Indonesia. Hanya saja ada hal yang harus ia lakukan di negara China itu.

Pesawat mendarat dengan selamat. Queen berjalan keluar bandara dan langsung menemukan seseorang yang menjemputnya.

"Lama nunggunya?" Tanya Queen pada perempuan di sampingnya. Mereka berjalan beriringan menuju mobil. Tidak ada orang yang mengenali Queen karena ia berdandan layaknya masyarakat biasa dan hanya bermodalkan masker dan topi sebagai penyamaran.

"Lumayan," sahut orang itu. "Sekarang kita kemana?" Tanyanya.

"Terserah, Ke hotel deket rumah lo aja."

Setelah menyelesaikan kalimatnya, keheningan pun melanda keduanya. Suasana canggung pun tiba-tiba tercipta begitu saja.

Mereka sampai di salah satu hotel di daerah Shanghai. Mereka langsung melakukan check in dan masuk ke kamar.

Tidak banyak barang yang di bawa oleh Queen, hanya tas berukuran sedang yang berisi dompet, ponsel, charger, make up, dan obat-obatan.

Setelah melakukan pelarian tempo hari ke Paris, Queen jadi merasa lebih nyaman bepergian tanpa membawa banyak barang. Urusan pakaian dan sebagainya biarlah di beli di tempat tujuan.

"Seharusnya lo gak usah repot-repot kesini. Tanpa lo minta pun gue pasti bakal bantu," kata perempuan itu. Keduanya kini duduk di sofa yang berada di balkon.

"Anggap aja sebagai formalitas dari gue yang minta bantuan. Sekalian mau liat perkembangan usaha lo," sahut Queen.

Perempuan itu menatap Queen lekat.

"Kenapa lo baik banget?" Tanyanya tiba-tiba.

Queen merotasikan matanya malas. "Udah berapa kali lo tanya pertanyaan itu dari dulu? Anggap aja gue malaikat yang diturunkan tuhan buat nolong orang banyak dosa kaya lo."

Kini giliran perempuan itu yang merotasikan matanya.

"Btw, gue manggil lo apa? Selama ini gue gak pernah manggil lo pake nama. Haruskah gue panggil anying?" Tanya Queen beruntun.

Perempuan itu menaikan sebelah alisnya. "Ya emang kenapa sama nama anying?"

Queen meringis. "Lo gak akan tahu dan lebih baik gak tahu."

"Panggil gue Jian aja, di ambil dari kata Jianying, Lan Jianying.

Queen mengangguk setuju.

Pikirannya berkelana ke masa lalu. Masa lalu yang merubah status antara dirinya dengan Lan Jianying yang tadinya bermusan menjadi teman? Mungkin tidak bisa di sebut teman, mereka hanya dekat seperlunya.

Flashback on

Queen yang baru saja sembuh dari sakitnya kini sedang berada di kantor polisi. Bukan untuk memberikan kesaksian atau semacamnya, ia datang untuk menemui rekan sesama trainee nya.

Queen duduk di kursi yang di siapkan khusus untuk tamu yang datang menjenguk. Tidak lama datanglah sosok yang ia tunggu, Lan Jianying.

"Mau ngapain lo kesini?" Tanya Lan Jianying dengan intonasi meninggi. Ia di dudukan oleh petugas di hadapan Queen dengan tangan di borgol.

"Gue cuma mau liat keadaan lo sekaligus memberikan penawaran ulang," balas Queen dengan tenang.

"Penawaran?" Tanya Lan Jianying bingung. 

THE QUEEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang