Saat ini Airell tengah berdiri didepan gerbang sekolah, menatap lurus— diseberang sana ada Fam yang menunggu di atas motornya. Albar kemudian muncul dengan helm yang sudah terpasang di kepala cowok itu, Airell pun naik ke atas motor Albar. Lalu mereka melesat bersama Fam yang memimpin jalan.
Sesampainya di sebuah rumah minimalis berlantai dua, Fam turun dari motornya dan membuka gerbang agar mereka bisa masuk kedalam. Ketiganya langsung aja menuju kamar Fam di lantai dua. Albar sudah menghubunginya pagi tadi, Fam setuju untuk memberitahukan Airell segalanya tentang novel ciptaannya yang berhasil hidup secara nyata.
Fam membawa laptopnya menuju sofa dimana mereka duduk, meletakkan di atas meja dan menunjukkan naskah yang sudah berhasil ia tamat kan seminggu yang lalu.
"Gue ga bisa merubah apapun Cia, saat itu gue dikendalikan sistem dan nyawa gue dipertaruhkan. Kalau gue tetap merubah garis besarnya, gue bakal mati dan semua tokoh novelnya lenyap termasuk kalian." Ucap Fam, Airell meliriknya seperti kurang setuju. Ada yang mengganjal di hati gadis itu, sesuatu yang lagi-lagi membuatnya tidak bisa terima dengan ending novel.
"Garis besar? Kalau gitu kenapa gue bisa jadi pemeran utama wanitanya? Terus gue ga mati seperti naskah asli yang lo tulis Fano."
"Karena peran tokoh novel sudah berubah Racia, lo ga sadar? Semua ini karena lo, jiwa lo berpengaruh sangat besar mengobrak-abrik alur novelnya."
"Kenapa lo jadi nyalahin gue?!" Protes Airell tidak terima, alisnya menungkik tak nyaman sambil menatap Fam dengan tajam.
Famdha, singkatan dari Fano Mans Dharatja. Fano mengambil awalan namanya dari tiga kata; Fa— dari Fano, M— dari Mans, dan Dha— dari Dharatja. Aslinya cowok itu berusia sama seperti Dristan; di kehidupan nyata keduanya bersahabat. Suatu hari karya tulis Fano mendadak terkenal hingga terjual sebanyak ribuan eksemplar. Dia tidak pernah mengira hal itu justru mendatangkan malapetaka, novelnya tiba-tiba hidup. Jiwa Fano sempat tertarik saat ia membuka ulang naskahnya dan entah bagaimana novel itu dimulai dari awal, dengan munculnya perubahan-perubahan kecil.
Fano pikir itu mungkin karena kejadiannya terjadi secara nyata, naskah yang ditulisnya hanya menjelaskan saat bagian novelnya berlangsung saja. Sementara ketika novel itu hidup, tentu akan ada dimana kejadian belakang panggung terjadi dan mulai bermunculan dengan sebelumnya yang tidak terungkap.
Namun semenjak kedatangan jiwa Racia, perubahan terjadi secara besar-besaran. Hingga peran para tokohnya berganti, Fano sangat shock saat mengetahui hal tersebut. Ini sudah melawan hukum sistem, yang mana semenjak itu pun sistem novel ini semakin meraja rela menggerakkan mereka semua seperti boneka.
Fano tau jika Racia pada awalnya bisa sampai disini karena Kenzo, satu permintaan cowok itu berhasil membuat jiwa Racia tertarik yang pertama sekali gadis itu kira hanya sebatas omongan iseng yang dikabulkan tuhan. Nyatanya keajaiban benar-benar terjadi, semuanya berasal dari otak Fano yang menyusun cerita sedemikian rupa. Namun, untuk endingnya Fano tidak bisa berbuat apa-apa karena berada dibawah kendali sistem.
"Gue ga menyalahkan lo Cia, gue justru merasa bersalah sama jiwa lo..." Ucap Fam menatap Airell penuh arti.
"Maksudnya? Well Fano, jangan buat gue tambah bingung!"
"Nyatanya, semua itu terjadi bukan tanpa sebab. Jiwa lo yang berpengaruh sangat besar dalam novel punya alasan yang kuat Racia,"
"Fano please, to the point... Gue udah berpikir, jadi stop buat gue mikir."
"Novel ini kekurangan bagiannya saat awal hidup, ada salah satu jiwa dari tokoh didalam novel ini yang berhasil keluar melintasi perjalanan waktu menuju dunia nyata. Jiwa itu adalah lo Racia, atau lebih tepatnya Airell..."
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]
FantasiTERBIT!!! TERSEDIA DI SHOPPE DAN TOKOPED @Olympian Sidoarjo [ INCOMPLETE ] FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! Konten terasa sensitif bagi beberapa orang, menggunakan mental baja, siap? Plagiator, diem deh! Jangan cari masalah! ______________ Racia Vernatt...