Chapter 29

13.5K 1.8K 82
                                    

Cahaya matahari sore menyinari seorang gadis berseragam SMA yang tengah berjongkok dipinggir danau sambil mengelus sayap angsa, dia begitu menyukainya. Setiap bulu-bulu putih di sayap angsa, sangat indah bila mengepak lebar.

Siapa lagi itu, gadis penyuka angsa yang meminta datang ke danau sejak terakhir kali Galen mengajaknya kemari.

"Lo ga penasaran kenapa gue suka banget angsa?" Tanya Airell menatap Galen yang berdiri disampingnya sambil melipat kedua tangan di dada.

Cowok itu menggeleng singkat, membuat Airell tertarik untuk menjelaskannya. Tidak apa, biar dia buat Galen mengetahui alasan dibalik Airell yang menyukai angsa; sebenarnya ini Racia, jiwanya yang memasuki salah satu tokoh novel Sweet Chocolate.

"Angsa melambangkan kesucian, kesetiaan, dan simbol cinta sejati. Bulu putihnya berarti suci, angsa adalah hewan yang perilaku kawinnya monogami. Seumur hidupnya, angsa hanya memilih satu pasangan saja. Mereka hewan yang keberadaannya terlalu alami, tapi begitu banyak pelajaran berharga dan bermakna dalam; dari angsa."

Galen menatap Airell yang menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga sambil sebelah tangannya tetap mengelus bulu angsa, dalam keterdiamannya Galen setia mendengarkan Airell yang berbicara. Bibir gadis itu melengkung membentuk sebuah senyuman yang sangat Galen sukai, ia selalu berharap dapat melihat senyum manis Airell setiap hari.

"Mau dengerin, pengalaman gue tentang angsa ga?" Galen hanya tetap diam, Airell kembali bercerita. Bagaimanapun cowok itu tetap mendengarkan celotehan pacarnya, menikmati setiap ekspresi Airell yang kadang tersenyum, terkekeh kecil sendiri dengan ceritanya itu.

"Lo tau? Dulu tuh, pas SD gue pulang jalan kaki. Terus di sepanjang jalan gue ketemu angsa, mungkin angsanya agak berbeda dari yang lain. Dia lumayan galak, waktu gue deketin angsanya malah balik ngejar gue Gal. Gue lari kencang-kencang sampai jatuh kedalam selokan hahaha..." Airell tertawa geli menceritakan kenangan masa SD Racia dulu.

Galen tersenyum tipis, mengacak gemas puncak kepala gadis itu hingga membuat rambutnya berantakan.

"Terus, gapapa?" Tanya Galen.

"Lutut gue berdarah, eh angsanya malah pergi gitu aja. Ya, gue nangis disepanjang jalan." Lanjut Airell membuat pacarnya itu menggeleng kepala.

"Tapi gue ga pernah takut sama angsa, justru dari sana gue semakin suka sama hewan berbulu putih ini." Airell mengambil bungkus roti gandum disampingnya, memberikannya pada angsa sedikit. "Angsa putih, gue sama Galen pulang dulu ya. Udah sore, besok-besok kita kemari lagi. Iya, kan, Gal?" Tanya Airell menengadahkan kepalanya menatap Galen, cowok itu langsung mengangguk lalu mengulurkan tangannya pada Airell.

Keduanya berjalan keluar dari tempat wisata itu, diawasi oleh sepasang mata tajam yang berdiri di sebalik pohon pinus. Sejak tadi ia memperhatikan sepasang kekasih tersebut, dengan tatapan rumitnya entah apa yang sedang ia pikirkan.

Yang pasti, ia kurang menyukai kedekatan dari pasangan itu.

***

Di sebuah cafe yang terletak di sudut kota Jakarta, tempat yang dijadikan basecamp bagi anak-anak BATI NUSA. Cafe itu milik Almon, biasanya keempat cowok most wanted BATI NUSA itu selalu nongkrong menghabiskan waktu mereka di sana.

Motor sport berwarna putih baru saja terparkir di depan cafe, membuka helmnya lalu Fam turun dan langsung melangkah masuk di mana teman-temannya sudah berkumpul.

"Jarrel mana?" Tanya Fam pada yang lain.

"Tau, tuh anak semenjak punya adik sibuk ngurusin Airell. Jarang kemari," Jawab Candra.

CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang