PLAK!
"BASTARD!"
Airell memandang tajam pada Aiden yang barusan ditamparnya, kepala cowok itu masih tertoleh kesamping. Meresapi rasa penas yang menjalar di pipinya akibat kemarahan Airell di lorong sekolah pagi ini, gadis itu tiba-tiba datang; menghadang Aiden, dan memberikannya lima cap jari dengan bentakan berupa makian yang Aiden ketahui penyebabnya.
"Lo sialan Aiden! Lo ga tepatin janji! Benci, gue benci banget sama lo..." Airell memukuli kuat dada Aiden, membuat cowok itu menahan kedua tangannya dan menyudutkan tubuh Airell ke dinding. Menatap gadis itu dengan pandangan rendah, ekspresinya hanya datar sambil menghembuskan nafas pelan sebelum menjelaskan semuanya pada Airell.
"Maaf..." Kata pertama yang keluar dari bibir Aiden.
Airell menggeretakkan giginya geram, ingin rasanya dia menjambak rambut Aiden sampai rontok dan menjedotkan kepalanya ke dinding agar cowok itu bisa sadar dengan kelalaiannya.
"Gue harus nemenin adik gue malam itu Airell, gue ga tau novelnya bakal tamat secepat ini."
"TAPI ITU TUGAS LO AIDEN, ITU KEWAJIBAN LO SEBAGAI PEMERAN UTAMA PRIANYA!" Bentak Airell.
"I know, sorry Airell..." Aiden menatap lekat gadis itu, tatapannya sangat dalam justru membuat Airell muak dan menghempaskan kedua tangan Aiden yang memegang pergelangannya.
"Gara-gara lo, gue kehilangan dia lagi."
"Galen? Menurut novel, itu emang udah tugasnya untuk menyelamatkan pemeran utama wanita, walaupun alurnya ga berubah Galen bakal tetap mati demi Key."
Airell terdiam sambil memandang Aiden dengan nanar, memang benar garis besarnya akan tetap terjadi. Tapi seharusnya bagian itu sudah terlewati, dan di versi novel yang baru selesai mereka jalani alurnya sudah berubah. Aiden lah yang bertugas untuk menutup cerita bersama Airell, karena mereka berdua pemeran utamanya.
Namun, semuanya jadi berantakan. Airell sudah berusaha untuk mencegah scene kematian, agar tidak ada nyawa yang menjadi korban sampai endingnya selesai. Tapi sekuat apapun usahanya, sistem tidak akan membiarkan Airell memegang kendali. Dan semua ini karena pengorbanan Kenzo yang sangat besar, ia rela mengorbankan nyawa keduanya agar Airell tetap hidup sampai novel ini selesai.
"Airell... Makasih udah membebaskan kita semua," Bisik Aiden pelan.
Gadis itu melayangkan tatapan remeh, namun bibirnya tersenyum getir mendengar kalimat yang dibisikkan Aiden. "Gue terlalu berusaha keras selama ini, tapi pada akhirnya gue juga yang ga dapat apa-apa. Malah gue kembali runtuh dibawah atap yang sama, gue terlalu naif Aiden..."
***
"Arghhhh... Anak sialan, apa yang terjadi ini? Kenapa kartu kredit ku tidak bisa digunakan!!!" Teriak Becca kesal, wanita itu bangkit dari singgasananya di sofa ruang tengah lalu berjalan menuju kamar Key di lantai dua.
Brak
"KEY! SINI KAMU!"
Key langsung muncul mendengar namanya dipanggil keras dengan nada yang tidak ada lembutnya, tatapan gadis itu datar melihat kedatangan sang mamah dengan wajah yang tak bersahabat.
"Ada perlu apa, mah?" Tanya Key tanpa basa-basi, malas berhadapan dengan Becca terlalu lama.
"Kamu! Pasti kamu kan yang menyuruh Graha memblokir semua kartu kredit saya!" Tuding Becca sambil menatap tajam pada putrinya.
Lantas Key menarik senyum miring, menatap menantang seolah telah menunjukkan perlawanannya, setelah sekian lama berada dibawah tekanan Becca.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]
FantasíaTERBIT!!! TERSEDIA DI SHOPPE DAN TOKOPED @Olympian Sidoarjo [ INCOMPLETE ] FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! Konten terasa sensitif bagi beberapa orang, menggunakan mental baja, siap? Plagiator, diem deh! Jangan cari masalah! ______________ Racia Vernatt...