Plak
Adegan itu... Terjadi juga.
Tidak bisa mengelak.
Airell baru saja menerima tamparan keras disebelah pipinya, masih dengan mata terpejam, Airell menghembuskan nafas kasar. Sedangkan diruang BK itu, suasana semakin tegang karna kemarahan ibu Key— nyonya Wanson datang sendiri ke sekolah putrinya begitu mendengar kabar buruk tentang keadaan Key.
Dan informasi yang dia terima, gadis dihadapannya sekarang adalah pelaku yang menyebabkan sang anak dibully hanya gara-gara kecemburuan putrinya bisa masuk team cheerleader dan ditetapkan sebagai ketuanya di sana.
"Kalah saing, huh?!" Dengus Becca— ibu Key, sang protagonis.
Galen langsung maju menghalangi Becca dari Airell, "Tante, kita bisa menyelesaikan dengan kepala dingin. Tolong jangan menggunakan kekerasan apalagi di wilayah sekolah, pihak sekolah pasti akan memproses masalah ini. Jadi, saya minta tante jangan main hakim sendiri."
"Bukankah itu setimpal? Anak saya bahkan mendapat jauh lebih dari tamparan itu, masih tidak ada apa-apanya untuk 'dia." Sinis Becca.
Galen menghela nafasnya, begitu Bu Widya— guru BK kembali memasuki ruangan itu bersama Brahyuda, Becca langsung kembali duduk di tempatnya.
Brahyuda sendiri segera memeluk putrinya yang hanya menunduk. Airell tak dapat melakukan apapun, dia tidak bisa melawan dan mengeluarkan pembelaan saat ini mengingatkan pesan Albar.
Jangan bertindak gegabah Airell, tetap diam, sampai adegan selesai.
Adegan yang Albar maksud, apakah adegan novel? Airell curiga cowok itu mengetahui sesuatu, dan sepertinya memang benar, Albar pasti sudah sadar jika dia hidup di dunia novel. Untuk saat ini, Airell hanya dapat mengikuti perintah Albar karna itu akan membuat dia aman seperti sebelumnya.
"Saya mau, anak itu di skorsing!"
Brahyuda langsung mengangkat kepala melihat wali siswi yang dibully oleh putrinya— begitu dari informasi yang Brahyuda dapat. Pria itu sempat menegang beberapa detik, kaget; namun Brahyuda mencoba bersikap normal. Dia harus profesional menyelesaikan masalah putrinya sekarang.
"Silahkan, jika putri saya terbukti bersalah." Kata Brahyuda lugas.
"Maksud anda?" Becca menatap Brahyuda tersinggung, sudah jelas 'kan. Ada kesaksiannya jika Airell membully Key, hanya saja tidak secara langsung, orang yang disuruh bahkan sudah mengaku.
Diam-diam seorang siswi yang berdiri di sudut ruangan tersenyum licik, dia sangat puas waktu mendengar suara tamparan, dan melihat sendiri gadis yang dulunya begitu angkuh dan sering merendahkan Teresa dibawah kakinya dapat ia jebak sekarang. Airell telah masuk ke dalam perangkapnya.
Mati lo Airell! Haha.
"Saya yakin, Airell tidak bersalah. Saya memang mengenal watak putri saya, tapi Airell adalah anak yang jujur. Dia akan mengakui semua perbuatannya,"
"Saya ga bully Key, bu!" Tegas Airell pada Bu Widya.
"Baik, sekarang kita dengarkan kesaksian dari Teresa dulu. Tere, maju kamu." Titah Bu Widya.
Siswi berpakaian super ketat dengan bibir yang merah merona itu maju, dengan percaya diri Teresa berjalan melenggak-lenggokkan tubuhnya dan berhenti di samping Galen. Ia sengaja merapatkan diri pada cowok itu, berharap dengan tubuh seksinya ini akan memikat Galen.
Tapi sayang sekali Galen bukan tipe laki-laki bermata keranjang, dia sadar dengan apa yang gadis itu lakukan namun Galen tidak mudah tergoda, bahkan melirik Teresa pun tidak ia lakukan. Baginya attitude seseorang nomor satu, terutama itu seorang perempuan. Galen segera berpindah dari Teresa yang dianggapnya virus, sehingga Galen harus menjauh agar tak terinfeksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHARACTER NOVEL? I'm? [TERBIT!]
FantasyTERBIT!!! TERSEDIA DI SHOPPE DAN TOKOPED @Olympian Sidoarjo [ INCOMPLETE ] FOLLOW ME, TERLEBIH DAHULU! Konten terasa sensitif bagi beberapa orang, menggunakan mental baja, siap? Plagiator, diem deh! Jangan cari masalah! ______________ Racia Vernatt...