Chapter 20

19.7K 2.4K 135
                                    

Jarrel dengan segera melepas helmnya, lalu turun dari motor. Cowok itu berlari mengejar Airell yang menaiki undakan tangga untuk mencapai pintu masuk utama, sebelum Airell masuk kedalam Jarrel lebih dulu menarik tangannya dan menghentikan langkah gadis itu.

Jarrel memperhatikan penampilan Airell, mengendus parfum cowok dari tubuhnya. Rahang Jarrel langsung mengetat mengetahui itu semua berasal dari cowok yang keluar bersama Airell di lobby apartment tadi.

Sebenarnya apa yang telah mereka lakukan?

Otak Jarrel tak bisa berpikir dengan jernih sekarang ini, hanya dipenuhi dugaan-dugaan jelek tentang adiknya.

"Lo dari mana Airell? Kenapa pakai baju cowok?" Tanya Jarrel sarkas.

Airell cukup kaget mendengar nada bicara kakaknya yang tak seperti biasa; lembut, penuh kasih sayang. Dia tak pernah mendengar Jarrel seperti ini, pantas saja Airell tak biasa.

"Masalah buat lo? Kepo banget sih kak, terserah gue dong." Balas Airell dengan sedikit kesal.

Seketika Jarrel menyunggingkan senyum sinis, menyekap kedua tangannya di dada dan menatap Airell dari atas hingga bawah; membuat adiknya itu semakin dongkol dengan apa yang Jarrel lakukan.

Namun, ucapan cowok itu selanjutnya mampu menaikkan emosi Airell ke tingkat yang lebih tinggi.

"Dari siang di apartment cowok, sampai malam. Gue ngawasin lo Airell! Jangan terlalu murah lempar diri ke semua cowok."

Plak

"Anjing lo!" Maki Airell dengan nafas memburu, matanya menatap dingin pada Jarrel. Kecewa berat dengan ucapan sang kakak barusan, oh! Jadi Jarrel membuntutinya seharian ini? Kakaknya mengira Airell ke sana untuk melakukan hal yang menjijikkan?

Dugh

"Ini buat lo yang kepoan buntutin gue!" Setelah menendang tulang kering cowok itu Airell masuk kedalam rumah dengan rasa kesalnya.

Jarrel sendiri terdiam, masih merasakan panas yang berada disekitar pipinya. Belum lagi, tendangan Airell tadi cukup kerasa. Cowok itu meringis pelan, sial! Dia kelepasan tadi, mulut brengseknya ini telah mengatakan hal yang menyakiti Airell.

"Arghhh!!! Airell, gue ga rela lo jadi milik orang lain."

***

Didalam kamar bernuansa biru; seorang gadis dengan memakai piyama bermotif awan berjalan mondar-mandir di ruangan tersebut. Sambil meraup kasar rambutnya dengan kedua tangan, mata gadis itu melotot.

Bingung; cemas, takut, dan kesal. Semuanya bercampur menjadi satu— mengaduk perasaannya, ia segera meraih sebuah buku yang diletakkannya di atas ranjang. Menatap dengan risau; tadi, siang tadi di sana scene-nya sudah tertulis.

Tapi begitu ia lihat malam ini, lembaran itu kembali kosong.

Apa yang terjadi?

Membalik lembaran ke awal, mata gadis itu bergetar marah melihat tokoh-tokohnya sudah diganti. Sial!

Kenapa sistem merubahnya?

Apa dia melakukan kesalahan?

Dia sudah berusaha merebut peran itu kembali, tapi tetap saja. Airell— ah! Gara-gara gadis itu, seharusnya dia antagonis di sini. Tapi kini, semuanya berubah menjadi tak terduga, posisinya turun drastis dari tokoh terpenting menjadi sama-sekali tak memiliki peran.

"Airell sialan! Takdir lo itu mati, lo antagonisnya. Posisi itu seharusnya milik gue!"

***

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang