Chapter 34

9.6K 1.3K 122
                                    

"Rell, Rell. Tunggu, Rell..." Panggil Jarrel mengejar adiknya itu.

Brak

Ia menahan pintu kamar Airell yang hendak di buka oleh gadis itu, Jarrel menunduk dengan posisi mengungkung Airell dibawahnya. Hening, dalam beberapa detik tidak ada suara yang terisi. Hanya keterdiaman yang dikunci oleh masing-masing.

"Lo, kenapa?" Tanya Jarrel rendah, bingung, dan sedikit frustasi. Sejak pulang kemarin adiknya itu terlihat berubah, Airell menghindarinya, jelas sekali Jarrel menyadari itu.

"Minggir kak! Gue mau masuk," Titah Airell dingin.

"Airell, lo kenapa sih..." Nada Jarrel semakin lemah.

Di detik yang sama Airell berbalik, tangannya melayang cepat menampar pipi Jarrel.

Plak!

Sangat kuat, suaranya terdengar keras bahkan menggema disepanjang lorong kamar gadis itu.

Jarrel sendiri terdiam membisu seraya memegangi sebelah pipinya dengan rasa tidak percaya, mata cowok itu sedikit melebar, shock. Rasa sakitnya tidak seberapa, namun perasaan tidak nyaman yang timbul di hati Jarrel membuatnya menghawatirkan Airell; takut jika gadis itu marah padanya.

Dan apa yang Jarrel dapatkan barusan, adalah sebab dari pada tindakan yang Airell lakukan.

"G-gue ada salah sama lo? Kenapa? Lo marah gara-gara apa, Rell? Ayo tampar gue lagi, pukul gue Rell. Ayo, terus. Sampai lo puas, sampai rasa kesel lo hilang, gapapa Rell asal setelah itu lo berhenti marah sama gue." Ucap Jarrel beruntun, menarik kedua tangan Airell kemudian cowok itu meletakkannya dikedua pipi; menyuruh Airell untuk menamparnya kembali.

"Bastard!" Desis Airell manarik paksa tangannya, menatap Jarrel begitu sengit. Bayangan wajahnya kembali terputar di dalam memori Airell, dada gadis itu sesak; ia tak menyangka jika Jarrel berniat melakukan hal sekeji itu.

"Jauh-jauh lo! Males gue liat muka lo Jarrel, pergi!" Usir Airell kemudian masuk kedalam kamarnya dan menutup dengan keras.

BRAK!

"Akh, sial!" Umpat Jarrel kemudian menghantam kuat dinding disebelah pintu kamar Airell dengan kepalan tangannya, cowok itu cepat-cepat mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang untuk menyetujui tawarannya beberapa waktu lalu.

Jarrel Lorico V
Gue setuju

Setelah itu Jarrel bergegas pergi keluar rumah tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu. Sementara didalam kamar Airell, gadis itu tengah menghela nafasnya didepan wastafel, menatap cermin besar yang memantulkan dirinya saat ini.

Otak Airell terputar pada kejadian tadi malam; saat ia dan Albar mengunjungi sebuah panti asuhan.

Flashback on.

"Bar, ini anaknya!" Airell menggoyang tubuh Albar heboh, cowok itu pun ikut tercengang. Memperhatikan lebih jelas lagi dan setelahnya memang Albar yakin jika bayi laki-laki itu mirip dengan Jarrel- antagonis pria yang juga merupakan kakak tiri Airell.

"Apa ini termasuk plot twist?" Gumam Albar.

Airell menggeleng, "Bukan, kelahiran bayi ini terjadi dibelakang panggung. Tanpa perubahan novel pun, diversi asli bayi ini tetap bakal terlahir sebagai anak Jarrel dan Teresa."

Albar mengangguk kecil, mulai memahami asal usul bayi di depan mereka saat ini yang penuh perjuangan untuk menemukannya. Pukul 11.23, sudah hampir tengah malam sejak Airell mendatangi apartemennya dan menyeret Albar ke dalam mobil. Gadis itu mengatakan ingin di bantu mencari sesuatu, Albar kira Airell ingin mencari sate atau gadis itu lapar.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang